Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Menjadi Pahlawan di Negeri Rantauan

Muhammad Sidkin Ali by Muhammad Sidkin Ali
March 28, 2020
in Cecurhatan
Menjadi Pahlawan di Negeri Rantauan
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Dan kami ditetapkan sebagai pahlawan di tanah perantauan. Meski yang kami lakukan, ehem, cuma rebahan menahan diri untuk tidak keluyuran.

Tinggal di negeri rantau memang selalu memiliki cerita unik. Pengalaman pahit hingga manis bercampur aduk di dalamnya. Tak heran jika sebagai perantau, tanah rantau menjadi rumah kedua. Rumah untuk mengukir segala resah dan kisah.

Beberapa resah disampaikan tanpa menyerah. Beberapa kisah diceritakan indah dengan senyum merekah.

Saya termasuk anak rantau yang menjalani keduanya. Resah cinta dan kisah jomblo yang tak habis masanya. Sejujurnya, saya ingin menyerah. Segera pulang ke rumah dan merebah.

Tapi hal itu amat sulit dilakukan. Di tengah pandemi yang angkanya kian hari kian naik, saya takut selama perjalanan pulang justru membawa banyak masalah di rumah. Tentu saya tidak ingin hal itu terjadi.

Orang tua adalah yang pertama khawatir dengan keadaan saya. Pandemi ini sungguh telah mengobrak-abrik hatiku benteng psikologis tiap orang. Sejak dua pekan lalu, orang tua tak pernah absen menanyai kabar. Dan pertanyaan yang menyayat:

“Kapan mulih, Le?” Hikss

Sebagai perantau yang tegar, saya menjawab kabar baik dan belum tahu kapan pulang. Ini jelas berbeda dengan hati nurani yang justru meronta ingin pulang dan menceritakan segala kisah.

Tetapi, yah, bagaimana lagi, setidaknya saya dan para perantau lain tidak merepotkan yang di rumah.

Di tanah rantau kami juga berjuang. Setidaknya kita tercatat dalam sejarah sebagai pahlawan. Pahlawan rebahan di tanah perantauan.

Benar, cukup menjadi jomblo kaum rebahan sudah menjadi pahlawan. Dengan semangat #dirumahsajadulu, kaum rebahan berjuang memutus mata rantai penyebaran virus.

Tetapi tidak semudah itu bagi beberapa anak rantau. Seperti saya dan lima perantau lain yang terjebak di penjara suci bernama Ma’had Masjid At-Taqwa Mangli Jember. Ma’had (pondok) kecil bagi mahasiswa yang ingin membahagiakan orang tua.

Ketika resmi masuk ma’had, kami mendapat dua gelar, mahasiswa dan mahasantri. Sebutan bagi mahanya siswa sekaligus mahanya para santri. Jelas dua nama ini tidak akan mampu menandingi 99 Asmaul Husna.

Seperti di ma’had atau pondok lain, pelbagai aktivitas sosial dan keagamaan terus digaungkan. Seperti pagi kemarin, rutin tiap jum’at pagi kami melakukan aktivitas bersih-bersih lingkungan atau lebih populer disebut dengan roan.

Roan merupakan tradisi untuk tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Tidak hanya itu, sejatinya roan ialah implementasi hidup berkemanusiaan dan adil terhadap alam.

Kami memulai bersih-bersih pukul enam. Tak disangka, sebelum roan dilaksanakan, rezeki datang. Sarapan nasi bungkus menjadi semangat kami melakukan tugas yang tak banyak orang lakukan.

Kami memegang prinsip, perut kenyang hati pun senang. Segera setelah sarapan, kami roan bersama-sama. Kami berbagi tugas.

Ada yang membersihkan lantai masjid, menyapu mantan halaman, mencabut kenangan rumput liar, menggosok kupon hadiah lantai dan dinding kamar mandi hingga menyemprotkan disinfektan.

Kami melakukannya dengan sungguh-sungguh, penuh tawa dan tak lupa bergembira dan berbahagia.

Tawa dan bahagia inilah yang menguatkan kami untuk betah tinggal di perantauan. Berbekal nasib yang sama dari luar kota, kami tak ingin hanya menjadi kaum rebahan. Kami ingin menjadi pahlawan.

Menurut KBBI, pahlawan adalah pejuang yang berani. Iya kami layak disebut pemberani. Berani menolak pulang dan tetap bertahan di kota orang.

Sebagai anak rantau, harapan kami hanya satu, lekas berdamai Pandemi Covid-19 agar kami bisa pulang dan membayar tuntas rindu yang tertahan.

Sejatinya, kami bisa saja pulang dan rebahan. Tapi lebih dari itu, ada yang benar-benar kita perjuangkan. Menjaga keselamatan semua orang.

Maka, roan menjadi salah satu yang bisa kami lakukan. Tidak hanya di tiap jumat, tetapi setiap hari kami terus menjaga kebersihan lingkungan masjid dan tempat tinggal (mahad).

Saya ingat betul kata Pak Kiai, salah satu dari tujuh golongan yang mendapat kasih sayang mertua naungan Allah ialah pemuda yang menambatkan hatinya di masjid. Pemuda yang memakmurkan masjid.

Begitulah, semenjak di ma’had ini, kami belajar banyak hal, terutama menahan kerinduan amat dalam, dan hakikat menjadi pahlawan.

Nanti, dua puluh tahun yang akan datang, nama-nama kami dan perantauan lain bersanding manis bersama dokter, perawat, tenaga medis dan relawan lain sebagai pahlawan memutus penyebaran virus.

Dan kami ditetapkan sebagai pahlawan di tanah perantauan. Meski yang kami lakukan, ehem, cuma rebahan menahan diri untuk tidak keluyuran.

Tags: Covid-19PahlawanRoan

BERITA MENARIK LAINNYA

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory
Cecurhatan

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

February 25, 2021
Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga
Cecurhatan

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021
Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri
Cecurhatan

Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

February 23, 2021

REKOMENDASI

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

February 25, 2021
Maklumat Kelas Literasi Jurnaba

Maklumat Kelas Literasi Jurnaba

February 24, 2021
Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021
Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

February 23, 2021
Over Optimistis Itu Buruk

Over Optimistis Itu Buruk

February 22, 2021
Usai Sebelum Dimulai

Usai Sebelum Dimulai

February 21, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved