Harapan, kenyataan, kekecewaan, dan cinta yang (masih) disembunyikan.
Rajin kerja, tidak merokok, punya banyak tabungan, tapi tak ada satupun nomor yang ngechat, “udah maem belum sqyqng”. Itu gambaran Okoites Uyab, pengusaha muda yang sedang rajin-rajinnya bekerja, tapi entah demi siapa.
Memang ada 18 ribu motif orang bekerja. Diantaranya, bekerja demi keluarga dan bekerja demi sosok yang dicintq. Tapi, Uyab tergolong pemuda yang tidak biasa. Ia muda dan berbeda. Ia bekerja tak demi 18 ribu motif kerja di atas. Namun demi agar lupa bahwa ia sedang nihil cintq ~
Cinta dan kesedihan, harap dan kekecewaan, memang akrab dengan Uyab. Tapi kelak ia tahu, sukses adalah jarak yang membentang antara harapan dan rasa kecewa. Sukses yang sesungguhnya, adalah sikap menerima atas apapun yang dihidangkan kenyataan pada diri kita.
Menanam hal baik pasti akan mendapat balasan kebaikan. Itu sudah menjadi hukum alam dan kaidah kehidupan. Tapi kita tak bisa menentukan, kapan balasan kebaikan itu kita terima. Bisa jadi, orang yang kita beri kebaikan justru mengecewakan. Itu wajar karena ia manusia, tempat salah dan alpa.
Menanam hal baik, percayalah, pasti akan menuai kebaikan. Tapi kita tak bisa menentukan, kapan balasan baik itu kita dapatkan. Bisa jadi, orang yang mebalas kebaikan adalah orang lain yang tak pernah kita duga sebelumnya. Di sinilah pentingnya sikap dewasa.
Uyab memang nihil cinta dan kerap dirundung sunyi. Tapi tak mengapa. Nihil cinta bukan berarti nihil produktivitas. Etos kerjanya membara justru saat tangannya hanya mampu menggandeng udara. Langkah kakinya kian kencang justru saat jok motornya hanya mampu diduduki makhluk yang tak terlihat mata.
Saat sedang sendiri-sendirinya, Uyab justru mampu bikin usaha konveksi Armoury. Perusahaan konveksi yang mampu memproduksi banyak jersey-jersey klub kelas nasional. Produksinya tak hanya terjual di Bojonegoro, tapi hingga luar pulau, bahkan Planet Namek.
Ini bukti betapa kesendirian tak selamanya buruk. Uyab mampu mengkonversi kesepian dan kejombloan dan kesedihan dan kekecewaan menjadi sebuah ladang pendapatan. Ia mampu mengubah luka menjadi lapangan kerja. Tentu tak semua pemuda mampu melakukannya.
Apparel Armoury, jenama produk yang ia hasilkan, kini cukup populer di mata para pecinta fashion olahraga. Berkah dari tirakat kejombloannya, Armoury jadi produsen jersey fenomenal di Kota Bojonegoro. Andai Uyab tidak jomblo, belum tentu Armoury lahir di dunia.
Armoury, Arsenal, dan Cinta yang Disembunyikan
Dalam hal cinta, nasib Uyab memang mirip Arsenal: menyedihkan. Benar jika segala sesuatu kadang punya kemiripan dengan apa yang dikagumi. Mengagumi Arsenal tentu serupa mengagumi kesedihan. Tapi tak mengapa, toh Uyab mampu menjadikan kekagumannya pada Arsenal, menjadi apparel Armoury.
Armoury, secara harfiah, memang berarti baju zirah atau baju pelindung. Armoury juga bermakna gudang senjata (sesuatu yang identik Arsenal). Tapi, terdapat makna tersembunyi di belakang Armoury. Sebuah makna yang tidak sederhana.
Ada makna tersembunyi di balik kata Armoury. Armoury. Coba baca sekali lagi: Armoury!. Ya, Armoury tersusun dari A(r)MOUR(y). Ada kata Amour di dalam kata Armoury. Dalam Bahasa Prancis, Amour berarti cinta. Sampai di sini, makna utama brand Armoury sudah sangat kelihatan.
Armoury punya makna: cinta yang disembunyikan di dalam baju zirah atau cinta yang disembunyikan di dalam gudang senjata. Entah cinta seperti apa yang sedang disembunyikan Uyab. Entah cintanya pada Arsenal karena Arsenal sering kalah, atau cintanya pada seseorang yang belum juga berani ia ungkapkan.
Ini alasan tagline Armoury adalah wear with pride. Bukan work with pride. Atau walk with pride. Atau wash with pride. Tapi wear with pride — mengenakan cinta dalam keheningan, berbalut kebanggaan.
Uyab menggunakan kata “wear” yang merupakan sublimasi dari phrasa “we are”. Kita tahu, impian terbesar seorang jomblo adalah menulis kata “we are” di tengah ke- “I am”- an yang menyiksa.
Tapi tak masalah. Apapun itu, Armoury adalah metamorfosis dan pahatan pahatan dari sunyinya kesendirian. Tanpa merasakan kesendirian, bisa jadi Armoury tak sehebat saat ini.
Ini penting untuk dipahami agar Uyab tahu bahwa beberapa pilar kesuksesan, bertumpu pada kecewa, harapan, dan rasa syukur yang tak berkesudahan.