Pada akhirnya, self healing terbaik adalah kerendahan hati kita buat menerima. Salah satunya, menerima bahwa ya, kita ada di sudut yang lain dan tak harus tahu apapun.
Salah satu produk yang dihasilkan era digital ialah cepatnya akses informasi yang bertebaran di internet. Apa saja bisa berembus dalam waktu singkat. Dan seolah, menjadi tertinggal walau sedetik saja terasa seperti sebuah kesalahan besar.
Kehidupan terasa seperti perjalanan sebuah kereta api. Bedanya, ia tak bisa diprediksi akan berhenti di titik stasiun mana dan justru melaju semakin cepat tanpa batas.
Kejadian itu, sayangnya turut juga memengaruhi pola hidup manusia. Ketika seseorang tengah melakukan sesuatu, misalnya, rasanya akan janggal jika tidak secepat kilat mempublishnya di media sosial.
Namun apakah hanya itu saja? Tentu saja tidak. Yang lebih buruk adalah perasaan seseorang yang takut ketinggalan informasi penting. Ia bisa berimbas kuat pada kesehatan mental.
Fear of Missing Out (FOMO), begitulah banyak orang menyebutnya. Itu adalah sebuah istilah untuk yang menyatakan tentang takut ketinggalan berita atau tema-tema penting yang tengah berlangsung. Tak hanya itu, Fomo juga memicu seseorang merasa puas dan bahagia ketika telah mengikuti sesuatu.
Di luar sisi negatifnya, menjadi Fomo kadang-kadang amat membantu. Terutama jika yang kita kerjakan adalah hal-hal menyangkut kebaruan dan aktualitas. Seperti seorang jurnalis yang harus memeriksa apa saja peristiwa yang baru saja terjadi. Atau, seorang penulis yang butuh inspirasi atas beragam kejadian yang terjadi dalam waktu singkat.
Dengan Fomo, jelas kita bisa melakukan beberapa hal secara optimistis. Sebab mekanisme diri kita mempunyai metode otomatis untuk mendeteksi sesuatu yang baru.
Namun seperti yang telah disinggung, Fomo juga berpotensi menghancurkan seseorang. Terlebih dalam sisi psikis atau mental.
Soalnya jika sedetik saja telat mengetahui sesuatu, dunia seperti kiamat. Dan itu memicu kekhawatiran yang berlebihan.
Namun tenang, kita masih bisa melakukan sesuatu agar Fomo tidak menjadikan kita hancur berkeping-keping. Salah satunya adalah meditasi.
Meditasi bisa membuat pikiran kita tenang dan tenteram. Hal ini berkebalikan dengan kejadian ketika merasa takut dan kurang santai.
Maka jika memiliki kesempatan, ada baiknya meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk menyendiri sembari kontemplasi. Dengan itu kekhawatiran berlebih atas tertinggalnya berita atau kabar baru menjadi biasa saja.
Berikutnya adalah menerima. Maksudnya, jika toh banyak yang bergunjing mengapa kita tidak tahu atau mengerti suatu hal baru, kita terima saja. Toh jika memang begitu, kita tak rugi-rugi amat: dan perkataan mereka juga tidak akan membuat kita tambah miskin atau kekurangan uang.
Pada akhirnya, self healing terbaik adalah kerendahan hati kita buat menerima. Salah satunya, menerima bahwa ya, kita ada di sudut yang lain dan tak harus tahu apapun.
Sebab banyaknya hal yang terlewati di dunia ini, kau tahu, tidak ditentukan atas seberapa seringnya kita satu arus dengan topik. Dan supaya lebih menjamin, kita perlu bilang bahwa kita biasa saja tanpa itu semua. Dan akan selalu baik-baik saja. Begitu.