Dalam rangka memperinganti ulang tahun ke-74, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar acara Jatim Fair. Acara ini diselenggarakan selama 6 hari. Mulai 8 hingga 13 Oktober 2019, di Grand City Mall, Surabaya. Acara ini memadukan unsur hiburan, pelayanan publik dan juga pameran produk.
Pergelaran Jatim Fair merupakan acara tahunan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain pameran produk dan pelayanan publik, Jatim Fair juga diisi oleh penampilan dari musisi-musisi papan atas Indonesia. Sebut saja Naif, Sheila on 7, Tipe-X, Padi, dan Tulus.
Selain sebagai perayaan ulang tahun, Jatim Fair ini juga dimaksudkan untuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Jawa Timur. Sejumlah inovasi dari Pemprov dan produk unggulan dari berbagai kota dan Kabupaten di Jawa Timur dimunculkan.
Sejumlah stand yang berisi produk unggulan dari berbagai daerah di Jawa Timur muncul pada pergelaran ini. Salah satunya adalah stand dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Di stand tersebut, terlihat seorang seniman difabel yang sedang memamerkan karyanya.
Dia adalah Mustakbilal atau biasa dipanggil Bilal. Seniman ukir asal Banyuwangi ini turut serta dalam pergelaran Jatim Fair 2019 ini. Sejumlah hasil karya ciamik miliknya dipajang di stand Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Dari topeng barongan, hingga kaligrafi berbentuk ukiran kayu.
Bilal merupakan seniman yang biasa membuat topeng barongan dan seni kaligrafi kayu. Meski tak memiliki tangan yang sempurna, Bilal terbilang produktif dalam berkarya.
Saat ditemui oleh tim Jurnaba.co, pria yang usianya hampir setengah abad tersebut sedang membuat topeng kayu dengan teknik ukir. Dengan cekatan, Ia mencetak topeng barongan dengan palu dan tatah.
Topeng barongan maupun kaligrafi dengan teknik ukir buatannya sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pembelinya berasal dari kolektor maupun pencinta seni ukir.
Peran serta Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur membuat nama Bilal dikenal sebagai seniman ukir yang produktif. Ia sering diajak untuk mengikuti berbagai pameran di dalam maupun luar Provinsi Jawa Timur.
“Sering difasilitasi oleh Dinas Sosial untuk bisa ikut pameran di beberapa kota,” ujar Bilal.
Bilal sudah menekuni profesi sebagai seniman ukir ini sejak 20 tahun silam. Ia belajar bersama kakak kandungnya. Semua dipelajari dan dikerjaan secara otodidak. Mulai dari teknik ukir, hingga tata cara pewarnaan.
“Saya bersama kakak yang juga seorang pemahat mempelajari ini semua secara otodidak. Belajar pelan-pelan sampai bisa,” ujar Bilal saat ditemui tim Jurnaba.co di sela-sela kegiatannya memahat di stand Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Karya seni ukir buatan Bilal harganya cukup bervariasi. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Semua tergantung dari tingkat kesulitan dan besarnya produk yang dibuat.
Ketekunannya dalam menghasilkan karya membuat Bilal dapat kesempatan untuk memamerkannya ke beberapa tempat maupun daerah. Di tengah keterbatasannya, Bilal mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Pergelaran Jatim Fair ini tentu sangat berguna bagi seniman daerah macam Mustakbilal ini. Tak sekadar memamerkan karya, Bilal juga bisa memperluas pasarnya.