Makan tak sekadar urusan mengganjal perut. Tapi juga perihal sosial, budaya, cinta, hingga politik. Dan meja makan, kau tahu, memiliki peran rahasia teramat penting dalam urusan-urusan tersebut.
Dalam diam dan kebisuannya, meja makan adalah pusat jagat raya bagi berbagai kepentingan. Meja makan, bisa jadi pemicu momen kumpul bersama keluarga.
Disadari atau tidak, perihal penting maupun bukan, diobrolkan bersama keluarga di meja makan. Kehadiran meja makan, menurut saya, memiliki peran teramat penting.
Dari meja makan, kita berkumpul bersama. Menyuarakan obrolan hingga melahirkan solusi dan keputusan. Peran meja makan tidak sepele. Tak sekadar kenyang yang didapatkan, berbagai hal bisa didapat melalui perantara meja makan.
Sebenarnya, tulisan ini terpantik dari pengalaman visual saya ketika nonton sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Nabs. Saya yang jarang nonton TV ini, baru sadar kalau ternyata ada positifnya juga nonton acara TV. Heee
Yang unik dari sinetron Si Doel, tiap episode sering sekali ada adegan berkumpul di meja makan. Ini bisa dibuktikan lho, Nabs. Coba kamu tonton sinetron Si Doel, pasti ketemu deh. Hehe
Tapi benar juga lho. Di depan meja makan —- terutama kalau sedang enggak sendirian —- secara tidak sadar kita bakal membicarakan banyak hal dan permasalahan. Sehingga, menghasilkan keputusan atau solusi untuk problem tersebut.
Saat lamaran pekerjaan Doel diterima salah satu perusahaan minyak dan mengharuskan Doel kerja jauh dari rumah, Babe memutuskan untuk melarang Doel mengambil kesempatan tersebut. Tahu nggak, Nabs, dialog itu dimediasi meja makan lho.
Selanjutnya, ada lagi ketika Doel sudah dapat pekerjaan menjadi supir (kalau tidak salah sih), Babe juga memutuskan Doel untuk berhenti dari pekerjaan tersebut. Karena Babe ingin anaknya mendapat pekerjaan yang lebih baik, bukan malah jadi supir seperti dirinya.
Di sini, saya melihat peran meja makan sangat penting. Terutama sebagai wadah untuk memediasi dan menyuarakan obrolan sekaligus momentum kepala keluarga memegang dan mengambil keputusan.
Satu lagi nih, Nabs. Ketika Atun takut berbicara ke Mak Nyak tentang keinginannya menikah dengan Mas Karyo, lalu si Atun meminta tolong kepada Si Doel untuk berbicara kepada Mak Nyak. Lagi-lagi meja makan jadi tujuan Si Doel untuk mengumpulkan keluarganya agar obrolan bisa terjadi.
Bisa kamu bayangin kan, Nabs. Betapa penting peran meja makan. Selain jadi tempat kumpul dan makan bersama, meja makan berperan sebagai wadah menerima aspirasi yang melahirkan obrolan dan solusi.
Mungkin sudut pandang saya tidak berlaku bagi semuanya sih. Sebab ada juga yang mensakralkan ruang keluarga atau mungkin kamar tidur. Hmm
Tapi, bagi saya, kalau perut kosong dilanda rasa lapar sepertinya obrolan tidak mungkin terjadi karena kita tidak memiliki energi untuk mengobrolkan kalimat-kalimat obrolan. Berbicara itu, kau tahu, butuh energi lho.
Sebab ketika perut mulai terisi dan melahirkan rasa kenyang, barulah kita memiliki energi untuk menyuarakan kalimat-kalimat obrolan dan melahirkan suatu solusi dan keputusan.
Eh tapi, meja makan juga kerap jadi tools mediasi buat kepentingan-kepentingan tidak baik lho, Nabs. Berbagai kesepakatan jahat biasa dilakukan dalam agenda berbasis makan-makan. Tentu, makannya pakai meja, kan? Dan, nggak mungkin tanpa meja.
Karena itu, sebisa mungkin kita harus gunakan meja makan sebagai tools pertemuan dan pembicaraan yang nggak jahat-jahat banget. Kenapa aku bilang begitu? Sebab, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti meja makan bakal membocorkan perbincangan-perbincangan rahasia kita. Hiiii