Tahun 2020 memang sedang tidak baik-baik saja. Namun, meski hanya sedikit, pasti ada kelegaan bahagiawi yang pernah kamu rasakan. Iya kan?
Tahun 2020 tahun yang tidak biasa. Sepi dan dipenuhi keluh kesah umat manusia. Tapi, di sinilah tantangannya. Jurnaba ngajak kamu semua untuk nulis cecurhatan tentang momen bahagia yang sempat kamu alami di tahun 2020.
Lho, kok malah bahagia?
Hmm.. kalau hanya nulis apa yang tampak mata dan terdengar di telinga, itu mah biasa. Jurnaba selalu berupaya melihat yang samar dan mendengar yang tak begitu terdengar.
Tahun ini, hampir semua ekspresi berorientasi pada keluhan. Banyak orang yang mengeluh. Ini karena kita semua harus beradaptasi pada kebiasaan-kebiasaan baru yang agaknya cukup berat.
Kita harus jaga jarak dan pakai masker kemana-mana. Lha wong mulut yang biasa terbuka koar-koar kesana kemari kok disuruh nutup, ya sulit lah ya. Karena itu, mengeluh tetap jadi pilihan.
Dan itu wajar. Sebab, bagaimanapun, mengeluh akan terasa lebih mudah daripada main pingpong atau main sabung ayam. Apalagi daftar perangkat desa. Selain itu, mengeluh juga hak personal kan ya.
Sialnya, mengeluh terus menerus tidak memicu keuntungan. Justru, membuat si pengeluh kian merugi. Setidaknya, rugi waktu. Waktu yang bisa digunakan nambah omzet malah dipakai ngeluh terus-terusan wqwq ~
Jurnaba meyakini bahwa hidup yang terlampau sesaat ini, harus bisa diupayakan untuk bisa merasa tenteram dan senang, meski berat. Bahkan kalau perlu, dipaksa dan diniati untuk latihan. Toh hidup sendiri adalah proses latihan, kan?
Gurunya Jurnaba, KH. Bahauddin Nursalim, pernah berpesan: Memaksa diri bahagia adalah cara mengimani Qadha dan Qadar. Jangan sampai karena terlalu sering ngeluh, menyebabkan kita nggak percaya pada takdir.
Sesungguhnya, Jurnaba hadir sebagai wasilah yang mengglorifikasi pesan Gus Baha tersebut. Sebab bagaimanapun, ditakdir pernah hidup saja sudah nikmat tak terkira. Merasa berbahagia, sesungguhnya adalah proses mensyukuri nikmat.
Dan ini yang penting: tak harus bahagia dulu untuk merasa berbahagia. Tak harus senang dulu untuk merasa berbahagia. Merasa berbahagia itu laku ridho. Merasa berbahagia itu respon, tak butuh kenyataan untuk menghadirkannya.
Jika bahagia adalah tujuan, merasa berbahagia adalah prosesnya. Respon ridho pada ketetapan. Terlepas nantinya bahagia beneran atau tidak, itu tidak penting. Yang penting yakin bahwa Tuhan sesuai prasangka hambanya.
Kita tentu pernah kecewa. Bahkan, tahun ini, bisa jadi, tahun kekecewaan. Tapi percayalah bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu pasti ada gunanya. Bahkan jika itu rasa kecewa.
Buktinya, menahan marah dan menelan rasa kecewa adalah laku yang sangat diridhoi Gusti Tuhan. Nah, kalau Gusti Tuhan sudah ridho, segalanya akan enak pada waktunya. Akan nyaman pada saatnya.
Oke, Nabs, jadi begitu. Jika tahun ini memang tidak enak. Coba pitati (sortir) satu persatu lintasan episode hidupmu dalam satu tahun ini. Lalu, jika ada momen bahagia (meski sedikit), fokus di sana, perbesar, dan ceritakan.Bukan apa-apa. Itu semua, mari diniati sebagai proses ridho terhadap ketetapan Tuhan.
Nabs, Sayembara Nulis Momen Bahagia Tahun 2020 ini, memiliki 3 kategori juara: paling membahagiakan, paling mengharukan, dan paling mencengangkan.
Pemenangnya, akan diumumkan di malam tahun baru. Konten mulai dikirim ke Jurnaba tgl 5-26 Desember. Hanya yang dimuat di web Jurnaba yang berkesempatan terpilih.
Untuk menulisnya, tak ada syarat yang ribet-ribet. Cukup tulisan berbentuk prosa dan bertema bahagia, sudah. Panjang cerita: 500 kata sampai 1000 kata, sudah.
Jika sudah nulis, bisa dikirim ke email Jurnaba, [email protected]. Setelah ngirim, jangan ditinggal tidur dulu. Pastikan kamu konfirmasi ke nomor kontak WA kami ya. Biar nggak kecelek.
Waktu pengumpulan tulisan adalah bulan Desember ini. Selama sebulan, pasti bisa lah menemukan dan menuliskan momen bahagia yang sempat dirasakan. Harapannya, pada Januari, tulisan sudah terkumpul semua.
Jadi, mari belajar ikhlas dan ridho pada ketetapan Tuhan dengan menulis momen bahagia di Tahun 2020 ini. Siapa tahu, setelah nulis, ada bahagia beneran yang menjumpaimu.