Patah hati menjadi perihal biasa dalam hidup. Selama masih hidup dan pernah mencintai, merasakan patah hati adalah bagian dari proses hidup itu sendiri. Meski, tidak sedikit pula yang sulit memahami.
Aqua Galon (aq gagal move on) menjadi adagium menye-menye tapi tak sederhana yang kerap diidap generasi muda. Pasca putus hubungan komunikasih, dada terasa begitu sesak dan hidup terasa begitu menyedihkan.
Sesaknya perasaan itu kian tebal di dini hari menjelang subuh yang begitu getir dan sunyi. Rasanya mau nangis tapi malu, nggak nangis di mata serasa ada es batu yang lelah membeku. Mau tidur nggak ngantuk. Nggak tidur ingat dia. Duh!
Hati yang patah memang kerap menuai tangisan. Tapi kau harus ingat, saat terlahir dulu, kamu juga menangis. Kamu lebih dulu mengenal tangis daripada tawa. Tandanya, jika hari ini kamu menangis, besok kamu akan tertawa bahagia.
Bumi tetap berputar untuk menciptakan pagi dan malam. Jika hari ini kamu dipeluk malam dingin yang pekat, pagi cerah nan hangat tetap bisa kau dekap — asal mau bergerak, berjalan dan kembali merasakan nikmat kehidupan.
Nabs, berikut 5 kabar baik saat kamu sedang patah hati
1. Yang terjadi adalah yang terbaik
Meski awalnya terasa mencabik-cabik, yang telah terjadi adalah yang terbaik. Mengakhiri hubungan kasih memang bukan hal indah. Namun, jika tidak diakhiri, bisa jadi, justru memicu masalah dan kesedihan yang lebih parah.
Genap memang terasa nyaman. Tapi buat apa genap jika tidak saling menggenapi. Dengan diakhiri, ada momentum selah untuk menatap ruang yang lebih luas. Diputus maupun memutus tak perlu disesali.
2. Lebih mencintai dan mengenal diri sendiri
Selama berpasangan, kamu mungkin lupa mencintai dirimu sendiri. Padahal dirimu lebih penting dari apapun. Termasuk cintamu padanya. Dengan mengakhiri, kamu bakal lebih cinta dan akrab dengan dirimu sendiri.
Kamu adalah prioritas. Menjalin kasih ditujukan agar kamu lebih merasa bahagia. Lalu buat apa menjalin kasih jika kamu justru tidak bahagia. Kamu adalah inti. Sebab mencintai orang lain berawal dari mencintai diri sendiri.
3. Momentum memperhatikan keindahan kecil
Saat bersamanya, banyak perihal kecil yang mungkin luput dari perhatianmu. Sebab kau tahu, besarnya cintamu padanya kerap memperkecil banyak hal indah yang ada di dekatmu. Saat sendiri seperti ini, adalah momentum terbaik untuk menyadari hadirnya keindahan-keindahan itu.
Lucunya bentuk embun, aroma debu di bawah jendela kamarmu, hingga suara desir angin sore hari, adalah beberapa keindahan kecil yang sering kamu lewatkan. Nabs, konon hadirnya cinta sejati lebih lembut dari itu semua. Karena itu, ini momen belajar merasakannya.
4. Berpotensi mendapat yang lebih baik
Putus adalah sambung yang belum tuntas. Hubung yang belum paripurna. Dengan mengakhiri yang gundah-gundah, berarti memulai kisah baru yang lebih taneg. Sebab pengalaman akan menuntunmu ke arah yang lebih absah.
Meski awalnya sesak dan sangat menyayat, percayalah, banyak perihal baik yang akan kamu temui pasca hubunganmu dengan mantan berakhir. Ada sosok lebih baik yang sedang menunggumu di sana. Di sebuah tempat dan momentum yang masih rahasia.
5. Tuhan sedang menyiapkan kejutan
Episode hidup dibangun dari kejutan-kejutan yang Tuhan berikan padamu. Namun mungkin jarang kamu rasakan akibat besarnya utopia cinta yang sempat kamu jalani sebelumnya. Percayalah, ini momentum kamu akan lebih merasakan berbagai kejutan itu.
Salah satu dari kejutan itu, adalah hadirnya cinta atau dia yang baru. Cinta atau dia yang bahkan tak pernah kau sadari lewat mana kehadirannya. Sebab cinta atau dia yang baru, oleh Tuhan, dihadirkan secara misterius. Legawa dan bersiaplah menerima kehadirannya.
Nabs, sebelum digoreng, tempe juga disayat-sayat agar bumbunya merasuk agar enak dimaem. Patah hati, awalnya memang terasa menyayat hati. Namun, itu hanya jalan masuknya harapan baru.
Itu tadi 5 kabar baik saat kamu sedang patah hati. Patah tak selamanya buruk. Sebelum digunakan, tali pita peresmian gedung baru juga harus dipatahkan terlebih dahulu, untuk bisa dimasuki dan ditinggali.