Tertawa memang bahasa universal dan punya kecenderungan bunyi yang sama. Tapi nyatanya, dari satu bangsa ke bangsa lainnya, kita mengeja tawa secara berbeda-beda.
Awal 2010, saat saya masih sering berkelana di rimba raya media sosial Facebook, saya berteman dengan seorang kawan dari Mexico. Kami intens melakukan komunikasi dan bercerita perihal hobi. Ya, dia perempuan seusia saya.
Namanya Nina. Ada dua alasan kenapa dulu, kami bisa menjadi seorang teman. Pertama: di foto profil, wajah saya mirip pria keturunan Kaukassia. Kedua: kami punya minat dalam jenis musik dan klub bola yang sama. Tapi, alasan kedua jauh lebih masuk daripada alasan pertama ~
Kami berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Nina tak terlalu lihai berbahasa Inggris. Sebab sehari-hari, dia menggunakan bahasa Spanyol. Sedangkan saya juga tak pandai berbahasa Inggris. Sebab sehari-hari, kau tahu sendirilah saya seperti apa.
Tiap jam 12 malam ke atas, kawan-kawan sekostan saya bakal tertawa ngakak gara-gara melihat saya kesana-kemari membawa kamus Oxford Dictionary demi bisa membikin kalimat untuk cechatingan sama dia.
Saya merasa ada yang aneh dengan Nina. Tiap kali dia ngirimi saya kalimat panjang, selalu diakhiri dengan istilah Jajaja. Ya, Jajaja. Awalnya saya bingung, apa maksud istilah itu, hingga suatu kali, Nina menjelaskan bahwa Jajaja adalah cara mengungkapkan tertawa di tempat dia tinggal.
Momen lucu 10 tahun lalu tersebut, tiba-tiba saja mendarat di kepala saya. Saat secara tak sengaja, saya membaca tentang onomatopoeia: kata-kata yang secara fonetis mengimitasi bebunyian yang ingin digambarkan.
Dalam konsep onomatopeia, suara atau bunyi atau apapun yang bisa didengar indera manusia, bisa ditranskrip ke dalam teks. Tertawa misalnya, di berbagai belahan dunia, ternyata cara penyajiannya berbeda-beda.
Di berbagai negara, tertawa bisa ditulis-gambarkan menjadi sejumlah istilah absurd. Berikut beberapa di antaranya:
Inggris — hahaha
Menurut Kamus Inggris Oxford, cara yang benar untuk mengekspresikan tawa dalam bahasa tulisan yang baku dalam bahasa Inggris yaitu ha ha atau Ha ha ha!
Jadi, saat seseorang mengirimimu simbol tertawa dengan hahaha, disadari atau tidak, dia memakai gaya tertawa ala Inggris. Hmm.. Wow! Sekali ya.
Korea atau Portugis —- Kkkkkk
Jika kamu ingin mengekspresikan tawa dalam bahasa Korea atau Portugis, kkkkkk adalah istilah yang tepat. Pengguna bahasa Portugis, terutama di Brasil, mengekspresikan bunyi tawa mereka dengan huruf k, yang dilafal sedikit seperti “kja“.
Bahasa Korea mungkin punya sedikit kesamaan dengan bahasa Portugis. Ternyata, bunyi k atau ㅋ dalam bahasa Korea, merupakan konsonan velar (huruf-huruf yang diucap dengan pangkal lidah menyentuh langit-langit lunak di bagian paling belakang mulut) yang bunyinya memang tertawa.
Yunani —- Xaxaxa
Di Yunani, jika kamu ingin tertawa terpingkal-pingkal secara online, sebaiknya jangan menggunakan hahaha atau kkkkkk… secara fonetik, xaxaxa lebih tepat mengekspresikan bunyi tawa yang kamu maksud. Hmmm
Spanyol —- Jajaja
Sebenarnya, dalam bahasa Spanyol formal, harus menulis “Ja, ja, ja”, tapi kebanyakan orang menggunakan jajaja. Atau bahkan jajajajaaaa jika mereka tertawa terpingkal-pingkal.
Nah, gaya tertawa inilah yang 10 tahun lalu sempat saya pertanyakan dan bingungkan pada salah seorang kawan dari negara Meksiko yang sehari-hari berbahasa Spanyol.
Jepang —- Www
Di Jepang, tawa disebut warai atau 笑い, dalam bahasa texting atau cechatingan, kata tersebut bisa langsung ditulis www saat merasa terkekeh, atau wwwwww ketika tertawa terbahak-bahak.
Indonesia —– Wkwk
Mungkin ini yang paling sering kita gunakan. Sebagai warga +62 alias Indonesia, kata wkwk sebagai bentuk tulis dari ekspresi tawa, saya belum menemukan asal-usul yang jelas. Sebab, banyak juga yang menulis tawa dengan hehe atau wqwq atau xixixi atau heuheu atau ahaha dll.