Buat kamu yang nggak masuk kampus idaman, banyak kampus kehidupan lain yang bisa jadi idaman barumu.
Beberapa hari lalu, hasil tes SBMPTN telah diumumkan. Sebanyak 168.742 peserta dinyatakan lulus. Di 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Indonesia. Untuk yang belum beruntung jangan murung.
Dari 10 besar PTN yang banyak peminat, Universitas Brawijaya menduduki peringkat teratas. Waduh gak kebayang ramenya Malang. Selain padat penuh dan macet. Setidaknya ekonomi kerakyatan meningkat.
Jangan sedih untuk yang tidak lolos SBMPTN. Karena perjalanan masih panjang. Dan hanya ada satu jalan. Dengan mencoba berbagai macam tes lainnya. Manfaatkan peluang selagi universitas belum dizonasi.
Kamu yang sudah lulus tingkat menengah atas. Berbahagialah, meski belum beruntung. Dengan pilihan kampus yang kamu harapkan. Lagi-lagi kamu merasakan sakit tak berdarah. Akibat dari berharap.
Jangan khawatir akan ketidak beruntungan lolos SNMPTN. Masih sama dengan dulu. Menggunakan plot cerita sebelumnya. Masih banyak jalur bagi kamu. Untuk bisa meraih kampus harapan.
Bahagialah sebelum bahagia dilarang. Karena untuk meraih prestasi. Tidak hanya dalam pendidikan formal saja. Namun bukan berarti kamu. Mengesampingkan pendidikan formal.
Untuk yang masih mengejar kampus impian. Bisa mengikuti jalur mandiri. Bisa saja kamu membuat plan B. Seperti memilih Ikatan Dinas. Kelak agar tak repot cari kerjaan.
Begitulah kelebihan Ikatan Dinas. Seperti ikatan cinta. Mengikat selama-lamanya.
Nabs, prestasi untuk diri sendiri, tidak hadir dalam pendidikan formal saja. Bisa juga kamu yang berpotensi membuahkan karya. Karena era ini entitas dari kata kreatif sedang berdengung-degung.
Jangan berdiam diri dengan satu rencana. Jikalau rencana A gugur. Maka kamu bisa melakukan rencana B. Lagi pula masih banyak kampus lain. Yang bisa kamu pilih, meski itu bukanlah harapan kamu.
Ya memilih kampus hampir seperti menanti datangnya jodoh. Kamu tidak bisa memaksakan jika alam tak memberi hatinya. Kalaupun berharap lebih dan tidak sesuai ekspetasi, ibarat kamu hanya menunggu datangnya gelap.
Tapi ingat, prestasi tak hanya ditempuh dari pendidikan formal. Kamu masih punya potensi lain untuk tetap bisa berkarya. Mencetak prestasi untuk diri sendiri. Kalau dapat rejeki, bisa jadi, kamu malah menjadi magnet untuk sekitar.
Perlu ditekankan! tulisan ini bukan berarti mendiskreditkan pendidikan formal. Setidaknya kamu yang gagal jangan larut bersedih. Sehingga menggelapkan rencana lain gara-gara kesialan kata prestasi.
Buat banyak rencana selagi kamu bisa. Namun yang membingungkan, dengan munculnya kampus peminat terbanyak, apa ini jawaban dari pendidikan yang kabarnya merata?