Nota transaksi hasil karyanya terjual di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia hingga Singapura.
Apa yang terlintas dalam benak kita saat mendengar kata nota? Ya, pasti transaksi. Nah, nota usaha sangat umum ditemui di tiap agenda jual beli. Tapi, Yanto Narendra mampu menghadirkan nota usaha dengan spesifikasi khusus. Nota yang mampu mengcover sesuai detail kebutuhan.
“Misal nota counter, service hape, service komputer, ini butuh nota khusus yang detail” ucap pria 40 tahun tersebut.
Pria asal Desa Mori Trucuk itu mengatakan, mayoritas nota di pasaran bentuknya umum dengan kedetailan yang melebar. Padahal banyak jenis usaha yang butuh item spesifik. Dan item semacam itu tak ditemukan di nota pada umumnya. Hal ini jadi celah bagi dia untuk berkarya.
“Pembuatan nota ber-item spesifik ini jadi celah usaha bagi saya”. Ucap bapak dua anak itu.
Yanto mengaku, ia memulai usaha pembuatan nota spesifik sejak 2008. Tepatnya pada 2008, ia mulai membeli alat percetakan. Namun, dia mengaku, mulai masuk pada produksi secara masif pada 2018. Ini terjadi sejak ada media online. Sebab, pemasarannya kian meluas.
Yanto menjelaskan, nota yang ia bikin, memiliki dua jenis. Yakni, nota spesifik reguler dan nota spesifik customize. Untuk yang nota reguler, ia memiliki 80 desain. Sementara untuk yang customize, tiap ada yang pesan baru dibuatkan.

Dia tak pernah mengira jika kelak, nota usaha yang ia buat itu diminati banyak konsumen dari berbagai daerah. Sampai saat ini, konsumen yang sudah jadi langganannya berasal dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Batam, Riau, Bawean, Papua, bahkan hingga luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
“Mayoritas konsumen adalah pedagang ritel dan jasa. Sehingga butuh nota yang itemnya spesifik” imbuh dia.
Karena terjual di berbagai negara, Yanto mengakui bahwa kendala kadang soal bahasa. Sebab, ia harus bikin nota usaha berbahasa Cina dan Inggris. Konsumen dari Singapura misalnya, menurut dia, menggunakan tiga bahasa. Yakni Inggris, Inggris-Cina, dan Melayu.

Dengan dibantu 6 karyawan, dalam sebulan, Yanto mampu memproduksi ribuan nota transaksi. Untuk nota reguler bisa sampai 8 ribu buku nota perbulan. Sementara untuk nota customize bisa sampai 5 ribu buku nota perbulan. unt reguler spesifik 8 rb nota.
“Untuk nota customize memang harganya lebih mahal. Biasanya belinya juga lebih banyak karena limited edition”. kata dia.
Nota transaksi yang ia jual, harganya bervariasi. Nota spesifik (reguler) misalnya, ia jual dengan harga antara Rp 4 ribu- Rp 8 ribu per item. Sementara untuk nota spesifik (customize), ia jual dengan harga sekitar Rp 32 ribu per item.
Ia menyebut, untuk jangka panjang, nota jenis reguler memang lebih banyak dikerjakan. Sebab, tanpa ada pemesan pun tetap memproduksi. Sementara untuk nota jenis customize, baru mengerjakan setelah ada yang pesan. Sebab, desainnya khusus.