Varney Pas Boakay layak diberi julukan sebagai pemain asing terbaik yang pernah dimiliki Persibo Bojonegoro. Pemain asal Liberia tersebut turut menuliskan sejarah manis dalam perjalanan Persibo di persepakbolaan tanah air.
Sejarah Persibo tak bisa dilepaskan dari nama Liberia. Negara di benua Afrika ini menyumbang beberapa talenta terbaiknya kepada Persibo Bojonegoro. Para pemain asal Liberia pun menghiasi sejarah kesuksesan Persibo Bojonegoro di kancah sepakbola Indonesia.
Persibo memang punya histori tersendiri dengan legiun asing. Sejak mengikuti kompetisi resmi PSSI awal 2000-an, puluhan pemain asing datang dan pergi. Beberapa pemain asing bersinar ketika membela Persibo dan jadi bagian sejarah kesuksesan Laskar Angling Dharma.
Di antara pemain asing yang pernah merumput di Stadion Letjen H. Sudirman, legiun asal Afrika, khususnya Liberia sangat cocok dengan Persibo Bojonegoro. Contoh besarnya adalah Varney Pas Boakay.
Nama Varney tentu masih melekat di ingatan suporter Persibo. Varney pertama kali memperkuat Persibo pada tahun 2004. Pemain yang sangat lincah ini sempat mempersembahkan gelar juara divisi satu kepada Persibo Bojonegoro.
Secara individu, Varney juga jadi idola masyarakat Bojonegoro. Saat itu, membicarakan Persibo berarti membicarakan Varney. Saking populernya, Varney bagaikan pesohor dunia yang selalu diminta tanda tangannya saat di dalam maupun luar stadion.

Dalam satu kesempatan, pemain yang sering tampil nyentrik dengan rambut warna-warni tersebit pernah bercerita bahwa ia sangat cinta dan nyaman berada di Bojonegoro. Meski berstatus sebagai tim kecil, bagi Varney Persibo Bojonegoro adalah rumah kedua setelah Liberia.
“Bermain bersama Persibo sangat menyenangkan. Saya sangat menikmati tinggal di sini. Yang paling membuat saya betah, di klub ini tidak ada istilah pemain asing. Semuanya sama,” ujar Varney saat diwawancarai pada 2008 lalu.
Salah seorang suporter Persibo, Bagus Setyawan masih ingat betul kehebatan Varney saat membela Laskar Angling Dharma. Ia merasa jika Varney adalah pemain asing terbaik yang pernah dimiliki oleh Persibo.
“Duet Varney dan Samsul Arif sangat istimewa. Tiap main di Bojonegoro, Varney pasti cetak gol atau berperan besar atas gol Persibo. Terbaik pokoknya,” ujar Bagus.
Sebagai suporter yang mengikuti Persibo sejak era divisi dua, Bagus paham betul bagaimana peran besar Varney. Sampai sekarang, pria berusia 31 tahun tersebut belum menemui lagi sosok pemain asing yang fenomenal seperti Varney.
Kehebatan Varney bersama Persibo ini membuat beberapa tim divisi utama (setara Liga 1) berupaya untuk memboyong pemain tersebut. Pada akhirnya, Varney memang hengkang dari Persibo untuk menyebrang ke “tetangga sebelah” yang saat kebetulan sudah berada di kasta tertinggi. Siapa lagi kalau bukan Persela Lamongan.
Usai hengkang dari Persibo, karir Varney seperti meredup. Di Persela, Varney kalah bersaing. Kemudian Ia pindah ke Gresik United di mana karirnya juga mandek. Setelah itu, Varney memperkuat Persigo Gorontalo pada 2011 dan PSBI Blitar pada 2012, sebelum akhirnya gantung sepatu.
Meski tak berada di Bojonegoro saat Persibo meraih kejayaan di tahun 2009 hingga 2012, Varney Pas Bokay bakal tetap jadi bagian penting sejarah Persibo. Sedikit banyak, Varney punya pengaruh besar dalam membesarkan nama Persibo di kancah nasional maupun di Bojonegoro sendiri.