Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 di tahun 2021 mendatang. Dan Adien Gunarta adalah sosok di balik logo FIFA U-20 World Cup yang didesign PSSI.
Presiden Jokowi menyampaikan dalam akun resminya di Instagram, bahwa ia menerima kabar baik dari FIFA Council Meeting yang dilangsungkan di Shanghai, Tiongkok. Ya, Indonesia diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan Piala Dunia U 20.
Sembari mengumumkan kabar bahagia itu, Presiden Jokowi juga membagikan gambar yang menjadi logo FIFA U-20 World Cup yang didesign oleh PSSI. Satu yang menjadi sorotan menarik adalah tulisan di dalam logo FIFA U-20 World Cup, yakni ‘Indonesia 2021’.
Tulisan tersebut sekilas nampak seperti aksara jawa, namun tidak. Font tersebut bernama Upakarti, yakni salah satu font yang dibuat oleh Adien Gunarta. Siapa sih Adien Gunarta ini?
Tenang, Nabs. Saya kenalkan pemuda berbakat asal Probolinggo ini pada kalian semua. Adien Gunarta, yang biasa disapa dengan Adien ini, adalah alumni Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga.
Pria kelahiran Probolinggo ini adalah pegiat aksara yang telah menghasilkan berbagai font yang ia bagikan baik secara gratis maupun bebayar. Adien mengawali kesukaannya pada design huruf sejak ia masih berada di bangku SMP. Dia mengaku waktu itu, ia berkenalan sama salah stau web yang menyediakan wadah untuk membuat font.
“Waktu itu kenalan sama fontstruct.com, tempat bisa bikin font gitu, tapi masih sederhana. Dari situ aku mulai bikin-bikin beberapa karya. Eh, keterusan ternyata dan coba-coba pake software.” Ujar Adien saat diwawancarai.
Upakarti adalah font karya Adien yang merupakan pengembangan dari font lama yang ia beri nama Kemasyuran Jawa. Kemasyuran Jawa sendiri sudah ia design di tahun 2011, ketika ia mengaku masih menjadi pemula di bidang font design. Setelahnya, di tahun 2015, ia perbaharui kembali dengan menggunakan CorelDRAW.
“Itu masih awal-awal aku pakai online tool namanya fontstruct dan masih gak rapi, masih amburadul di banyak bagian,” katanya.
Pada 2015, dia kepikiran untuk mengembangkan itu pake CorelDRAW. Jadi, beberapa bentuk dia pertahananin, dihalusin, terus beberapa lain dibikin ulang dari nol. Ada juga yang dia bikin versi miringnya biar terkesan seperti tulisan tangan alami.
Adien mengaku, inspirasi font Upakarti memang dari aksara jawa, tapi ia memberi sedikit gubahan sehingga tambak lebih gemuk dan membulat. Perihal penamaan font, ia mengambil dari kata dalam bahasa Indonesia ‘Upakarti’, yang berarti penghargaan yang diberikan pemerintah kepada perajin dan pengusaha kecil atas karya jasa pengabdian dan kepeloporannya di industri kecil dan kerajinan.
Ia membagikan font Upakarti secara gratis agar bisa diakses pengusaha-pengusaha kecil yang ingin merintis usaha dan mengawalinya dengan membuat design logo.
Sejauh ini, Adien mengaku telah mengunggah sekitar 109 jenis font karyanya pribadi ke dafont.com. Dalam kurun waktu selama 2011 hingga 2019, font buatannya telah didownload sebanyak 4.956.697 kali terhitung dari (25/10). Wah, keren sekali ya, Nabs.
Kuy, kalian yang membutuhkan font yang artsy dan berbeda dari kebanyakan, silahkan download font buatan Adien ini. Selain Upakarti yang sedang ramai dibahas karena digunakan sebagai font dalam tulisan di logo World Cup U-20, ada juga Kemasyuran Jawa, Ceria Lebaran, Aceh Darusalam, Syawal Khidmat, Awesome Jawa, dan masih banyak lainnya.
Tinggal pilih aja, Nabs. Beberapa dibagikan secara gratis, beberapa lagi berstatus donationware.
Setelah Presiden Jokowi membagikan logo World Cup U-20 yang dibuat PSSI, nama Adien melejit karena font upakartinya digunakan dalam design tersebut.
Dia mengaku senang karena karyanya bisa digunakan logo acara yang sebesar itu. Lebih-lebih bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
“Jadi seneng banget sih bisa dipakai di acara segede itu, seneng bisa kasih manfaat ke masyarakat luas. Setelah viral pun, seneng juga ternyata banyak temen yang dukung dan banyak yang suka. Aku nggak terpikirkan responnya bakal serame itu.” kata Adien.
Iya, Nabs. Berbagai apresiasi dan dukungan bermunculan untuk Adien, baik dari teman-temannya sendiri, dosen, maupun masyarakat luas yang akhirnya mengenal seni membuat huruf. Salah satu dukungan misalnya datang dari Satrya Wibawa atau yang akrab disapa Igak.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga yang kini sedang menempuh studi PhD di Curtin University ini bahkan membagikan ulang logo World Cup U-20 di sosial media Facebook.
Pada akun Facebooknya itu, Igak menuliskan, “Bagi yang belum tahu, jenis huruf yang dipakai dalam logo ini adalah karya Adien Gunarta, alumni departemen Ilmu Komunikasi FISIP Unair. Design huruf ini memang dibuat bebas dipakai buat siapa saja. Tapi, sungguh, saya berharap karya dia ini mendapat apresiasi. Sebelumnya rancang huruf milik dia juga dipakai dalam film Despicable Me.” Tulis Igak dalam unggahannya (25/10).
Betul sekali, Nabsky. Font milik Adien juga pernah digunakan dalam film yang diisi para Minion itu. Jika kalian ingat bagian dalam scene Despicable Me, di mana terdapat toko yang menjual rambut palsu, maka kalian akan menemui tulisan “Eagle Hair Club”, dan itu juga merupakan font yang dibuat oleh Adien.
Tidak hanya membuat font, Nabsky, kecintaan Adien pada seni membikin huruf ini membuatnya ingin berbagi ilmu dan kemudahan membuat font. Ia menerbitkan buku berjudul “Cara Mudah Membuat Font dengan CorelDRAW” dan buku lainnya yang berjudul ‘Kiambang’.
Sekadar info lagi nih, Nabs. Adien jugalah yang membuat pembaharuan logo LPM Mercusuar Universitas Airlangga. Di tangannya, logo tersebut didesign ulang dengan penuh filosofi. Ia juga yang berjasa besar dalam design dan layout bulletin LPM Mercusuar di tahun 2014 – 2015.
Kalau harus menjelaskan Adien dengan 3 kata, maka kata-kata itu adalah muda, berbakat, dan cinta budaya. Kecintaannya pada budaya bahkan tercermin dari bentuk-bentuk font yang ia hasilkan.
Bahkan, jika kamu berkunjung ke situs yang disemainya sejak 2010, naraaksara.com, kamu akan paham bagaimana lelaki muda itu menjunjung tinggi keaslian dan dengan tidak berusaha keras untuk tidak menggunakan bahasa asing atau serapan.