Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Cecurhatan

Sebuah Harap di Tahun Kalap

Muhammad Sidkin Ali by Muhammad Sidkin Ali
June 4, 2020
in Cecurhatan
Sebuah Harap di Tahun Kalap
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Hmm.. 2020 baru memasuki Juni dan segala kalap kian menjadi. Untuk itu tetaplah bahagia dan berdoa.

Setuju atau tidak, kemudahan teknologi dan penyebaran informasi yang cepat memberikan kita manfaat dalam menjalani hidup. Juga tak jarang kedua akses yang kita dapat itu membingungkan kita. Atau malah bisa-bisa mengobrak-abrik mental kita.

Tentu saja, kita sendiri yang akan merasakannya. Terlebih ketika kita sebagai manusia yang hidup di dua dunia, nyata dan maya. Saat ini, keduanya berperan untuk menentukan keberlanjutan hidup.

Kalau kamu pengguna aktif twitter, hal pertama yang kalian lakukan saat membuka aplikasi itu apa? Beranda? Pencarian? Notif atau pesan? Kalau kalian menjawab pencarian dan lihat trending, fix kita ~jodoh~ satu frekuensi.

Setiap hari-ketika punya data-saya membuka twitter. Hal pertama ialah mengarahkan ibu jari kanan untuk menyentuh ikon trending. Aktivitas itu biasanya saya lakukan setiap tiga kali sehari, pagi, siang dan malam. Wahh sudah seperti minum obat saja. Wqwq

Ketika membuka twitter kemarin malam, #Ebola ada di Puncak salah satu lima baris _trending_ twitter. Sontak saya terkejut sambil bergumam. Ebola? Saya membatin sekali lagi. Tanpa ba-bi-bu langsung saya klik #Ebola.

Tambah terkejutlah saya saat tahu bahwa hashtag itu merupakan cuitan dari orang-orang tentang penemuan 6 kasus baru virus Ebola di Kongo. Pandemi Covid-19 belum usai, Kongo berjibaku kembali dengan Ebola.

Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, Penyakit Virus Ebola (PVE) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola, yang merupakan anggota keluarga filovirus. Penyakit ini dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF).

Virus ebola pertama kali diidentifikasi tahun 1976 di dua tempat secara simultan yakni di Yambuku, sebuah desa tidak jauh dari sungai ebola di Republik Demokratik Kongo dan di Nzara, Sudan Selatan.

2014-2016, Ebola menjadi wabah di Afrika Barat dengan 28.652 kasus, dan 11.325 kematian, dengan total kematian/total kasus 39,52% (data WHO per 10 Juni 2016).

Berdasarkan hal itu, WHO menyatakan penyakit virus Ebola sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pemerintah Indonesia saat itu turut memberikan sikap preventif agar virus tidak dibawa ke Indonesia oleh orang-orang yang pernah melakukan perjalanan ke Afrika dan kontak langsung dengan penderita.

Virus ini dapat menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya (termasuk feses, air liur, urine, bekas muntahan dan air mani) dari hewan atau manusia yang terinfeksi ebola. Ia dapat masuk ke tubuh orang lain melalui kulit yang terluka atau melalui mata, hidung dan mulut. Dapat juga menyebar melalui jarum suntik dan infus yang telah terkontaminasi.

Sama halnya dengan covid-19, kelompok yang paling berisiko adalah keluarga, teman dan petugas medis. Kita patut bersyukur sebab penyebaran ebola tidak semasif covid. Namun efeknya lebih mengerikan ebola.

Bagaimana tidak, jika seseorang terkena ebola maka gejala yang timbul berupa demam tiba-tiba, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, kurang nafsu makan, dan perdarahan yang tidak biasa. Sudah cukup ngeri? Belum!

Pendarahan tidak biasa itu akan semakin parah dari hari ke hari. Darah itu keluar dari mata, mulut, hidung, dan bekas suntikan. Ngerinya dimana? Darah itu bisa keluar secara bersamaan. Jangan bayangkan!

Oleh karena itu, virus ebola termasuk salah satu virus yang mematikan. Sebab tingkat kematiannya sangat tinggi. Sama dengan covid, orang-orang juga diklasifikasikan ODP, PDP dan positif.

Syahdan, 2 Juni WHO mengumumkan ada 6 kasus baru outbreak ebola di Kongo sejak 2018 berakhir. 4 warga dilaporkan meninggal dan 2 sedang dalam pengawasan di rumah sakit. Walau pun ada vaksin, virus ini tetap berbahaya.

Hmm.. 2020 baru memasuki Juni dan segala kalap kian menjadi. Untuk itu tetaplah bahagia dan berdoa. Sebuah harap yang patut kita perjuangkan di tahun ini adalah doa.

Doa agar imun semakin menebal, kesehatan kian membaik, rezeki lancar, ~jodoh dipertemukan~, aktivitas kembali normal dan bumi tersenyum lagi.

Tak ada lagi air mata, luka dan kehilangan. Walau itu bagian dari perjalanan sebuah bangsa tentu harap kita selalu sama. Kata Sutardji calzoum bachri, “namun mereka telah nyempurnakan bakat gemilang sebagai airmata yang kini dan kelak selalu dibilang bagi perjalanan bangsa”.

Lekas membaik kita semua. Doa baik dari dan untuk kita. Terus berharap, karena ia yang menguatkan. Terakhir, datanglah suka, cinta dan bahagia.

Tags: Covid-19Ebola

BERITA MENARIK LAINNYA

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan
Cecurhatan

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

February 26, 2021
Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory
Cecurhatan

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

February 25, 2021
Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga
Cecurhatan

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021

REKOMENDASI

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

Datangnya Kilang Minyak dan Fatamorgana Masa Depan

February 26, 2021
Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

Saatnya Membantah Teori Sejarah The Great Man Theory

February 25, 2021
Maklumat Kelas Literasi Jurnaba

Maklumat Kelas Literasi Jurnaba

February 24, 2021
Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

Propaganda Bahagia ala Sekolah Guratjaga

February 23, 2021
Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

Jalur Evakuasi dan Kemampuan Memaksa Diri Sendiri

February 23, 2021
Over Optimistis Itu Buruk

Over Optimistis Itu Buruk

February 22, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved