Tunjangan Hari Raya (THR) — bagi yang mendapatkan — biasanya diberikan satu hingga dua minggu menjelang lebaran. Namun, entah kenapa, rasanya ia cepat sekali menghilang. Sadar nggak?
Nabs, seringkali ketika kita memiliki rejeki berlebih, katakan saja uang yang lebih banyak dari biasanya, kita tidak tahu kemana perginya semua uang itu.
Uang THR yang semula ingin ditabungkan saja untuk biaya resepsi atau nyicil KPR, tiba-tiba ludes dari dompet. Ajaibnya, sebagian tidak berjejak dalam bentuk perhiasan, perabotan rumah, atau pakaian. Lha, terus kemana dong?
Bukan, Nabs, ini semua bukan ulah dedek uyul yang berkeliaran dengan menggunakan celana dalam saja, melainkan tangan kita sendiri. Kita tanpa sadar telah menghabiskan uang-uang itu untuk hal-hal yang di luar dugaan.
Berikut, 5 Perkara yang memicu uang THR cepat hilang.
1. Bayar Hutang
Hutang memang harus dibayar segera setelah kita mampu untuk membayarnya. Nah, Nabs, THR sebagai rejeki lebih yang tidak dianggarkan untuk keperluan sehari-hari ini biasanya digunakan tameng supaya ia dipercaya ketika meminjam uang.
“Nanti kubayar setelah THR cair. Tanggal 25 THRku cair.”
Sering nggak dengar kalimat demikian? Atau justru yang sering berjanji demikian? Hehe. Tidak masalah, Nabs, yang penting begitu THR cair, sebisa mungkin digunakan untuk hal yang menjadi kewajiban yang utama.
Selain untuk menjaga nama baik kita supaya dipercaya, kita juga tidak melukai orang yang kita janjikan. Siapa tahu uang tersebut hendak digunakan untuk kebutuhan yang lain.
2. Kuliner Berlebih
Jika sehari-hari kita hidup pas-pasan. Di luar makan sehari tiga kali, Cuma bisa jajan pentol di Cak Bokir saja, maka melihat uang yang lebih, kita seringkali kalap. Modus yang sering digunakan adalah, “mumpung ada rejeki, sekali-sekali nyenengin diri sendiri.” Hayo, siapa yang sering begitu?
Ibarat jaman orde baru rakyat dikekang kebebasannya, maka ketika datang masa reformasi, kita perbanyak kritik pemerintah dengan tulisan maupun aksi di jalan. Sama halnya dengan nafsu jajan. Kita yang semula hanya bisa mengeluarkan uang lima ribu rupiah saja untuk membeli pentol, begitu memegang ratusan ribu yang ‘tidak terpakai’, kita seperti lupa daratan. Setiap hari ngopi di dua tempat, memesan aneka minuman dan camilan.
Belum lagi bermunculan iklan ragam makanan yang hanya muncul setahun sekali seperti kue-kue lebaran yang na’as habis sebelum waktu takbiran, kacang mente yang hampir setara dengan harga satu gram emas, dan banyak lainnya. Hadeuhhh, gimana THR disuruh utuh?
3. Persenan
Ada satu tradisi lebaran atau menjelang lebaran yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu memberikan persenan atau memberikan ‘sangu’. Persenan biasa diberikan oleh mereka yang sudah bekerja kepada anak, keponakan, ataupun saudara yang belum bekerja atau masih sekolah.
Coba hitung, ada berapa jumlah keponakanmu dan saudara-saudara yang masih kecil? Sekarang kalikan dengan nominal yang akan kalian bagikan. Berapa, Nabs, ketemunya? Alhamdulillah masih bisa berbagi. Meski uangmu habis, tapi melihat senyum terkembang di wajah mereka seolah membikin kita semua merasa kaya. Kaya akan kebahagiaan. Ya kapan lagi bisa kasih sangu ke saudara dan keponakan ya, Nabs, kalau sehari-hari saja kita Cuma bisa jajan pentol lima ribu rupiah. Wqwq
4. Kendaraan
Selain harus bayar pajak kendaraan, aktivitas mudik menjelang lebaran juga lebih banyak menguras uang. Jika sehari-hari perjalanan Bojonegoro-Surabaya bisa ditempuh dengan kereta api senilai dua belas ribu rupiah saja, maka siap-siap saja jika belakangan ini kamu kehabisan tiket, sehingga harus memilih alternative kendaraan lain. Bus misalnya, atau jika THRmu memang banyak, kamu bisa memilih untuk naik kereta eksekutif tanpa harus kepanasan dan duduk berdesakan. Kapan lagi ngerasain naik kereta eksekutif ya, Nabs? Hehe
5. Perbaikan Rumah
Selain ketika akan menggelar hajatan, perbaikan rumah juga biasanya dilakukan sebelum lebaran. Ini karena akan banyak orang yang datang ke rumah untuk bersilaturahi. Siapa tahu calon dan calon mertua juga datang ya, kan? Selain mengembalikan diri menjadi suci, lebaran juga menjadi momen mengembalikan rumah kembali rapi.
Cat-cat yang sudah mengelupas harus dilapisi kembali, syukur-syukur kalau ada rejeki untuk mengganti dengan warna yang baru. Meja dan kursi sudah terlihat kusam, minta diplamir. Genteng-genteng mulai bocor dan plafon sudah rusak karena sering dipakai tikus dan kucing untuk mainkejar-kejaran. Urusan rumah memang kelihatan sepele, kecil-kecil, namun banyak dan justru menghabiskan lebih banyak uang.
Itu tadi Nabs, beberapa alasan kenapa uang THR cepat habis. THR sebaiknya memang dikelola dengan seksama. Jangan sampai uang THR ludes dengan cepat karena nafsu sesaat kita ya Nabs.