Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Figur

Nelson Mandela dan Perjuangannya Melawan Apartheid

Moh Faisal Adi Saputra by Moh Faisal Adi Saputra
December 5, 2019
in Figur
Nelson Mandela dan Perjuangannya Melawan Apartheid
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Hari ini 6 tahun lalu, tepatnya 5 Desember 2013, mantan Presiden Afrika Selatan dan pejuang kemanusiaan yang anti apertheid, Nelson Rolihlahla Mandela, meninggal dunia.

Ya.. Nelson Mandela menutup usia ketika berumur 95 tahun setelah berjuang melawan penyakit paru-paru yang dideritanya pasca 26 tahun dipenjara. Banyak kisah-kisah inspiratif dari tokoh anti-apartheid yang terkenal hingga penjuru dunia itu.

Nelson Rolihlahla Mandela
Lahir di Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918. Dia adalah orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan presiden pada periode 1994-1999.

Pemerintahannya fokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial.

Namanya juga tokoh revolusioner anti apertheid yang menginginkan kesamarataan ras, pasti ada pro dan kontra yang mengakibatkan Nelson Mandela sembunyi dibalik jeruji besi.

Pada mulanya, Mandela bersama 155 aktivis lainnya dengan kendaraan Kongres Nasional Afrika (ANC) berjuang melawan rezim diskriminasi pemerintah terhadap warga kulit hitam.

Pada 1956, ia didakwa melakukan pengkhianatan terhadap negara. Namun pada akhirnya, dakwaan terhadapnya dicabut setelah melalui sidang pengadilan selama empat tahun.

Perlawanan terhadap apartheid makin menguat di bawah kendali Mandela, terutama dalam memperjuangkan Undang-undang yang memperbolehkan warga kulit hitam boleh tinggal dan bekerja.

Alih-alih disetujui, eksistensi Kongres Nasional Afrika (ANC) malah dilarang pemerintah. Mandela tak habis akal. Dia berjuang secara underground dan sembunyi-sembunyi.

Ketegangan dengan rezim apartheid pun makin memanas, dan mencapai puncak pada 1960, saat sekitar 70 warga kulit hitam ditembak mati polisi dalam pembantaian Sharpeville.

Pada 1962, Mandela ditahan dan dituduh melakukan sabotase dan bersekongkol menggulingkan pemerintahan. Dua tahun kemudian, pria memiliki panggilan Madiba itu, bersama pemimpin ANC lain, dihukum penjara seumur hidup di Pengadilan Rivonia.

Mandela menjalani masa kurungan 27 tahun. Mulai 1964, ia mendekam di penjara Pulau Robben selama 18 tahun. Kemudian pada 1982, ia dipindahkan ke penjara Pollsmoor dan dipindahkan lagi lagi ke Penjara Victor Verster.

Selama Mandela dan para pemimpin ANC lain dipenjara atau hidup dalam pengasingan, para pemuda di kota-kota berpenduduk kulit hitam Afrika Selatan berupaya keras melawan pemerintahan minoritas kulit putih.

Pada masa akhir dipenjara, kampanye internasional gencar datang dari berbagai negara. Hingga akhirnya Mandela dibebaskan pada 1990, satu tahun sebelumnya masa bebas yang seharusnya. Dengan demikian, dia mengalami isolasi penjara selama 26 tahun.

Setelah bebas dari penjara, Mandela langsung memimpin ANC dalam negosiasi dengan pemerintah untuk mengakhiri apartheid dan membentuk pemerintahan multiras. Mandela kemudian membentuk koalisi “persatuan nasional” dengan Partai Nasionalis dan Partai Kebebasan.

Pada 10 Mei 1994, Nelson Mandela dilantik menjadi presiden dalam upacara yang dihadiri banyak pemimpin dunia.

Setelah memerintah, Mandela mendirikan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk melakukan investigasi pelanggaran HAM selama masa pemerintahan apartheid.

Dia juga menjalankan sejumlah inisiatif yang ditujukan untuk meningkatkan standar hidup warga kulit hitam Afrika Selatan.

Pada 1996, Mandela mengawasi pemberlakuan konstitusi baru Afrika Selatan sebelum mengundurkan diri dari dunia politik pada 1999 dalam usia 80 tahun.

Meski sudah tak menjadi presiden, Mandela tetap terlibat dalam upaya menciptakan perdamaian dan keadilan sosial di seluruh dunia hingga dia wafat pada Desember 2013.

Ya, itulah perjuangan kaum revolusioner yang mengharap kesetaraan ras dan menghapus anti apertheid karena pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia berbeda warna supaya bisa bertoleransi.

Tags: ApartheidNelson Mandela

BERITA MENARIK LAINNYA

Enin Supriyanto dan Gerak Optimistis PBI Menuju Istanbul Bienal 2021 (2)
Figur

Enin Supriyanto dan Gerak Optimistis PBI Menuju Istanbul Bienal 2021 (2)

February 3, 2021
Ngluyur Bareng Jurnabis: Widodo sang Pendongeng Kehidupan
Figur

Ngluyur Bareng Jurnabis: Widodo sang Pendongeng Kehidupan

February 1, 2021
Fakta Sangar tentang Menteri Terkaya Jokowi-Ma’ruf
Figur

Fakta Sangar tentang Menteri Terkaya Jokowi-Ma’ruf

January 6, 2021

REKOMENDASI

Etika Konstitusi dalam KLB Partai Demokrat

Etika Konstitusi dalam KLB Partai Demokrat

March 7, 2021
7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

March 6, 2021
Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

March 5, 2021
Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

March 4, 2021
Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

March 3, 2021
Panggil Saja Aku, Jum

Panggil Saja Aku, Jum

March 2, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved