Ada banyak cara untuk memajukan desa di zaman now. Salah satu di antaranya melalui pemasaran dan branding dua dunia (nyata dan maya).
Akademi Desa Wisata (Demi Dewi) telah memasuki hari kedua. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pelaku dan pegiat desa wisata tersebut, fokus mendalami strategi pemasaran dan digital branding desa wisata.
Berlangsung secara hybrid; daring di zoom cloud meeting dan luring di Hotel Novotel Samator Surabaya Timur pada Kamis 3 Februari 2022, hadir dua narasumber dengan segudang pengalaman yakni Muhammad Ricky Fauziyani selaku Direktur Pemasaran Nusantara, Deputi Bidang Pemasaran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Direktur Alvara Research Centre Hasanuddin Ali.
Muhammad Ricky Fauziyani memaparkan materi tentang strategi pemasaran dan pengembangan ekonomi kreatif desa wisata.
Ricky mendorong pengelola desa wisata untuk menjalin kolaborasi dengan multipihak demi jangkauan pemasaran yang lebih luas.
“Konsep kolaborasi pentahelix (pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media) sangat cocok untuk mendukung pemasaran desa wisata” kata Ricky.
Nabs, Ricky menambahkan bahwa selama masa pandemi Covid-19 ketersediaan fasilitas dan penerapan protokol kesehatan merupakan jaminan yang paling dibutuhkan para wisatawan.
Jaminan destinasi desa wisata yang aman dari Covid-19 merupakan keunggulan yang dapat menarik kunjungan wisatawan.
Sementara itu, Hasanuddin Ali menekankan wajib hukumnya digital branding bagi desa wisata. Karena mayoritas masyarakat Indonesia menghabiskan waktunya di dunia maya.
Bahkan, menurut data paling mutakhir, pengguna internet di wilayah pedesaan meningkat sangat signifikan.
“Branding yang paling efektif bagi produk pariwisata adalah melalui platform digital. Oleh karena itu, kalau desa wisata ingin dikenal mayoritas masyarakat Indonesia, maka wajib hukumnya hadir dan eksis di dunia maya” jelasnya.
Dwi Ariady Kusuma selaku Ketua Pelaksana Akademi Desa Wisata mengungkapkan bahwa dari hasil riset yang telah dilakukan menunjukkan materi terkait strategi pemasaran dan digital branding bagi desa wisata merupakan materi yang paling dinantikan dan diminati oleh para pelaku desa wisata.
“Kita berharap usai mengikuti akademi desa wisata, para peserta dapat memiliki pengetahuan tentang strategi pemasaran dan digital branding serta mampu membuat perencanaan yang dapat menjangkau target pasar desa wisata,” ujar Dwi Ariady Kusuma.
Ratusan pelaku dan pegiat desa wisata yang berasal dari 190 desa wisata berbasis BUM Desa mengikuti dengan antusias kegiatan Demi Dewi hari kedua.
Sebagai informasi, kegiatan Demi Dewi diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Yayasan Rumah Kita Sidoarjo, KIP Foundation, dan Sampoerna Indonesia, mendapat dukungan penuh dari tiga OPD Pemprov Jatim yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur.
Selain itu, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga dan Bank Jatim serta beberapa pihak swasta meliputi Hotel Novotel Samator Surabaya Timur, Blesscon bata ringan, Kopnuspos, PT.Penjaminan Infrastruktur Indonesia PT. Pelindo III, Shoope, Pocari Sweat turut mendukung penuh jalannya acara.
Tak ketinggalan, beberapa media meliputi Media Times Indonesia, Mercury Media Group, Mercury FM Surabaya, Kota FM Surabaya, DJ FM Surabaya, Global FM Surabaya juga turut ambil bagian memberikan dukungan.