Politisi muda Badung Bali yang menyenangi filsafat Bali.
Satu di antara cara paling mudah mengukur keberhasilan wakil rakyat adalah dengan melihat seberapa tinggi kepuasan masyarakat atas perhatian dan kepedulian yang dia berikan. Begitu cara I Putu Alit Yandinata dalam memaknai tugas sebagai Wakil Rakyat.
I Putu Alit Yandinata, SS., merupakan politisi kader organik PDIP Badung Bali. Pria 49 tahun itu, menjadi anggota DPRD Badung dua periode, 2009-2014, dan 2014-2019. Berpegang pada kepercayaan masyarakat menjadi prinsip dalam kehidupan parlemen yang ia jalani.
Terjun ke dunia politik dan menjadi wakil rakyat di parlemen, menurutnya, adalah kehendak alam yang tak pernah ia sangka dan tak pernah berambisi untuk itu sebelumnya. Semuanya mengalir begitu saja, seperti memang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Putu Alit Yandinata figur politisi yang memegang teguh kosep filsafat. Kecintaannya pada filsafat Bali ini, terbukti dengan adanya tim dikenal sebagai Koordinator Teknis (Kortek) 5AY, yang solid dan militan. Kortek 5AY bukan sekadar tim pemenangan. Namun juga tim pejuang rakyat. Istilah 5AY sendiri menjadi brand filosofis Putu Alit Yandinata.
5AY mengandung makna filosofis. Angka 5 sebagai dasar, sedangkan A dan Y sebagai aku dan kamu, sesuai konsep ajaran Tat Twam Asi. Motto 5AY adalah “Saling Gisi” (saling memegang) yang memiliki makna saling menguatkan.
Alit Yandinata masuk kedunia politik lantaran dorongan masyarakat di desa tempat tinggalnya yang ingin memiliki wakil di DPRD Kabupaten Badung agar dapat memperjuangkan asprasi mereka.
Ia terjun kedunia politik karena dorongan dari masyarakat, sebelumnya dia adalah pengusaha. Waktu itu ada pemekaran desa pada tahun1999, pada saat itu di sana tak ada DPR-nya.
Awal perjuangannya dimulai dari bergabung dengan partai terbesar di Bali, yaitu PDIP. Awal bergabung, Alit Yandinata diberikan tugas sebagai ketua ranting PDIP Desa Dauh Yeh Cani.