Selain mengandung beragam pelajaran penting, tayangan Si Doel juga penuh kenangan bagi para penontonnya, di berbagai macam usia.
Kesuksesan dan keistiqomahan tayangan Si Doel tidak bisa lepas dari sebuah novel karya Aman Datuk Madjoindo sastrawan Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Sastrawan Angkatan Balai Pustaka itu, menulis novel Si Doel Anak Betawi pada tahun 1932.
Berkisah tentang kehidupan seorang anak Betawi bernama Doel (ejaan lama). Tentang kehidupan sosial dan budaya pada masa itu, kisah Doel dengan nyak (ibu) dan babe (bapak), kawan-kawannya, dan lain-lain. Kejadian yang memukul keluarga Doel ketika seseorang datang membawa kabar bahwa babenya yang merupakan sopir meninggal dunia karena kecelakaan.
Sekelumit gambaran kisah tentang novel Si Doel Anak Betawi, mampu membangkitkan kenangan wabilkhusus yang pernah menyaksikan tayangan Si Doel baik yang tayang di televisi, bioskop, dan lain-lain.
Film bioskop seperti Si Doel Anak Betawi yang dirilis tahun 1972 dan disutradarai Sjuman Djaja. Diperankan oleh Rano Karno, Tutie Kirana, Benyamin Sueb, dan lain-lain. Dilanjutkan Si Doel Anak Modern (1976) yang merupakan sekuel dari Si Doel Anak Betawi.
Tahun 1994 ada sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang tayang di RCTI. Bagi generasi 90-an mungkin masih terngiang dalam ingatan tentang sinetron yang biasanya tayang di siang hari. Ada yang menyaksikan sinetron bersama keluarga, sebagai hiburan setelah pulang dari sekolah, menemani santap siang, dan juga hiburan sebelum sore harinya berangkat mengaji.
Mengingat sebelum menginjak tahun millenium (2000), pemakaian gawai tak marak seperti sekarang. Akeses informasi, hiburan, dan sebagainya lewat televisi. Nasbky yang masa itu sering nonton televisi, tidak asing dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Tak jarang di berbagai forum seperti arisan, warung, dan tempat belanja seperti rengkek, serpihan kisah Si Doel keluar dari mulut ke mulut yang matanya telah menyaksikan sinetron tersebut.
Doel diperankan oleh Rano Karno sebagai Kasdullah (Doel), Cornelia Agatha sebagai Sarah yang merupakan gadis blesteran Belanda, Maudy Koesnaedi sebagai Zaenab, Sabeni atau babe diperankan Benyamin Sueb yang bekerja sebagai sopir opelet, Mak Nyak atau Lela diperankan Aminah Cendrakasih memerankan ibu rumah tangga yang memiliki warung di depan rumahnya.
Suti Karno berperan sebagai Zaitun (Atun) yang pernah terjepit Tanjidor, Mandra tetap sebagai Mandra dengan gaya berbicara dan tingkah laku yang selalu mengundang tawa, Pak Tile berperan sebagai kakek Doel dengan nama Kong Ali, Karyo yang suka memelihara burung diperankan oleh Basuki dimana salah satu nama burung peliharaannya yaitu Bejo. Nunung sebagai adik Karyo, Pak Bendot sebagai mertua Karyo, dan beberapa tokoh figuran lain.
Sinetron yang dimulai dengan lirik lagu, “anak betawi…ketinggalan zaman…katenye…” itu menceritakan mengenai kehidupan sosial dan budaya keluarga Doel dengan masyarakat sekitar. Keluarga Doel yang masih melestarikan budaya betawi mampu hidup di tengah gempuran budaya modernisasi wabilkhusus yang terjadi di Ibu Kota.
Si Doel Anak Sekolahan terbagi menjadi enam season. Di setiap seasonnya memiliki beragam kisah yang berbeda-beda. Di season 1 (1994), lebih mengenalkan kehidupan keluarga Doel dan dinamika Doel menyelesaikan kuliahnya di jurusan teknik, juga bertemu dengan Sarah yang merupakan sepupu dari Han (teman kuliah Doel).
Si Doel anak betawi asli yang tak lupa sembahyang dan mengaji memiliki adik bernama Zaitun yang akarap disebut Atun. Wataknya tomboi hal itu dibuktikan dengan aktivitasnya salah satu di antaranya bermain layang-layang. Mandra yang merupakan paman dari Doel dan Atun bekerja sebagai kernet opelet dan memiliki pujaan hati bernama Munaroh.
Pada season 2 (1994), lebih menarik karena konflik yang ditayangkan beragam salah satu di antaranya ditandai dengan kemunculan Zaenab. Juga hadir tokoh figuran seperti Pak Bendot yang menambah kelucuan dan menghidupkan sinetron itu.
Pada tahun 1995, lahir season 3 dimana kisahnya Doel menjadi tulang punggung keluarga sebab babe Sabeni meninggal dunia karena kecelakaan lalu-lintas. Cinta segitiga antara Doel, Sarah, dan Zaenab semakin menambah rasa penasaran penonton untuk mengetahui kelanjutan ceritanya. Akhir season 3, Doel diterima kerja di sebuah perusahaan dan ditunjuk oleh perusahaannya untuk berangkat ke sebuah negara di benua biru yakni Swiss.
Dinamika kehidupan Doel setelah pulang dari Swiss dan kisah cinta Mandra dengan Nyunyun yang berakhir tragis namun tidak terlalu nampak ketragisannya, lantaran laku pria berambut gondrong itu selalu mengundang degup tawa. Doel masih menunggu panggilan kerja, sembari menunggu panggilan dari perusahaan, Doel mengisi waktu luang dengan merawat opelet tua berwarna biru dan menggunakannya untuk mengais rezeki. Hal tersebut dikisahkan pada season 4 (1998) yang mana menjadi akhir penayangan sinetron Si Doel Anak Sekolahan (SDAS) di RCTI.
Season 5 (2000) penayangan SDAS pindah di Indosiar. Pada season ini, antara lain berkisah tentang; kesibukan Doel dengan pekerjaannya, meninggalnya kakek Doel (Kong Ali), Atun akan melangsungkan pernikahan dengan Karyo, dan lain-lain.
Beberapa peristiwa yang terjadi ketika season 6 (2002); Doel menikah dengan Sarah, Zaenab menikah dengan Henry, dan adegan ranjang jebol malam pertama Doel dan Sarah yang terjadi di rumah tradisional milik keluarga Doel menjadi akhir season 6. Adegan malam pertama yang dikemas dengan penuh kelucuan namun tidak mengurangi makna dalam hal cinta, mengundang degup tawa.
Pasalnya, Mandra, Atun, dan Karyo dengan penuh keisengan memasang kursi kemudian membuat lubang pada kamar dan mengintipnya. Sayang disayang, ranjang yang ditempati Doel dan Sarah ambrol dan mengundang tawa seisi rumah.
Berlanjut ke Si Doel Anak Gedongan yang merupakan season 7 (2005). Setelah menikah dengan Sarah, Doel tinggal di rumah mewah, mempunyai mobil yang bagus, dan jabatan tinggi di sebuah perusahaan. Mak Nyak tinggal bersama Mandra, Atun dan Karyo tinggal di sebuah rumah kontrakan dan memiliki buah hati bernama Kartubi (Abi). Sarah tengah hamil, begitupun dengan Zaenab namun perlakuan suami Zaenab kurang menyenangkan.
Hal itu terjadi setelah mertua Zaenab meninggal. Sifat posesif dalam diri Sarah begitu menjadi apalagi saat ia sedang hamil dan mengetahui kalau Doel telah mengantarkan Zaenab ke rumah sakit. Bentuk rasa kemanusiaan dan kepedulian Doel kepada Zaenab, mendapat respon kurang baik dari Sarah. Hal itu membuat Sarah cemburu kemudian pergi ke Belanda tanpa minta izin ke Doel dan keluarganya.
Tahun 2011, tayangan Si Doel muncul dalam bentuk FTV dengan judul Si Doel Anak Pinggiran. Setelah dari Indosiar kemudian kembali lagi ke RCTI. Si Doel Anak Pinggiran berkisah tentang dinamika kehidupan Doel setelah ditinggal Sarah ke Belanda, Doel kembali menjalani kehidupan seperti dulu dan menjadi montir panggilan. Kondisi Mak Nyak yang sakit-sakitan membuat Doel, Mandra, dan Atun untuk merawatnya. Karyo yang merupakan suami Atun telah meninggal dunia, Atun dan anak semata wayangnya tinggal di rumah bersama Mak Nyak, Mandra, dan Doel sembari berjualan di warung yang berada di depan rumah.
Doel beberapa kali pernah bermimpi bertemu anak kecil dengan latar tempat di pantai. Tayangan Si Doel kali ini juga mengabarkan Zaenab menyandang status janda karena telah bercerai dengan Henry dan sering menjenguk Mak Nyak yang tengah berbaring karena sakit. Mak Nyak meminta Doel untuk menikahi Zaenab, karena Sarah tak ada kabar. Agar nantinya Zaenab bisa membantu merawat Mak Nyak, dan Doel bisa menyanyangi Zaenab dengan sepenuh hati.
Singkat cerita, Si Doel menikah dengan Zaenab. Si Doel juga memperoleh kabar dari ibunya Sarah untuk bertemu dengan anaknya. Anak kecil yang beberapa kali menjadi bunga tidur Doel tersebut merupakan buah cintanya dengan Sarah.
Setelah beberapa tahun tayangan Si Doel tidak merilis karya terbaru, akhirnya tahun 2018 melahirkan Si Doel The Movie yang rilis di bioskop pada 2 Agustus 2018. Menjadi obat kerinduan bagi penggemar tayangan Si Doel.
Karnos Film dan Falcon Pictures mendobrak kerinduan penggemar dengan alur dan konflik yang menarik. Apabila tayangan sebelumnya lebih menggambarkan kehidupan sosial dan budaya Jakarta pada masanya, kali ini latar waktu, tempat, dan suasananya lebih ke Negeri Van Oranje (Belanda). Setelah 14 tahun kepergian Sarah ke Belanda, akhirnya Doel ditemani Mandra terbang ke Belanda untuk bertemu Han.
Han yang dulunya teman kuliah Dul dan sepupu Sarah itu, menyuruh Doel untuk terbang ke Belanda dalam rangka meminta bantuan. Selain itu, agar Doel bisa bertemu dengan Sarah dan buah hati mereka yang bernama Abdullah (Dul). Kepergian Doel ke Belanda tanpa bercerita terus terang kepada Mak Nyak, Atun, dan Zaenab.
Penonton juga akan dibawa menikmati beberapa pemandangan alam dan buatan di Belanda seperti kincir angin raksasa, bunga tulip, wajah beberapa kota di Belanda, Tropenmuseum, kanal air, dan sebagainya.
Zaenab menjadi posesif terhadap Bang Doel setelah mendengar kabar kalau Doel pergi ke Belanda juga untuk bertemu Sarah serta anaknya. Akhirnya, Si Doel berhasil bertemu dengan Sarah dan anaknya.
Momen lebaran tahun 2019, rilis kelanjutan kisah Si Doel dalam Si Doel The Movie 2. Kali ini bercerita tentang kejadian setelah Doel menginjakkan kaki di Belanda. Penonton akan dibawa kembali ke rumah yang penuh kenangan dan opelet biru yang menjadi saksi bisu tayangan Si Doel dari masa ke masa. Kali ini latar tempat lebih banyak di Jakarta.
Doel yang merupakan sarjana teknik masih menjadi montir panggilan, terkadang juga mengajak Mandra untuk membantunya. Doel, Mandra, Atun, dan Zaenab merawat Mak Nyak yang semakin berumur dan belum sepenuhnya sehat dengan penuh kasih sayang. Perlu diketahui bahwa Doel belum pernah menceraikan Sarah, jadi memiliki dua istri dan satu anak yaitu Zaenab dan Sarah serta anaknya.
Selain membantu Doel, Mandra juga mencari uang dengan ngojek dan menjadi sopir opelet. Terdapat adegan menarik berbau guyonan ketika Mandra sedang menarik opelet bersama kawan-kawannya. Seorang yang kebetulan juga tukang ojek, dengan nada bergurau bilang ke Mandra, “penumpang sekarang itu pada palah pilih, kalau lihat supirnya jelek langsung dicancel kita”, wqwqwq. Sontak Mandra dengan ekspresi yang khas, mampu mengundang tawa siapa pun yang melihatnya.
Sebelum Doel kembali ke tanah air, telah berpesan kepada Mandra untuk jangan bercerita kepada siapa pun terkait pertemuan Doel dengan Sarah dan anaknya. Hal itu dilakukan Doel untuk menjaga hati dan perasaan Zaenab. Mengingat mulut Bang Mandra yang ceplas-ceplos, akhirnya Atun dan Zaenab tahu.
Sontak hal itu menimbulkan kebencian Zaenab terhadap Doel. Namun Atun selalu menyemangati Zaenab agar tidak putus asa. Hal itu diperparah lagi dengan rencana kedatangan Sarah dan anaknya ke Jakarta dalam rangka menjenguk Mak Nyak dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia perbuat, sebab ia telah meninggalkan Doel begitu saja tanpa ada kabar.
Kira-kira? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Siapa yang dipilih Doel? Sarah atau Zaenab? Mau tahu saja atau tahu bingitz? Hehehe, tenang nabsky, sila istirahat sejenak dengan menghembuskan nafas, ngudud, ngopi, dan lain-lain. Berikut kelanjutannya, cekidot.
Setelah sukses dengan sekuel Si Doel The Movie 2, berlanjut ke Akhir Kisah Cinta Si Doel yang dulunya akan dinamakan Si Doel The Movie 3. Akhir Kisah Cinta Si Doel masih diperankan oleh aktor maupun aktris seperti sekuel sebelumnya.
Film yang dirilis tanggal 23 Januari 2020 itu, mampu menyedot animo masyarakat dan juga mengobati rasa rindu plus penasaran kepada kisah cinta Si Doel. Dalam trailernya, banyak netizen yang berkomentar juga membangkitkan kenangan terhadap Babe Sabeni, Karyo, dan beberapa tokoh lain.
Kepulangan Sarah dan Abdullah (Dul) ke Jakarta membuat keluarga Doel senang, namun di sisi lain Zaenab yang sedang mengandung menjadi posesif. Dia dirundung kesedihan dan bingung dalam menghadapi kehidupan. Di sisi lain ia ingin tetap bersama Doel, namun Si Doel juga masih menyandang status sebagai suami Sarah.
Pikiran yang berlebih dari Zaenab menyebabkan ia untuk sementara waktu pisah ranjang dengan Doel. Sebelum Abdullah (Dul) main ke rumah papahnya, Sarah memberikan beberapa pesan ke anaknya salah satu di antaranya untuk memanggil Zaenab dengan ibu, jadi manggilnya Bu Zaenab.
Dul yang belum begitu tahu tentang dinamika masa lalu kisah ibunya, terkadang bertanya kepada Sarah dan papahnya. Kemudian Sarah juga memberi izin untuk Dul bermain ke rumah tradisional yang ditempati keluarga Doel. Dul ketika main ke rumah babenya itu, juga sering bertanya tentang masa lalu Doel, opelet, kehidupan sosial dan budaya Betawi, dan lain-lain.
Selain menghabiskan waktu dengan bermain bersama Kartubi (Abi), Dul juga diajak babenya siapa lagi kalau bukan Kasdullah (Doel) untuk berkeliling Kota Jakarta dengan opelet tua. Doel yang mengemudi dan anaknya menjadi kernet.
Kedatangan Sarah ke Jakarta juga untuk mengurus perceraian dengan Doel. Zaenab juga ingin bertemu dengan Sarah untuk membicarakan hubungan mereka. Beberapa kejutan juga terjadi di sekuel ini, salah satu di antaranya ketika Bang Mandra sedang ngojek memperoleh penumpang seorang gadis perempuan yang cantik jelita, dan ketika turun di depan rumahnya betapa terkejutnya Bang Mandra sebab anak itu adalah buah hati dari Munaroh dengan suaminya yang bernama Cecep.
Betapa terkejut lagi Bang Mandra ketika mendengar bahwa status Munaroh adalah janda karena cerai dengan Cecep.
Ketika Dul berada di rumah papahnya, dan menghabiskan malam di sana. Zaenab memilih pergi, dan Doel tidak lupa untuk memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan akhirnya yang menjadi pertanyaan kita semua terjawab tentang pelabuhan hati Si Doel.
Si Doel mencari Zaenab ke rumahnya, dan membawa bukti perceraian dengan Sarah. Akhirnya tanda tanya masyarakat terjawab, Doel memilih Zaenab dan menerima gugatan cerai yang dilayangkan oleh Sarah. Doel memilih Zaenab, namun sama sekali tidak menaruh kebencian terhadap Sarah dan anaknya.
Itulah nabs, memorabilia tayangan Si Doel dari masa ke masa dan akhir kisah cintanya. Selain nostalgia, beragam ibrah bisa nabsky peroleh salah satu di antaranya tentang seni menyikapi hidup. Terkadang kita berada di bawah, terkadang juga berada di tempat yang lebih baik. Dalam menghadapi cobaan seperti bingung menentukan pilihan, Doel anak Betawi yang dididik orang tuanya untuk tak lupa sembahyang dan mengaji, selain berusaha keras menjalani kehidupan juga dibarengi dengan berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tidak mudah putus asa dan selalu optimis dalam menghadapi kehidupan.