Sering bertanya pada diri ini, entah kapan ia datang bahkan tak pernah tahu sampai aku begini?
Diam, hanya itu yang bisa kulakukan saat ini. Memang apa bisa dilakukan? Bertanya, aku taktau harus bertanya pada siapa. Menangisi apa yang sudah berlalu? Nasi sudah menjadi bubur. Aku sedang berada di persimpangan jalan, bimbang? Jelas, mengapa? Karena saat ini adalah masanya menunggu.
Menunggu adalah hal yang sangat sulit ditaklukkan. Hari-hari yang biasanya selalu ditabrak dengan berbagai macam tugas, kegiatan ekstra, dan berbagai kesibukan pondok kini tinggal satu kata, tunggu. Hari-hari yang biasanya dituntut untuk cepat dalam segala hal, selalu tak sempat tidur siang, selalu terlambat tidur malam, kini tinggal satu kata lagi, diam. Semangat yang selalu kuucapkan setiap memulai hari seakan mulai luntur. Berharap agar segera ada kabar baik, semoga.
Pilihan ini adalah keputusanku sendiri. pilihan dalam memilihnya, memperjuangkannya, dan berusaha merubah kehendak orang tua. Benar, ini adalah keputusanku sendiri yang sekarang membuatku bimbang. Melupakannya bukanlah hal mudah, selama ini sudah kuperjuangkan dengan sepenuh hati, menunggunya juga sangat melelahkan, setiap hari berharap ada kabar yang mengatakan kehadirannya atau paling tidak sampai mana perjalanannya selama ini.
Kapan? Jadi berangkat atau tidak? Harapan, entah harapan ini akan menjadi kenyataan atau hanya sebatas angan. Aku hanya berharap yang terbaik saja, apapun itu. Jika dia bukanlah takdirku semoga ditemukan dengan takdir yang lebih baik, dan jika dia adalah takdirku smeoga dipertemukan di waktu yang tepat, kemana lagi hamba ini memohon selain kepada-Mu? Ya Rab.
Tenanglah, dia akan datang di waktu yang tepat. Sekarang nikmati saja dulu waktumu bersama keluarga. Mungkin, jika penantian ini menjadi kenyataan akan sangat sulit menemukan waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Akan sangat sulit mencari waktu senggang di tengah-tengah padatnya tugas yang menumpuk dan berbagai kegiatan lainnya, jadi nikmati saja dulu. Begitulah nasihat yang selalu disampaikan padaku.
Aku selalu berusaha, berusaha tenang dalam menghadapi berbagai situasi, tetapi situasi ini benar-benar membuatku bingung. Aku harus apa? Apa yang bisa dilakukan? Ingin mondok untuk sementara waktu atau ingin melanjutkan perkuliahan yang sudah berjalan 3 semester lalu, semuanya pasti dipertimbangkan kembali. Alasannya sudah jelas, “kalo tiba-tiba ada kabar gimana? Pasti akan sulit jika saat dimana kabar disampaikan dan waktu keberangkatan sangat dekat” begitulah alasan yang menjadi dasar ketidakmampuanku menghadapi situasi ini.
Sabar, tenang, dia akan segera datang. Aku selalu memikirkannya hingga lupa mensyukuri nikmat yang tak pernah berhenti datang menghampiriku. Diri ini selalu saja melihat capaian orang lain hingga lupa mengapresiasi diri sendiri yang telah berhasil sampai di titik ini. Membanding-bandingkan keadaan diri dengan keadaan orang lain hingga lupa bahwa hidup ini wang sinawang. Kita hidup saling memandang, lupa bahwa semua ada kadarnya dan semua pasti memiliki kekurangan. Aku lupa bahwa hidup tak hanya tentang manis, tetapi pasti ada pahitnya.
Bertanyalah kepada dirimu sendiri “mengapa aku bersedih?” jawabannya adalah karena kita sedang kehilangan sesuatu yang membuat kita nyaman dan bahagia. Tetapi seseorang yang salih dan disertai iman akan berjalan dengan cahaya Allah yang menyinarinya dan selalu meyakini bahwa Allah akan memberinya sesuatu yang lebih membahagiakan. Begitulah nasihat Syekh Mutawalli Sya’rawy.
Ridha atas apa yang kita miliki sangatlah mudah, tetapi bagaimana jika ridha atas apa yang telah pergi? Atau sesuatu yang telah kita perjuangkan tetapi menghilang begitu saja? Nilai yang jelek padahal sudah berusaha dengan baik? Pasti akan sangat sulit. Semua akan terlihat sulit jika tidak mencobanya, cobalah ridha atas semua yang menghampirimu. Sekali atau dua kali memang akan sedikit memaksa, tetapi insya Allah lama-lama akan terbiasa, aku akan mencoba.
Aku tak tahu apakah aku berada dalam pilihan yang tepat atau tidak dalam memilih jalan ini, aku hanya berusaha mewujudkan anganku. Yang pasti di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh sang Khaliq. Memangnya apa yang ditunggu sejak dulu? Kita tunggu saja tanggal mainnya. Ihdina shirath al-mustaqim.