Sebagai anak kosan yang sering mengumpulkan kenangan barang bekas di dalam kamar, saya tuh sering lupa kalau ada pepatah: sedikit demi sedikit lama-lama menjadi samudera.
Pak Thanos memang identik dengan sosok jahat. Namun, jarang ada yang tahu jika beliau mengajarkan kita semua untuk rajin bersih-bersih kamar kos. Karena, menjaga keseimbangan alam semesta mirip dengan menjaga kebersihan kamar kos.
Menjaga kebersihan menjadi pemahaman pertama yang diberikan orang dewasa pada kita, bahkan sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Namun, sepanjang mengarungi usia, menjaga kebersihan bukan sesuatu yang mudah dilakukan.
Untuk memasukkan bungkus jajan ke dalam saku, lalu menunggu keberadaan tempat sampah untuk membuangnya, saya kira, sangat sulit dilakukan. Meski, istilah “membuang sampah pada tempatnya” sudah kita pahami bahkan sebelum kita memahami arti cinta sejati. Huft.
Menjaga kebersihan bukan perkara yang mudah dilakukan. Baik secara individu maupun berkelompok. Karena, manusia punya kecenderungan alami suka membuang sampah sembarangan. Seperti membuang waktu sembarangan.
Waktu yang seharusnya lebih berguna dibanding sampah saja, sering terbuang sia-sia hanya untuk melakukan perihal tidak berguna. Apalagi sampah yang memang sudah tertanam di otak kita sebagai barang tak berguna. Jadi jangan heran kalau kita suka membuang sampah sembarangan.
Nabs, membuang sampah pada tempatnya merupakan kegiatan tak biasa yang butuh tekad kuat. Bukan sekadar tekad biasa. Tapi tekad yang sangat kuat. Mirip keinginan Pak Thanos untuk membersihkan separuh populasi alam semesta.
Saya percaya, di dunia ini, tidak ada perkara yang berdiri sendiri. Keinginan Thanos untuk menghilangkan separuh populasi alam semesta pun, sesungguhnya punya tujuan sangat mulia. Yakni demi keseimbangan hidup.
Pak Thanos tahu bahwa keinginan mulia, butuh tekad yang kuat untuk menjalaninya. Membersihkan separuh populasi alam semesta tentu tak lepas dari berbagai macam gesekan. Celakanya, Pak Thanos siap menjalani dan melawan itu semua.
“The hardest choices require the strongest wills,” ucap Pak Thanos pada Dr. Stephen Strange dalam sebuah episode di Avengers Infinity War. Bagi saya, ini ucapan Thanos yang sangat realistis sekaligus mengharukan.
Saya sangat mengamini apa yang dikatakan Thanos: pilihan yang berat membutuhkan tekad yang kuat. Tentu, tidak dalam konteks menghancurkan separuh alam semesta. Tapi membersihkan kamar kos dari sampah yang menggunung.
Sebagai anak kosan yang sering mengumpulkan kenangan barang bekas di dalam kamar, saya tuh sering lupa kalau ada pepatah: sedikit demi sedikit lama-lama menjadi menjadi samudera.
Buktinya, bekas bungkus kuwaci yang ada di dalam kamar saya, kini sudah bisa buat beli paketan pulsa, kalau mau mengilokannya. Tapi karena tak mau mengilokan, bungkus kuwaci itu pun kini jadi prasasti kesia-siaan hidup.
Menjaga kebersihan tentu pilihan yang berat. Sedang kemampuan dan kemauan menjaga kebersihan, harus punya tekad sekuat Thanos. Tanpa itu, rumah kita hanya akan menjadi planet yang dipenuhi sampah.
Sebagai seorang villain, Pak Thanos mengajarkan pada kita sebuah pesan penting: pilihan yang berat membutuhkan tekad yang kuat — menjaga kebersihan butuh tekad yang kuat. Jika menjaga kebersihan saja butuh tekad yang kuat, apalagi menjaga perasaan.