5 abad sebelum Leonardo da Vinci dan Nicolas Desmarest lahir ke dunia, Al Biruni sudah masyhur dikenal sebagai ahli Geologi dunia.
A. I. Sabra (1924-2013), ilmuwan besar asal Mesir, menjuluki Al Biruni sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia. Sementara bapak sejarah sains Barat, George Sarton (1884 – 1956), mengagumi pencapaian Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. Sarton berkata, ”Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman”.
Bukan tanpa alasan bila Sarton dan Sabra mendapuknya sebagai ilmuwan besar. Sejarah mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia juga dikenal sebagai ilmuwan memiliki keahlian dalam berbagai bidang.
Abdus Salam (1984) dalam Islam and Science menyatakan, al-Biruni merupakan geolog Muslim yang berjasa mendirikan studi geologi modern. Secara mendalam, ilmuwan Muslim abad ke-10 M itu menulis tentang geologi India. Ia melontarkan sebuah hipotesis bahwa anak benua India awalnya adalah sebuah lautan.
Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar dalam esainya menyatakan, sejak abad pertengahan, perintis ilmu geologi dan georgafi dunia adalah ilmuwan muslim. Di antaranya; al-Khwarizmi, al-Balkhi, dan Al-idrisi. Namun, menurut dia, para ilmuwan sepakat bahwa Bapak Geologi adalah Al-Biruni.
Data itu bukan tanpa alasan. Pada abad 10 M, Al-Biruni sudah mampu menjelaskan secara ilmiah asal-usul terbentuknya karang, batu, dan mineral. Al-Biruni juga sudah mampu mengukur ketinggian bukit dan gunung melalui pendekatan matematika dan mekanisme munculnya sebuah gunung.
Al Biruni juga sudah mendalami tentang fosil, asal-usul sumber mata air, pembentukan lembah secara geologis. Yang lebih penting ialah ia sudah mampu melakukan pengukuran geodetic dan menentukan dengan teliti berbagai kordinat melalui peta yang sudah dibuat sebelumnya.
Selain itu, Al Biruni bahkan pernah menempatkan bagian selatan bumi pada sisi atas, yang kemudian diubah oleh ilmuan dunia Barat dengan meletakkan bagian utara bumi pada sisi atas.
Biografi Al Biruni
Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al Biruni alias Abu Raihan Al Biruni (973 – 1048), merupakan matematikawan, astronom, geografer, fisikawan, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan seorang guru asal Persia, yang banyak berkontribusi pada peradaban ilmu pengetahuan.
Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Al-Biruni merupakan teman sejawat dari Ibnu Sina (ahli kedokteran) dan Ibnu Miskawaih (ahli psikologi).
Al-Biruni pernah mengembara ke India, untuk melakukan penelitian dan menulis buku atas temuan-temuannya. Tak heran jika Al Biruni menguasai beberapa bahasa. Di antaranya; bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, hingga bahasa Sanskerta.
Al Biruni punya banyak karya di berbagai bidang. Namun, satu karya magnum opus dan fenomenalnya adalah Kitāb al-āthār al-bāqiyah `an al-qurūn al-khāliyah atau Buku Kronologi Bangsa Lampau (Sisa-sisa Masa Lalu), karya ini diselesaikan Al Biruni tepat pada 1000 M.