Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Kultura

Membaca dan Merenungi Selasa Bersama Morrie

Ahmad Wahyu Rizkiawan by Ahmad Wahyu Rizkiawan
October 22, 2019
in Kultura
Membaca dan Merenungi Selasa Bersama Morrie
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Saya jenis pembaca yang sulit memahami buku motivasi secara vulgar. Namun, meski banyak yang menganggap Selasa Bersama Morrie sebagai novel motivasi, saya cukup mudah menerima dan memahaminya.

Sepintas, Selasa Bersama Morrie memang mirip Chicken Soup for The Soul-nya Jack Canfield. Namun, perbedaannya tampak jelas. Sebab, ia ditulis bergaya novel fiksi dengan pesan moral yang samar dan tak menggurui.

Selasa Bersama Morrie merupakan novel pertama Mitch Albom — seorang mantan musisi profesional sekaligus jurnalis dan kolumnis olahraga handal yang tulisan-tulisannya dimuat di Detroit Free Press.

Nabs, novel karya Mitch Albom ini rilis pada 1997 silam. Respon pembacanya pun luar biasa besar hingga menjadikan buku ini berstatus Best Seller. Bahkan, dua tahun berikutnya, tepatnya pada 1999, sebuah film adaptasi dari buku ini pun dibikin.

Selasa Bersama Morrie berkisah tentang pertemuan-pertemuan si penulis, Mitch Albom, dengan sosok bernama Morrie Schwartz. Morrie merupakan dosen sosiologi emiritus di Brandeis University, Massachusetts. Sedangkan Mitch Albom adalah mantan mahasiswanya.

Dalam novel ini, Mitch Albom, si penulis, berkutat dan selalu disibukkan dengan pekerjaan sebagai penulis di surat kabar dan majalah olahraga. Ia terlalu sibuk mengejar materi dan sama sekali tak tahu kalau dosen kesayangannya sedang diambang batas hidupnya akibat penyakit bernama Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).

Hingga suatu malam, dia mendengar nama Morrie disebut di televisi. Barulah Mitch berupaya meluangkan waktu demi mengunjungi dosennya itu lagi. Sejak saat itu, setiap hari Selasa, kedua orang yang 16 tahun putus hubungan itu, saling bertemu untuk membicarakan banyak hal tentang kehidupan.

Iya, hampir setiap hari Selasa — 14 Minggu sebelum kematian Morrie — Mitch selalu bertemu untuk mendengar kisah-kisah tentang kehidupan dari Morrie. Buku ini dibangun berdasar perjumpaan-perjumpaan sang penulis bersama Morrie Schwartz, setiap hari Selasa yang berisi pembicaraan-pembicaraan mengenai makna hidup.

Morrie yang hidupnya sudah di ambang batas, tentu tak tiba-tiba menjadi sosok tegar begitu saja. Awalnya, dia bersedih. Tapi, ketika suatu hari dia menyadari bahwa dunia akan tetap bergerak meski dia terjatuh, Morrie pun berpikir apa yang harus dia lakukan untuk sisa hidupnya itu.

Ia tahu ALS tidak ada obatnya. Ia tahu umurnya sebentar lagi habis. Ia tahu harapan sembuh untuk bisa kembali berdiri, berdansa, berkeliling komplek rumah menikmati suasana pagi sudah tiada lagi. Namun Morrie tetap bahagia.

Ini yang membuat penulis, Mitch Albom, perlahan mampu mengubah sifat buruknya. Dari yang sebelumnya selalu kemaruk dan dibingungkan materi, menjadi sosok yang suka merenung dan mengingat nikmat-nikmat kecil.

Buku berjudul asli Tuesday With Morrie ini, sebenarnya hanya menggambarkan kehidupan kita sehari-hari. Kita yang seringkali lupa dengan apa yang sesungguhnya kita cari.

Kita yang terlalu sibuk mengejar sesuatu yang belum kita miliki, dan selalu abai pada apa yang telah kita dapat dan miliki. Kita yang menilai keberhasilan dari segi kekayaan, jabatan, status sosial dan hal-hal materi lainnya.

Sehingga pada akhirnya, kita menjadi sosok yang, oleh Morrie, disebut  sebagai orang-orang yang hidup tapi seperti orang mati. Hidup hanya seperti robot.

Hidup dalam pandangan Morrie tidak dinilai dari seberapa kaya kita atau seberapa tinggi jabatan kita atau seberapa penting status sosial kita.

Hidup yang bermakna, katanya, ketika kita sudah bisa memberikan sesuatu bagi orang lain, bagi lingkungan, dan bagi masyarakat luas. Karena hanya dengan itu, hidup lebih berarti.

Meski bergenre nonfiksi semi biografi dan berdasar kisah nyata, buku setebal 209 halaman ini sangat enak dibaca karena ditulis dengan gaya fiksi. Buku ini sangat bagus dibaca untuk memicu kepekaan merenung dan bersyukur.

Saya kira, Selasa Bersama Morrie akan membawa pembaca tersentuh dan merenung tentang kehidupan yang sudah dijalani selama ini, dengan cara yang, sungguh tidak menggurui.

Tags: Mitch AlbomSelasa Bersama Morrie

BERITA MENARIK LAINNYA

Menengok Kehidupan Londo Ireng di Zaman Kolonialisme Belanda
Kultura

Menengok Kehidupan Londo Ireng di Zaman Kolonialisme Belanda

January 25, 2021
Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?
Kultura

Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?

January 15, 2021
Koidahan dan Budaya Diskusi Ansor Kota Bojonegoro
Kultura

Koidahan dan Budaya Diskusi Ansor Kota Bojonegoro

January 14, 2021

REKOMENDASI

Menengok Kehidupan Londo Ireng di Zaman Kolonialisme Belanda

Menengok Kehidupan Londo Ireng di Zaman Kolonialisme Belanda

January 25, 2021
Catatan Ekspedisi Banjir Bandang Bojonegoro

Catatan Ekspedisi Banjir Bandang Bojonegoro

January 24, 2021
Perempuan 23 Januari dan Ingatan yang Terus Menghantui 

Perempuan 23 Januari dan Ingatan yang Terus Menghantui 

January 23, 2021
Writing Tresna Jalaran Seka Kulina

Writing Tresna Jalaran Seka Kulina

January 23, 2021
Daftar Makhluk Tercepat di Dunia dan Apa Signifikansinya Buat Hidupmu

Daftar Makhluk Tercepat di Dunia dan Apa Signifikansinya Buat Hidupmu

January 22, 2021
Penemuan Gunung Vulkanik dan Potensi Mencairnya Ratusan Gunung Es Raksasa

Penemuan Gunung Vulkanik dan Potensi Mencairnya Ratusan Gunung Es Raksasa

January 21, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved