Surabaya bersama dengan Sidoarjo dan Gresik bersiap memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Dengan PSBB, beberapa dampak akan langsung terasa di beberapa daerah. Terutama dalam hal alur pengiriman bahan pangan atau logistik.
Akibat dari makin parahnya kasus corona di Surabaya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap memberlakukan PSBB. Semua persyaratan sudah diurus. Tak hanya Surabaya saja, dua kota penyangga yakni Gresik dan Sidoarjo juga melakukan PSBB.
Diberlakukannya PSBB akan berdampak besar terhadap daerah-daerah lain di Jawa Timur. Salah satu yang mungkin bakal terasa adalah alur transportasi logistik. Sedikit banyak, akan ada penyesuaian dalam hal antar kirim barang di Jawa Timur.
Sebagai antisipasi, PT Kereta Api Indonesia sudah menyiapkan sistem antar kirim barang sesuai dengan ketentuan. Sehingga, tidak ada gangguan dalam hal antar kirim barang selama PSBB di ibukota Jawa Timur. Menurut Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto, pihaknya siap melayani distribusi bahan pangan dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar.
“KAI siap mendistribusikan barang retail termasuk pangan seperti beras, buah-buahan, sayur-sayuran, dan lainnya dengan aman, tepat waktu, dan efisien,” ujar Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto, Selasa (21/4/2020).
Suprapto menjelaskan, Rail Express merupakan layanan angkutan barang Station to Station dengan harga terjangkau yang tersedia di 60 stasiun di Pulau Jawa. Pelanggan cukup menyerahkan barang ke loket Rail Express di stasiun dan mengambilnya di loket Rail Express stasiun tujuan.
Sesuai Permenkes No 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, disampaikan bahwa perusahaan transportasi logistik untuk bahan pangan masih dapat beroperasi tanpa pembatasan.
Suprapto menambahkan, sebelumnya Rail Express telah melayani angkutan bahan pangan seperti telur dari Blitar ke Jakarta, bawang merah dari Nganjuk ke Jakarta, salak dari Purwosari ke Jakarta, sayur dan buah dari Malang dan Kebumen ke Jakarta dan Bandung, serta angkutan bahan pangan lainnya ke berbagai tujuan.
“Semoga layanan ini dapat membantu masyarakat yang ingin mendistribusikan barangnya pada masa Pandemi Covid-19,” ujar Suprapto.
Kondisi Kereta Penumpang di Masa Pandemi
Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19, KAI saat ini memaksimalkan angkutan barang dalam bisnisnya. Hal ini karena angkutan penumpang terus mengalami penurunan jumlah penumpang dan berimbas kepada pembatalan sebagian besar perjalanan kereta api.
Hal ini juga ditambah dengan larangan mudik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Larangan ini membuat penumpang kereta api beramai-ramai melakukan pengajuan pengembalian dana alias refund. Akibat dari larangan mudik itu pula, transportasi kereta api akan lebih fokus terhadap pengiriman barang.
“KAI mencatat adanya peningkatan volume angkutan barang pada bulan Maret 2020 dibandingkan dengan Februari 2020. Pada Maret 2020 KAI mengangkut 4,2 juta ton, naik 16% dibanding periode Februari 2020 dengan jumlah 3,6 juta ton,” jelas Suprapto dalam situs resmi Kominfo Jatim.
Secara nasional, telah terjadi kenaikan volume angkutan barang yang disumbang oleh peningkatan angkutan perkebunan sebesar 400% dari 12 ribu ton menjadi 61 ribu ton. Kemudian angkutan klinker naik 159% dari 43 ribu ton menjadi 114 ribu ton, angkutan batu bara naik 15% dari 2,6 juta ton menjadi 3 juta ton, peti kemas naik 8% dari 373 ribu menjadi 404 ribu, dan angkutan retail naik 4% dari 11 ribu ton menjadi 12 ribu ton.
Di tengah menurunnya volume angkutan penumpang, KAI akan memaksimalkan lini angkutan barang menggunakan kereta api. Diharapkan KAI mampu mempercepat pendistribusian logistik yang dibutuhkan di berbagai daerah, termasuk logistik yang sangat dibutuhkan dalam rangka penanganan Covid-19.
Terhitung pada Bulan Maret 2019, telah terjadi perubahan pola bisnis di angkutan barang hantaran (Rail Express) yang sebelumnya mengunakan sistem Bisnis to Bisnis menjadi sistem Bisnis to Costumer. Di mana pada pola sebelumnya, konsumen yang ingin mengangkut barang dengan mengunakan angkutan kereta api, harus mengunakan jasa ekspeditur untuk bisa diangkut dengan kereta api.