Buku selalu jadi hadiah paling asyik buat si dia. Baik untuk proses pendekatan, maupun dalam rangka memperberat rasa cinta. Eaa ~
Buku bertema cinta, bagi sebagian pembaca, tentu kurang cadas dan terkesan menye-menye. Namun, ada pula buku bertema cinta yang tidak biasa. Selain banyak sempalan pesan, buku-buku ini tetap gahar meski berbalut kisah asmara.
Tema cinta identik dengan genre ngepop. Tapi, ada sejumlah buku bertema cinta yang ditulis dengan nuansa dan kemasan cukup elegan dan tak tampak menye-menye. 5 buku bertema cinta ini contohnya.
Tentu bukan karena 5 buku ini yang paling mewakili. Tapi karena sementara hanya ini, buku bertema cinta yang sempat dibaca. Wqwq ~
1. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu – Puthut EA
Berkisah tentang pria yang berupaya menyembuhkan diri dari masa lalu. Ia merasa, satu-satunya obat ampuh menyembuhkan luka masa lalunya adalah dengan jatuh cinta lagi. Namun, perjalanannya tentu tidak semulus harapan.
Banyaknya nama mantan dan kisah berbasis kenangan memang hampir bikin ilfil. Tapi, percayalah, karakter aku yang digambarkan sebagai lelaki aktivis yang cuek, bakal bikin gemes para pembacanya. Terutama pembaca perempuan. Buku ini adalah buku cinta yang teramat elegan.
Menurut saya, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu adalah buku yang paling direkomendasikan untuk diberikan pada seseorang. Baik dalam rangka PDKT maupun memperberat rasa cinta. Tapi, sebelum memberikannya, ada baiknya harus dibaca dulu.
2. Jalan Lain ke Tulehu — Zen RS
Buku berjudul lengkap Jalan Lain ke Tulehu: Sepakbola dan Ingatan yang Mengejar ini adalah buku yang mengkolaborasikan sepakbola, cinta hingga konflik antar ras dan agama. Bagi saya, ini kisah yang teramat lengkap untuk sebuah novel.
Bercerita tentang Gentur, jurnalis asal Jakarta, yang tinggal di sebuah daerah penghasil pemain sepakbola, Tulehu, Maluku. Selain cerita tentang sepakbola yang menghentak, buku ini dibumbui kisah cinta beda ras dan agama antara Gentur dan kekasihnya yang seorang Tionghoa.
Masuknya tragedi Mei 1998 sebagai latar kisah cinta juga jadi alasan kenapa buku ini memiliki plot yang begitu lengkap. Sepakbola, cinta beda agama, dan ingatan-ingatan yang brutal adalah alasan kenapa buku ini dulu saya baca dengan perasaan teramat getir.
Saya rekomendasikan buku ini untuk dibaca dan dijadikan hadiah. Terutama bagi yang suka sepakbola, dan pernah kehilangan cinta. Itu alasan kenapa Anin, Pimred Jurnaba yang berhati dingin itu, harus membacanya.
3. Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi – Aan Mansyur
Buku ini hampir mirip plek dengan Cinta Tak Pernah Tepat Waktu-nya Puthut EA. Terlalu banyak nama mantan kekasih yang disinggung. Jika bukunya Puthut lebih elegan, buku Aan Mansyur ini lebih puitis. Sebagai prosa, ia sangat puitis.
Hampir di tiap paragrafnya selalu ada selipan kalimat bagus.
Tokoh utamanya bernama Jiwa. Dan kekasihnya bernama Nanti. Nama yang unik, tentu saja. Aktivitas membaca dan menulis menjadi inti kisah dalam buku ini. Dari berkirim kartu pos hingga mendirikan perpustakaan bersama, menjadi jalur jalannya cerita.
Pernikahan seperti buku yang bab pertamanya ditulis dengan bahasa puisi dan sisanya ditulis dengan bahasa ilmiah. (hlm. 203)— adalah satu di antara banyak paragraf quoteable di dalam buku ini.
4. 5 cm – Donny Dhirgantoro
Bercerita tentang petualangan Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Buku yang diterbitkan Grasindo pada 2005 ini, mungkin lebih populer film dibanding novelnya. Tapi, bagi saya, novelnya jauh menguras emosi pembaca dibanding saat nonton filmnya.
Selain kisah persahabatan, petualangan, hingga kisah cinta yang epik. Kata-kata hingga pilihan diksi dalam buku ini, teramat elegan. Bagi buku populer, 5 cm adalah inovasi yang sangat memukau. Tak heran jika buku ini memicu banyak anak muda ujug-ujug punya hobi naik gunung.
Keberadaan referensi tentang musik dan gaya hidup anak-anak cosmopolis, menjadikan buku ini terasa dekat bagi mereka yang mengaku hipster. Terlebih, keberadaan tokoh bernama Zafran adalah representasi anak muda penyuka sastra yang nakal dan lucu dan bikin perempuan gemes.
5. Madre – Dewi Lestari
Madre adalah nama biang adonan tepung bakal roti yang sudah turun-temurun. Dalam buku ini, kisah cinta hanya sekadar pelengkap saja. Namun, proses pertemuannya teramat bagus. Mereka bertemu melalui media blogging.
Tokoh utama yang bernama Tansen, menulis semua pengalamannya saat tinggal dan belajar membikin roti di toko Tan de Bakker, toko warisan orangtuanya, ke dalam blog pribadinya.
Cerita tentang pengalaman membikin roti yang dia tulis itu membuatnya berkenalan dengan seseorang yang diam-diam suka ngulik blog Tansen. Selain suka menikmati blog Tansen, perempuan bernama Mei Tanuwidjaja itu ternyata juga seorang pengusaha roti legendaris bernama Fairy Bread.
Bahkan, Mei merupakan generasi ketiga dari keluarganya yang mengurus perusahaan roti tersebut. Kisah cinta berbasis menjaga warisan usaha roti keluarga, menjadi kisah cinta yang tidak biasa.
Nabs, itu 5 buku berbasis cinta-cintaan yang cocok untuk dijadikan sebagai hadiah pada orang tersayang. Buku-buku tersebut layak untuk dibaca. Sebab, tidak semua buku berbasis cinta itu menye-menye. Dan lagi, menghadiahi buku pada mereka yang terkasih adalah tindakan yang visioner dan berorientasi keabadian. Halah.