Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

Mengatasi Rasa Malas Menggunakan Metode Kaizen

Bakti Suryo by Bakti Suryo
15/11/2019
in JURNAKULTURA
Mengatasi Rasa Malas Menggunakan Metode Kaizen

Hujan turun deras. Rebahan dan bermalas-malasan sangat cocok untuk menikmatinya. Tapi, tunggu sebentar. Cek to-do-list kamu. Jangan jadikan rebahan untuk menunda pekerjaan. Menunda pekerjaan adalah awal tidak melakukan pekerjaan.

Malas kerap menjadi alasan menunda pekerjaan. Hingga akhirnya, banyak pekerjaan yang tidak dikerjaan. Tentu ini sangat merugikan bagi kamu. Jika dikerjaan mendekati batas waktu, bisa jadi selesai tanpa kualitas yang baik. Lalu, bagaimana mengatasi kemalasan?

Kamu bisa melihat negara Jepang. Jepang terkenal dengan negara yang sangat disiplin. Bahkan, etos kerja masyarakat Jepang begitu tinggi. Mengapa bisa begitu? Apa rahasia yang dimiliki orang Jepang?

Jepang memiliki budaya yang disebut dengan Kaizen. Mengutip Wikipedia, Kaizen bermakna ‘’perbaikan berkesinambungan’. Secara filsafat, Kaizen berpandangan bahwa hidup butuh fokus pada upaya perbaikan terus menerus.

Melansir channel youtube Satu Persen– Indonesia Life School (4/11/2019), Kaizen bermakna bahwa perubahan hidup bisa dicapai secara perlahan dengan penuh kebijaksaan. Prinsip kaizen juga dikenal dengan sebutan prinsip satu menit.

Prinsip kaizen diajarkan sejak anak-anak di Jepang. Mereka dilatih untuk melakukan rutinitas kecil yang positif. Prinsipnya hanya satu, dilakukan dan diulang-ulang setiap harinya. Akhirnya, rutinitas tersebut menjadi habbit dan dilakukan hingga dewasa. Karena itu, orang Jepang memiliki pribadi yang disiplin.

Anak-anak Jepang, dilatih untuk melakukan rutinitas positif selamat satu menit. Itu harus dilakukan di waktu yang sama, setiap harinya. Misalnya membaca, lakukan itu selama satu menit pada pukul tujuh pagi. Besoknya membaca lagi pada waktu yang sama. Begitu seterusnya. Dengan catatan harus dilakukan secara fokus. Maksudnya, tanpa distraksi apapun.

Prinsip satu menit ini juga akan melatih rasa tanggung jawab. Itu karena setiap hari harus dilakukan. Jika berhasil, akan muncul perasaan yang lebih baik. Perasaan bahagia yang disebabkan tuntasnya satu pekerjaan. Sense of progress tersebut akan membuat kamu menjadi ketagihan.

Adanya rasa ketagihan akan membuat durasi kaizen bertambah. Rasa puas akan muncul semakin lama. Setelah satu menit, besoknya bisa nambah tiga menit, lima menit, bahkan berjam-jam. Namun, kuncinya adalah kamu harus konsisten melakukan setiap hari. Nantinya, rutinitas tersebut akan menjadi habbit.

Sekilas terkesan simplifikasi dan sangat remeh. Namun, hal ini menjawab kebiasaan buruk melembur di ujung deadline. Usaha keras yang dilakukan seketika akan membuat lebih cepat capek. Lama kelamaan, akan muncul rasa malas dan bosan. Akhirnya, pekerjaan tersebut tidak menjadi rutinitas. Bahkan bisa molor seperti skripsi yang meneliti pertumbuhan pohon jati. Hehehehe…

Perubahan diri bisa dicapai secara perlahan. Tentunya dengan membentuknya sebagai kebiasaan. Seperti kata pepatah “Sedikit demi sedikit, lama kelamaan menjadi bukit”. Lebih baik dilakukan sedikit tetapi rutin, daripada seabrek-abrek tapi hanya sekali.

Hal yang kamu pelajari secara rutin dan berulang akan lebih kamu kuasai. Kamu tidak akan mudah lupa. Seperti hasil penelitian seorang psikolog asal Jerman bernama Hermann Ebbinghaus. Ebbinghaus menyimpulkan bahwa butuh proses berulang-ulang dalam mengingat. Itu akan menjadi kebiasaan secara psikologis.

“Kemampuan mengingat seseorang akan menurun drastis jika mendapat banyak informasi selama satu kali dan tidak pernah diulang lagi,” dilansir dari buku Ebbinghaus berjudul ‘Memory: A Contribution to Experimental Psychology’.

Ketika kamu melakukan repetisi (mengulang kembali materi yang dipelajari), bukan hanya kamu semakin mengerti. Itu juga membuat informasi yang kamu simpan di otak bakal melekat dan masuk ke dalam long therm memory kamu.

Hal ini semacam compound interest. Mirip dengan investasi atau nabung saham. Lama kelamaan hasilnya akan deviden dan bertambah terus. Sedangkan nabung ilmu di otak akan menjadi habbit. Lama kelamaan, kamu akan menjadi expert di bidang tersebut. Otak juga semakin kuat setiap harinya.

Jadi, metode Kaizen atau ‘satu menit’ tersebut bisa mengatasi rasa malas. Setidaknya, melatih kemampuan untuk disiplin mengerjakan sesuatu. Metode ini bisa kamu praktekkan. Untuk melatih disiplin, jangan tunda-tunda lagi, Nabs.

Tags: KaizenMalasSemangat
Previous Post

Tak Bisa Mengubah Apa-apa

Next Post

Memupuk Rasa Saling Mengerti di Hari Toleransi Internasional

BERITA MENARIK LAINNYA

‎Kampus PerDikAn: Mandala Kadewaguruan Transformasi Sosial
JURNAKULTURA

Kampus ‎PerDikAn: Mandala Kadewaguruan Transformasi Sosial

13/06/2025
Raja Baletung dan Spirit Ekologi Bojonegoro
Cecurhatan

Raja Baletung dan Spirit Ekologi Bojonegoro

11/06/2025
Ziarah Ideologis Bojonegoro dan Jogjakarta
JURNAKULTURA

Ziarah Ideologis Bojonegoro dan Jogjakarta

07/06/2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anyar Nabs

Perjalanan Husain Basyaiban dalam Dakwah Digital

Perjalanan Husain Basyaiban dalam Dakwah Digital

14/06/2025
‎Kampus PerDikAn: Mandala Kadewaguruan Transformasi Sosial

Kampus ‎PerDikAn: Mandala Kadewaguruan Transformasi Sosial

13/06/2025
Bahasa Kualat: Antara Mitos, Dogma, dan Kesadaran

Bahasa Kualat: Antara Mitos, Dogma, dan Kesadaran

12/06/2025

Keren! Prodi PAI Unugiri Memperoleh Akreditasi Unggul

11/06/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Penerbit Jurnaba
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • PUBLIKASI
  • JURNAKOLOGI

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: