Hari Raya Idul Adha (kurban) yang secara nasional terlaksana pada (29/6/2023), tak seharusnya sekadar dimaknai sebagai pesta makan-makan. Tapi juga harus mampu mengambil hikmah dari momen tersebut. Terutama hikmah muamalah (sosial kemasyarakatan).
Ketua DPRD Bojonegoro, Abdullah Umar mengatakan, Hari Raya Idul Adha harus jadi momen permenungan sosial. Minimal mampu menghadirkan hikmah dan ibrah bagi masyarakat yang merayakannya. Menurutnya, ini penting agar Hari Raya tak sekadar dimaknai sebagai hari libur bekerja.
“Setidaknya mampu membuat kita ingat tentang cara ikhlas dan rela berkorban demi mendapat rida Allah SWT” ungkap politisi Partai PKB tersebut (28/6/2023).
Umar menjelaskan, sikap ibrah sosial tergambar jelas pada sikap yang dilakukan Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail. Meski pada awalnya berat untuk berkorban, beliau berupaya ikhlas mengikuti semua arahan Allah. Itu semua demi mendapat ridho dari Allah SWT.
Buah dari keikhlasan itu, imbuh Umar, Allah langsung membuktikan kebesarannya. Sehingga Nabi Ismail tak jadi disembelih, melainkan diganti seekor kambing untuk kurban.
“Jelas, ini adalah ibrah penting tentang kepekaan sosial dan sikap ikhlas berkorban” imbuh Umar.
Lebih jauh, Alumni Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang itu menekankan, selain pelajaran tentang kepekaan sosial, secara lebih luas Idul Adha juga mengajarkan pada kita untuk saling berbagi, saling bersilaturahmi, dan tentu saja saling mengikis kebencian antar pribadi atau golongan.

Umar mencontohkan, pada tiap perayaan Idul Adha, ada banyak sikap positif yang secara otomatis akan dilakukan. Misalnya, berbagi daging dan bersilaturahim. Mereka yang berkurban, pasti akan bersilaturahim dan membagi daging pada masyarakat sekitar. Menurut Umar, ini momen sosial yang amat sangat penuh keberkahan.
“Selain bersilaturahim dan saling berbagi, momen idul Adha juga harus jadi momen untuk mengikis kebencian” tegasnya.
Menurut Umar, selain mempertajam kepekaan sosial, momen Idul Adha juga mengajarkan pada masyarakat untuk mengikis kebencian. Sebab, menjadi gambaran tentang mereka yang mau memberi dan mau menerima daging kurban. Lebih luas dari itu, menurut Umar, memberi dan menerima maaf.
“Bukan hanya mau memberi dan mau menerima daging, tapi juga mau memberi dan mau menerima maaf atas kesalahan yang pernah terjadi. Sehingga Idul Adha ini sesungguhnya momen mengikis kebencian” pungkas dia.