Seorang baker (pembuat roti) asal Kota Lampung datang ke Bojonegoro demi berbagi inspirasi.
Kelas Inspirasi Bojonegoro sudah berjalan hampir 7 tahun. Setiap tahun, para relawan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk bercerita perihal profesi yang mereka geluti. Nabs, tahun ini, ada yang berbeda lho.
“Untuk tahun 2019 ini, yang didatangi bukan lagi anak SD, tapi anak SMA,” kata panitia Kelas Inspirasi Bojonegoro, Ahmad Ferrianto pada Jurnaba.co (11/11/2019).
Ferri mengatakan, Kelas Inspirasi identik dengan anak-anak Sekolah Dasar. Sebab, hampir setiap tahun, yang didatangi dan diberi kisah-kisah inspirasional soal dunia profesi merupakan anak-anak.
Namun, menurut Ferri, untuk tahun ini, mereka bekerjasama dengan sejumlah sekolah selevel SMA. Sehingga, yang diinspirasi bukan lagi anak SD, melainkan anak SMA. Tentu saja, kata dia, tantangannya juga berbeda.
Ferri mengatakan, tahun ini, pihaknya fokus melakukan giat inspiratif di level sekolah SMA, SMK dan MA. Untuk pagi ini (11/11/2019) misalnya, para relawan melakukan giat inspiratif di 5 sekolah secara berbarengan.
“Acaranya pukul 7 pagi hingga 12 siang. Serempak di 5 sekolah,” imbuh dia.
Pagi tadi, jelas Ferri, para relawan menyebar di sejumlah sekolah. Antara lain; SMKN 1, SMKN 4, SMK FARMASI, MAN 1, dan SMA 4 Bojonegoro. Pelaksanaannya dilakukan secara serentak.
Ferri menambahkan, dengan adanya perbedaan pada level sekolah yang didatangi, tentu saja materi dan kisah-kisah yang disampaikan juga berbeda. Anak SMA cenderung lebih dekat dengan dunia profesional.
“Secara umum, ini memicu para relawan untuk lebih maksimal dalam menyiapkan materi,” imbuh Ferri.
Untuk tahun ini, total relawan yang ikut bergabung sejumlah 130 orang. Itu tergabung dari relawan panitia, dokumentasi, hingga pengajar. Para relawan tak hanya datang dari Bojonegoro. Tapi dari sejumlah kota.
Selain relawan inspirasi lokal dari Bojonegoro, ada pula relawan dari Kota Surabaya, Lamongan, Gresik, Nganjuk, Tegal, Semarang, Kediri, Purbalingga, Pacitan, dan paling jauh ada juga relawan dari Kota Lampung.
Lebih jauh Ferri menambahkan, saat ini kegiatan Kelas Inspirasi dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun. Yakni, 6 bulan pertama dilakukan di level SD, dan 6 bulan kedua dilakukan di level SMA/SMK. Tujuannya, menghadirkan pengalaman berbeda bagi para relawan.
“Sekaligus memberi kesempatan bagi pelajar SMA untuk ikut kegiatan Kelas Inspirasi,” imbuhnya.
Rico Setiawan, relawan inspirasi dari Kota Lampung mengatakan, motivasinya mengikuti KI Bojonegoro, yang paling utama karena dia belajar peduli terhadap pendidikan di Indonesia. Selain itu, dia juga ingin memperbanyak saudara dari seluruh Indonesia.
“Dengan mengikuti KI, saya bisa mendapat saudara baru, yang hebat tentunya.” Kata Rico.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai Baker (Pembuat Roti) di kapal Pesiar itu menyatakan, selain dua alasan itu, dia juga bisa sedikit berbagi tentang pengalamannya berjuang meraih profesi sebagai pelaut, terlebih bercerita tentang profesi Baker di tengah-tengah laut.
Rico mengatakan jika dia merasa bahagia sekali. Sebab, di hari cuti yang dia ambil, bisa dia gunakan untuk berbagi bersama para pelajar di Bojonegoro. Terlebih, ini perjalanan terjauh Rico dalam mengikuti kegiatan Kelas Inspirasi.
Rico berharap agar kegiatan Kelas Inspirasi mampu menjadi virus positif bagi Kelas Inspirasi di seluruh Indonesia. Agar ke depan, banyak Kelas Inspirasi dari daerah lain berani berbagi pada adik-adik di SMA sederajat, seperti apa yang dilakukan Kelas Inspirasi Bojonegoro.
“Semoga kegiatan ini tetap ada dan berlangsung, dan tentunya lebih baik dari sebelumnya.” Ucapnya.
Nabs, Kelas Inspirasi melakukan giat inspiratif di ruang kelas. Dengan sasaran inspirasi para pelajar. Tentu, itu kegiatan yang amat mulia. Sebab, selain jenis giat sosial, juga dilakukan secara konsisten tiap tahun.
Tapi, Nabsky harus tahu bahwa giat menginspirasi juga tak bisa dibatasi dinding-dinding kelas. Kamu, aku dan kita semua tetap bisa membagi inspirasi pada tiap orang dengan bermacam cara. Tak harus mendatangi sekolah. Sebab, sesungguhnya sekolah ada di mana-mana.