Dalam satu hari berbagai peristiwa terjadi. Berikut peristiwa anomali yang terjadi di antara Juni dan Juli.
Tanggal (masehi) dimana saya pertama kali menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida di planet biru telah berlalu. Tahun ini, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Di tanah rantau, meninggalkan kampung halaman beberapa waktu. Bulan puasa dan hari raya ketupat juga telah berlalu.
Tidak terasa berada di bulan ke-enam dalam kalender masehi. Hujan Bulan Juni, karya Pak Sapardi senantiasa terngiang dalam pikiran.
Selain itu, ada beberapa peristiwa yang menjadi memorabilia tak terlupakan.
Di suatu pagi, sudah disambut dengan nomor antrian untuk berobat di ruamah sakit. Dalam nomor antrian tersebut, tertera 23 tahun 0 bulan 0 hari. Dan kawan saya yang mengantar berobat mengucapkan “selamat ulang tahun”.
Hari demi hari berlalu. Di suatu malam, ketika mata akan terpejam, lampu kamar saya padam. Selang bebrapa detik, dua orang kawan dari Jambi, Rynal dan Udin menyalakan lampu dan mengeluarkan bungkusan dari hoodie yang mereka kenakan.
Sembari menyanyikan lagu mainstream ihwal ulang tahun, “selamat ulang tahun, kami ucapkan, selamat panjang umur, kita kan do’akan.”
Sebuah kejutan sederhana yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sebuah bungkusan yang isinya berbagai jenis minuman instan. Dan tak lupa, mereka memberi minuman kesukaan saya, apalagi kalau bukan kopi.
Kejutan sederhana di malam itu, sangat berkesan. Bintang-bintang di langit, tetumbuhan yang melakukan respirasi, dan kawan-kawan dari berbagai daerah dan negara menjadi saksi peristiwa tersebut.
Hari demi hari berlalu. Kemudian di suatu malam menjelang tidur, kawan-kawan yang lain juga memberikan sebuah kejutan yang sederhana. Peristiwa tersebut terjadi di sebuah ruang yang di dalamnya terdapat buku-buku karya ilmuan dunia, ensiklopedia, dan lain sebagainya.
Ruangan tersebut merupakan ruangan yang sering saya gunakan untuk membuka jendela dunia melalui kertas. Selain itu, tempat dimana saya bisa melihat Gunung Gede dan Pangrango dari kaca jendela untuk menyegarkan pikiran.
Saya melangkahkan kaki dengan santai, ruangan yang biasanya terang menjadi gelap. Kemudian beberapa kawan menyalakan lampu dan memutar lagu dari Jamrud ihwal ulang tahun.
Dan kawan-kawan memberikan dua buah bingkisan yang di dalamnya ada jajanan pasar, mie instan, kopi sachet, dan lain sebagainya.
Terima kasih kawan-kawan. Telah memberikan warna dalam kehidupan yang fana dan penuh tanda tanya ini. Wabilkhusus sebuah peristiwa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Sebuah peristiwa yang disaksikan buku-buku, kaca jendela, dan tembok. Peristiwa anomali, ulang tahun tanpa lilin.
Dari beberapa peristiwa di atas ihwal ulang tahun. Yang lebih berkesan, adalah sebuah tulisan dan ucapan dari orang yang telah melahirkan saya, ibu. Mari, memaknai hidup dengan sederhana. Sesuai dengan apa yang pernah dituliskan oleh Pramoedya, “hidup itu sederhana, yang besar hanya tafsirannya”.