Santri sekaligus akademisi, yang memiliki jiwa sosial tinggi serta selalu bisa bersesuai dengan kondisi pandemi.
Era pandemi merupakan sebuah masa dimana dibatasinya seluruh aktivitas manusia oleh pemerintah, guna menghentikan penyebaran suatu penyakit/ virus yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Hal itu juga berlaku diseluruh lapisan pendidikan seperti pondok pesanten yang harus berat hati membatasi interaksi, bahkan memulangkan sebagian santri ke kota masing-masing guna menjaga seluruh elemen pondok pesantren supaya tidak terhindar dari paparan virus pandemi tersebut.
Dengan adanya fenomena tersebut, membuat para santri memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan materi yang ada pada pondok pesantren kepada masyarakat.
Seperti halnya dalam aqidah, santri dapat membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat untuk mengkampanyekan hidup sehat, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, dan melakukan vaksin, yang pada intinya membantu pemerintah untuk meyakinkan kepada masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus covid-19.
Selain itu, berbicara mengenai pandemi, secara tidak langsung menuntut santri untuk melek pada teknologi supaya santri tetap bisa menimba ilmu di pondok pesantren walaupun dengan mandiri serta menggunaka metode digital.
Para santri dalam menanggapi fenomenia ini juga dituntut supaya lebih memahami pemanfaatan teknologi yang meliputi pengoperasian komputer yang didalamya terdapat bermacam-macam fiture yang dapat diatur sedemikian rupa supaya menjadi sebuah e-learning pondok pesantren.
Dalam penjabaran yang lebih luas, kemandirian belajar diartikan sebagai proses dimana individu mengambil sebuah inisiatif sendiri, dengan serta tanpa adanya bantuan individu lain untuk menganalisis kebutuhan belajar, menyusun tujuan belajar, menentukan pendekatan strategi belajar, serta melakukan sebuah evaluasi dengan hasil belajar yang dicapai.
Dari penjabaran tersebut kemudian muncul pemahaman baru bahwa dalam melakukan belajar mandiri harus terlebih dahulu memiliki niat dan motivasi untuk menguasai sebuah materi pembelajaran khususnya di era pandemi.
Begitupun dengan pola belajar santri dalam menghadapi era pandemi seperti saat ini, harus memiliki sebuah tahapan yang mana dapat membatu serta menunjang hasil belajar.
Tahapan yang dimaksudkan adalah tahap perencanaan ( planning ), tahap pemantauan ( monitoring), serta tahap evaluasi ( evaluating ).
Pada tahap planning, santri diharuskan untuk merencanakan semua komponen pembelajaran termasuk media serta metode yang akan digunakan.
Kemudian pada tahap monitoring , santri diharapkan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan selama pandemi, hal ini dilakukan guna memudahkan santri dalam mengingat materi pembelajaran yang sudah dipelajari.
Dan pada tahap evaluating , santri harus mampu mengamati serta memberikan nilai pada pembelajaran yang sudah dilalui dari tahap awal hingga akhir, yang kemudian dapat dijadikan pedoman belajar di waktu yang akan datang.
Dengan menerapkan tahapan yang sudah dipaparkan di atas, diharapkan dapat memberikan berbagai dampak positif bagi pendidikan pondok pesanten khususnya bagi santri di era pandemi, yang meliputi, pertama, menjadikan santri lebih aktif dan memiliki keterampilan problem solving terhadap suatu permasalahan.
Kedua, santri dapat peka dan mengetahui tingkat kebutuhan belajar yang pada nantinya berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga, santri dapat berkembang serta dapat menyesesuaikan dengan perkembangan zaman.
Penulis adalah mahasiswa pascasarjana magister jurusan pendidikan agama Islam, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang