Rabu Wekasan diperingati di beberapa daerah. Ada yang diniati tolak bala, ada pula yang mensyukuri nikmat. Di Gresik, misalnya, Rabu Wekasan konon bermula atas rasa syukur penemuan sebuah sumber mata air baru oleh Sunan Giri.
Selasa malam Rabu. Nabs, malam ini sangatlah berbeda dengan malam yang sebelumnya. Maksudnya, malam ini dikenal sebagai malam Rabu Wekasan. Sejenis tradisi bagi-bagi jajan.
Tradisi Rabu Wekasan dilakukan dengan sangat sederhana dan semangat yang tidak sederhana. Dengan berbondong-bondong, masyarakat akan membawa jajanan ataupun makanan yang merakyat untuk dikonsumsi bersama.
Rabu Wekasan tidak dilakukan banyak orang. Namun, sebagian kalangan Nahdliyin banyak yang melakukannya. Masyarakat tidak pernah merasa terbebani dengan adanya tradisi ini. Nyatanya banyak yang berbondong-bondong datang.
Nah, uniknya dari tradisi Rabu Wekasan, berbeda dengan tradisi-tradisi yang lain. Setiap rumah pasti membawa jajanan yang berbeda. Rumah yang menghadap ke timur membawa jajanan pasar dan grontol jagung. Jajanan pasar ialah jajan yang dibeli di pasar.
Sementara rumah yang menghadap ke barat membawa ketan. Rumah yang menghadap ke utara membawa lontong dan serabi. Tak lupa juga rumah yang menghadap ke selatan membawa klepon dan kucur.
Tradisi Rabu Wekasan dilaksanakan pada hari Rabu akhir Bulan Safar. Setahun sekali tradisi ini dilaksanakan. Maka dari itu, masyarakat banyak yang antusias mengikutinya.
Nabs, hal-hal seperti ini patut diapresiasi, karena membangun sebuah tradisi tidaklah gampang. Apalagi hal ini sangat diminati kalangan masyarakat, terutama para ibu-ibu rumah tangga
Kegiatan Rabu Wekasan bisa dilakukan di rumah tetangga dan juga di berbagai musholla. Dengan sekelompok kecil. Tradisi ini berjalan sangat sederhana. Cukup berniat ikhlas dan berdoa kepada Sang Penguasa. Memohon selamat dunia akhirat dalam keadaan ini.
Tradisi Rabu Wekasan terlihat harmonis. Menukarkan jajanan yang dibawa dengan yang lain. Saling menawarkan jajanannya yang dibawa. Tradisi ini sangat bermanfaat membentuk sebuah keharmonisan yang sangat-sangat baik.
Rebo berarti Rabu dalam bahasa Indonesia, dan Wekasan artinya pungkasan atau akhir. Secara harfiah, Rebu Wekasan atau Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar. Konon, sebagian orang mempercayai bahwa Rebo Wekasan merupakan tradisi dan ritual hari keramat.
Sebagian orang di beberapa daerah di Indonesia mempercayai bahwa rabu terakhir di bulan Safar itu adalah hari sial. Sehingga mereka harus melakukan ritual-ritual tertentu untuk menolak bala atau kesialan yang jatuh pada hari itu.
Rabu Wekasan di Kota Gresik
Berbicara Rabo Kasan atau Rabu Wekasan, tak afdol jika tak menengok Kota Gresik. Di Kota Gresik, Rabu Wekasan serupa hari raya. Hanya, ini jadi momen masyarakat mensyukuri nikmat dari Yang Maha Kuasa.
Di Kota Gresik, tepatnya di Kecamatan Manyar, memiliki tradisi Rabu Wekasan yang lebih unik lagi. Sebab, selain bagi-bagi jajanan, juga ada pasar malam, bahkan silaturahmi antar warga. Di Gresik, Rabu Wekasan serupa hari Raya.
Masyarakat Gresik melakukan itu untuk melestarikan tradisi yang sudah terjadi sejak masa lampau. Perayaan Rabu Wekasan di Gresik, bermula dari penemuan sebuah sumber air baru oleh Sunan Giri di Desa Suci Kecamatan Manyar, Gresik pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.