Kolom komentar media sosial tidak bisa menghindari kalimat negatif. Ini merupakan bentuk cyber bullying. Berbagai pendapat selalu menghiasi kolom komentar. Terlebih pada akun milik orang terkenal. Dibaca atau tidak, itu tergantung sikap pemilik akun.
Bullying termasuk masalah serius. Perundungan mampu menghilangkan rasa percaya diri seseorang. Perlakuan buruk ini juga pernah dialami seorang youtuber bernama Jerome Polin Sijabat. Pemilik channel Mantappu Jiwa tersebut juga sempat mengalami bully di kehidupan nyata.
Jerome terkenal dengan kelucuannya yang garing. Banyak komentar dilesatkan kepadanya. Namun, dia tetap cuek, seperti tidak terpengaruh. Itu karena dia merasa penuh percaya diri. Kuncinya adalah menerima diri dan tampil apa adanya.
“Kalau aku gak nerima diriku, pasti aku akan jadi ga pede dan gampang tersinggung, mantap jiwa,” tulis Jerome melalui akun twitternya @JeromePolin (7/11/2019).
Selama ini, Jerome selalu tampil percaya diri. Itu karena dia tidak begitu peduli dengan komentar warganet. Maksudnya, tidak peduli dengan komentar yang negatif. Terlebih ketika seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain. Dia mengangap semua orang punya kelebihan masing-masing.
“Jadi, gaperlu bandingin diri kita dengan orang lain karena… ya manusia ga ada yang sama. Semua punya kelebihan dan kekurangannya masing2,” lanjutnya.
Mahasiswa jurusan Matematika Terapan di Waseda University itu begitu percaya diri. Dia selalu tersenyum dan banyak tingkah hingga terbilang aneh. Namun, dia tidak perduli. Selama itu membuat bahagia dan tidak mengganggu orang lain. Menurutnya, diri sendiri yang menentukan kebahagiaan. Bukan orang lain.
“Jangan biarkan orang lain menentukan kebahagiaan kita,” pesan dia melalui cuitan.
Saat masih kecil, Jerome sempat dipanggil dengan sapaan ‘monyet’ atau ‘hitam’. Itu karena kulit yang lebih gelap dibanding temannya. Dia berada di sekolah dengan mayoritas siswa chinese saat SD dan SMP. Itu membuat dia merasa minder dan protes ke papa-mamanya.
Namun, menurut papa-mamanya, menjadi percaya diri bukan karena penampilan. Tentu saja setiap orang akan berkomentar. Baik positif atau negatif. Namun, yang terpenting adalah manfaat bagi orang lain. Selama mampu bermanfaat, itu yang menjadi berkat. Hal tersebut membuat dia mengubah jalan pikirannya.
“Jangan taruh harga dirimu hanya pada pakaian yang kamu pakai, penampilanmu, kekayaan, dll. Tapi apa yang bisa kamu lakukan, apa yang bisa kamu bagikan ke orang lain, jadi berkat,” kata ibunya yang dituliskan melalui cuitan akun twitternya.
Dari situ, pikirannya lebih terbuka. Dia tidak lagi merasa minder dan semakin percaya diri. Jerome beranggapan bahwa orang keren bukan yang bisa mempunyai ini dan itu. Orang keren adalah yang bisa melakukan banyak hal untuk sesama.
“Manusia paling keren adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya. Mantap,” lanjutnya.
Jerome meyimpulkan bahwa percaya diri itu penting. Membangun rasa percaya diri ditentukan melalui cara berpikir (mindset). Jika seseorang percaya terhadap diri sendiri, maka orang akan lebih bersyukur.
“Yah.. kesimpulannya, semua ditentukan oleh mindset kita. Choose the right mindset, love and accept ourselves, maka dari situlah kita bisa menjadi lebih bersyukur dan percaya diri,” pungkasnya dalam thread yang dia cuitkan.
Jadi, percaya diri harus dibangun dengan bersyukur dan mengubah mindset. Percaya diri akan membuat seseorang tidak mudah terpengaruh berbagai komentar. Terlebih komentar warganet yang perih mengiris dan pedas menghujam.
Dengan begitu, rasa percaya diri akan membuat aktivitas menjadi nyaman. Mencintai diri sendiri itu penting, bersyukur dan berbagi ke sesama juga sangat penting.