Obrolan Ceplas-ceplos pakai Nada (Oplosan) jadi agenda rutin BEM FH Unigoro dalam rangka meramaikan hari kamis di Jalan Lettu Suyitno.
Kamis bukan sekadar hari. Ada seruan untuk menunaikan ibadah puasa sunah di hari sebelum jum’at itu. Namun kawan-kawan BEM FH Unigoro memiliki cara tersendiri untuk menghidupkan kamis.
Pada 12 November 2020, pemandangan berbeda ditemui di kampus tertua yang berdiri di kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi, Unigoro.
Desir angin, daun-daun yang berguguran, dan lalu-lalang kendaraan menjadi saksi bisu kawan-kawan yang ikut berpartisipasi di Kamis Obrolan Ceplas-ceplos pakai Nada (Oplosan).
Kegiatan yang dihelat di gazebo FISIP dan sekitarnya itu, mampu menarik perhatian penghuni kampus. Karena saking merdunya dan kerasnya suara perlawanan, membuat tembok-tembok kampus kuning yang telah lama tertidur, bangun saat itu juga.
Rahul Oscarra, Pioh Sihombing, Zen, By Yuridis, Nuky Bodast, Taqoh, Jefri, dan kawan-kawan mampu menghibur jutaan pasang mata. Tak terkecuali dengan burung-burung di depan Suyitno Hall ikut menari dengan riang.
Selain itu, lapak baca yang digelar di sekitar gazebo bak embun di tengah dahaga bagi akademisi (mahasiswa) yang haus akan ilmu dan pengetahuan.
Acara yang dihelat dengan sederhana namun kaya makna, terinspirasi dari Kamisan yang biasanya dihelat di depan Istana Negara. Dengan payung hitam dan dresscode hitam, hingga sekarang masih rutin dilakukan.
Namun, kepala negara ketika lewat di depan kawan-kawan yang senantiasa menyuarakan “hidup korban, jangan diam, dan lawan” tidak pernah mendengar dan hanya melihat dari balik kaca mobil yang dikawal aparat keamanan.
Energi dari Ibu Kota, mampu memberikan suntikan semangat progresifitas plus perlawanan BEM FH Unigoro untuk menyuarakan keadlian. Bendera hitam #ReformasiDikorupsi dan panji merah BEM FH Unigoro, menjadi saksi bisu kemeriahan acara yang dihelat dari pagi menjelang siang hingga sore.
Itulah, Nabs. Ijtihad kawan-kawan BEM FH Unigoro untuk menghidupkan kamis dengan Kamis Oplosan. Semoga senantiasa istiqomah merawat iklim demokrasi di kampus tertua yang ada di kabupaten dengan semboyan Jer Karta Raharya Mawa Karya, Unigoro.
Viva Justicia!