Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

asuransi, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi syariah, hosting, hosting gratis, hosting website, hosting indonesia, hosting web, hosting murah, hosting dan domain, buku google ads, buku energi terbarukan, buku aws, buku big data, buku gaya hidup sehat, buku facebook ads

Home Cecurhatan

Menjadi Santri Akademisi di Era Pandemi

Bagus Novianto by Bagus Novianto
14/11/2021
in Cecurhatan
Menjadi Santri Akademisi di Era Pandemi
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Santri sekaligus akademisi, yang memiliki jiwa sosial tinggi serta selalu bisa bersesuai dengan kondisi pandemi.

Era pandemi merupakan sebuah masa dimana dibatasinya seluruh aktivitas manusia oleh pemerintah, guna menghentikan penyebaran suatu penyakit/ virus yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Hal itu juga berlaku diseluruh lapisan pendidikan seperti pondok pesanten yang harus berat hati membatasi interaksi, bahkan memulangkan sebagian santri ke kota masing-masing guna menjaga seluruh elemen pondok pesantren supaya tidak terhindar dari paparan virus pandemi tersebut.

Dengan adanya fenomena tersebut, membuat para santri memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan materi yang ada pada pondok pesantren kepada masyarakat.

Seperti halnya dalam aqidah, santri dapat membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat untuk mengkampanyekan hidup sehat, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, dan melakukan vaksin, yang pada intinya membantu pemerintah untuk meyakinkan kepada masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus covid-19.

Selain itu, berbicara mengenai pandemi, secara tidak langsung menuntut santri untuk melek pada teknologi supaya santri tetap bisa menimba ilmu di pondok pesantren walaupun dengan mandiri serta menggunaka metode digital.

Para santri dalam menanggapi fenomenia ini juga dituntut supaya lebih memahami pemanfaatan teknologi yang meliputi pengoperasian komputer yang didalamya terdapat bermacam-macam fiture yang dapat diatur sedemikian rupa supaya menjadi sebuah e-learning pondok pesantren.

Dalam penjabaran yang lebih luas, kemandirian belajar diartikan sebagai proses dimana individu mengambil sebuah inisiatif sendiri, dengan serta tanpa adanya bantuan individu lain untuk menganalisis kebutuhan belajar, menyusun tujuan belajar, menentukan pendekatan strategi belajar, serta melakukan sebuah evaluasi dengan hasil belajar yang dicapai.

Dari penjabaran tersebut kemudian muncul pemahaman baru bahwa dalam melakukan belajar mandiri harus terlebih dahulu memiliki niat dan motivasi untuk menguasai sebuah materi pembelajaran khususnya di era pandemi.

Begitupun dengan pola belajar santri dalam menghadapi era pandemi seperti saat ini, harus memiliki sebuah tahapan yang mana dapat membatu serta menunjang hasil belajar.

Tahapan yang dimaksudkan adalah tahap perencanaan ( planning ), tahap pemantauan ( monitoring), serta tahap evaluasi ( evaluating ).

Pada tahap planning, santri diharuskan untuk merencanakan semua komponen pembelajaran termasuk media serta metode yang akan digunakan.

Kemudian pada tahap monitoring , santri diharapkan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan selama pandemi, hal ini dilakukan guna memudahkan santri dalam mengingat materi pembelajaran yang sudah dipelajari.

Dan pada tahap evaluating , santri harus mampu mengamati serta memberikan nilai pada pembelajaran yang sudah dilalui dari tahap awal hingga akhir, yang kemudian dapat dijadikan pedoman belajar di waktu yang akan datang.

Dengan menerapkan tahapan yang sudah dipaparkan di atas, diharapkan dapat memberikan berbagai dampak positif bagi pendidikan pondok pesanten khususnya bagi santri di era pandemi, yang meliputi, pertama, menjadikan santri lebih aktif dan memiliki keterampilan problem solving terhadap suatu permasalahan.

Kedua, santri dapat peka dan mengetahui tingkat kebutuhan belajar yang pada nantinya berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

Ketiga, santri dapat berkembang serta dapat menyesesuaikan dengan perkembangan zaman.

 

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana magister jurusan pendidikan agama Islam, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Tags: AkademisiSantri

BERITA MENARIK LAINNYA

Mendekonstruksi Ketakutan Akan Rasa Sakit
Cecurhatan

Mendekonstruksi Ketakutan Akan Rasa Sakit

17/05/2023
Electric Vehicle: Solusi Kendaraan Listrik di Masa Depan
Cecurhatan

Electric Vehicle: Solusi Kendaraan Listrik di Masa Depan

10/05/2023
Industri Hulu Migas Hasilkan sekitar Rp 700 Triliun untuk Negara 
Cecurhatan

Industri Hulu Migas Hasilkan sekitar Rp 700 Triliun untuk Negara 

08/05/2023

REKOMENDASI

Empat Madrasah di Baureno Adakan Kegiatan Bela Negara Bersama

Empat Madrasah di Baureno Adakan Kegiatan Bela Negara Bersama

28/05/2023
Tim Penulis Sejarah PMII Jatim Adakan Bedah Naskah, Berikut Ini Pembahasannya

Tim Penulis Sejarah PMII Jatim Adakan Bedah Naskah, Berikut Ini Pembahasannya

27/05/2023
5 Tempat Wisata Kota Solo yang Wajib Dikunjungi

5 Tempat Wisata Kota Solo yang Wajib Dikunjungi

26/05/2023
Tingkatkan Kapasitas UMKM, SKK Migas dan Petronas Indonesia Berkolaborasi

Tingkatkan Kapasitas UMKM, SKK Migas dan Petronas Indonesia Berkolaborasi

25/05/2023
Forum Kapnas Buka Kesempatan para Pelaku Usaha untuk Kembangkan Teknologi

Forum Kapnas Buka Kesempatan para Pelaku Usaha untuk Kembangkan Teknologi

24/05/2023
Peran Media Sosial bagi Kesetaraan dan Keadilan Perempuan

Peran Media Sosial bagi Kesetaraan dan Keadilan Perempuan

23/05/2023

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: