Peringatan Hari Gizi Nasional tak boleh hanya dijadikan giat seremonial semata. Sebab, Hari Gizi Nasional adalah momentum meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terkait pentingnya asupan gizi dan nutrisi yang seimbang
Slogan hari gizi nasional tahun ini adalah Bersama Keluarga Kita Jaga 1000 Hari Pertama Kehidupan. Hal itu seperti yang ditulis UNICEF Indonesia melalui akun twitternya. Menurut akun tersebut, 1000 hari pertama kehidupan merupakan kunci untuk mencegah stunting.
Kekurangan gizi secara kronis pada balita lebih dikenal sebagai Stunting. Stunting yaitu kondisi balita yang pendek dibandingkan dengan usianya.
Hasil dari studi Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka anak yang mengalami stunting sebanyak 30,80 persen. Sedangkan angka rekomendasi WHO yaitu kurang dari 20 persen. Data tersebut dipaparkan oleh Arif Sabta Aji, ahli gizi asal Bojonegoro yang kini melanjutkan studi S3 ke Reading University, Inggris.
Data di atas menunjukkan bahwa tiga dari sepuluh anak Indonesia merupakan balita bertubuh pendek. Dampak balita stunting bisa memengaruhi produktivitas seseorang pada usia muda. Stunting mampu meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular (non-communicable diseases (NCDs)) pada usia dewasa nanti.
“Inilah yang dinamakan beban ganda malnutrisi,” kata Arif Sabta Aji melalui email-nya.
Pemenuhan status gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah satu cara untuk menunjang perbaikan gizi masyarakat. Prioritas terhadap kondisi kesehatan dan gizi ibu hamil serta bayi usia 2 tahun.
Selain itu, konsumsi makanan yang beraneka ragam juga perlu dilakukan. Misalnya sayur dan buah, konsumsi ikan dan menghidari makanan yang mengandung banyak gula.
“Pemikiran untuk konsumsi makanan yang beraneka ragam harus ditingkatkan,” kata Arif.
Gizi di Indonesia seharusnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini karena banyak jenis kuliner dan makanan di Indonesia. Aneka ragam kuliner daerah tentu saja berasal dari sumber daya alam yang berlimpah.
Dari situ, butuh pemahaman masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat melalui asupan makanan yang bergizi.
Asupan makanan sehat perlu untuk diperkenalkan dan dibiasakan oleh masyarakat. Munculnya istilah “Isi Piringku” sempat ramai di media sosial setiap peringatan Hari Gizi Nasional. Hal itu dilakukan para netizen untuk mengkampanyekan pola hidup sehat.
Menurut depkes dalam satu porsi makan, setengah piring perlu diisi sayur dan buah. Setengahnya lagi, perlu diisi dengan protein. Baik nabati atau pun hewani. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya. Sumber pangan yang ada pun beraneka ragam. Baik itu nabati atau hewani. Tentu hal ini bagus untuk mengoptimalkan asupan makanan bergizi.
Program pemerintah untuk menunjang perbaikan gizi masyarakat dan kualitas hidup adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Pada tahap awal, GERMAS berfokus pada tiga kegiatan, yaitu melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin.
Belakangan ini, sosial media sudah menunjukkan trend yang positif. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya pola hidup sehat. Hal itu terlihat dengan semakin banyaknya komunitas lari, street workout dan car free day (CFD). Pola hidup sehat mulai terbentuk di kultur sosial masyarakat.
“Kuncinya adalah niat yang sungguh-sungguh, kesadaran akan pentingnya kesehatan, dan jangan menunda-nunda untuk berperilaku hidup sehat,” kata Arif.
Hal tersebut tidak mengecualikan Bojonegoro. Setiap minggu, CFD selalu dipenuhi masyarakat yang berolahraga. Senam umum juga digalakkan secara umum setiap CFD. Tak hanya itu, komunitas lari dan street workout ada juga di Bojonegoro. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Bojonegoro sudah mulai peduli dengan pola hidup sehat.
Makan-makanan ekstrem pun boleh Nabs. Tapi jangan terlalu sering. Asupan gizi juga harus terpenuhi. Bukan saja soal kesehatan. Selain mampu mengurangi resiko penyakit, asupan gizi yang baik akan menunjang aktifitas rutin sehari-hari. Misalnya saja tubuh dan pikiran terasa segar, tingkat konsentrasi semakin fokus serta tidak mudah letih dan lesu.
Kesehatan memang penting. Hal ini untuk menunjang aktivitas kita semua. Berkat kesehatan yang terjaga, aktivitas akan terjaga pula. Hingga pada nantinya, kita semua mampu berprestasi. Seperti harapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Moeloek.
“Saya berharap peringatan hari gizi nasional tahun ini dapat menjadi momentum dalam upaya meningkatkan komitmen seluruh pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa yang berprestasi. Gizi seimbang, prestasi gemilang,” ujar Nila Moeloek, Menteri Kesehatan RI.
Peringatan hari gizi nasional bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap asupan gizi sehari-sehari. Jangan lupa untuk terus mengonsumsi makanan sehat ya Nabs.