Kalau institusi atau desa mengadakan upacara kemerdekaan, itu sudah biasa. Tapi kalau warga RT yang mayoritas petani? Ini spesial.
Rukun Tetangga (RT) merupakan partikel terkecil dalam susunan masyarakat desa. Saat mereka mampu menghimpun diri dan menginisiasi sebuah upacara kemerdekaan, tentu bukan hal yang sederhana.
Apalagi, mayoritas pekerjaan penduduknya adalah petani dan pedagang. Ini membuktikan betapa masyarakat RT tersebut mampu menyediakan waktu demi nasionalisme dan negara Indonesia.
Begitulah, pagi 17 Agustus ini, warga RT. 01/02 Dusun Korgan Desa Purwosari Kecamatan Purwosari Bojonegoro, adakan upacara kemerdekaan dengan penuh suka cita.
Setingkat RT mengadakan upacara sakral 17 agustus tentu sangat jarang. Terlebih, segala ubo rampe upacaranya dipersiapkan secara matang. Hanya mereka yang memiliki jiwa nasionalisme yang bisa melakukannya.
Ketua RT 01/02 Purwosari, Husin Bawaffi mengatakan, ini memang baru pertama dilakukan di desanya. Hal ini pun, murni inisiatif warga. Bukan paksaan atau perintah siapapun.
“Ini bukti takdhim kita pada para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.” Kata Husin kemarin. Husin menjelaskan, selain bukti takdhim, juga bukti rasa cinta warga sekitar pada negara Indonesia.
Dia menjelaskan jika upacara bendera ini dipersiapkan secara swadaya. Namun serius. Bahkan, melibatkan pelatih seorang anggota Babinsa dan Kopassus.
“Maklum, warga mayoritas petani dan pedagang yang jarang upacara.” Kata dia sambil tertawa.
Tapi di balik itu semua. Ada cinta yang luar biasa besarnya pada negara. Bisa dibayangkan, warga yang seumur-umur jarang upacara dan tak pernah memakai seragam, begitu mendekati tanggal 17 Agustus bersiap mengadakan upacara kemerdekaan.
“Ini semua, apa kalau bukan bukti cinta pada negara.” Tegas ketua RT tersebut.