Lomba desain poster yang diadakan Bojonegoro Creative Fest pada pertengahan November ini, dimenangkan Andina Mei Dwi Indayati. Tahu nggak, Nabs, Andina memenangkan lomba tersebut dengan mengangkat Tari Rondo Songo.
Lomba desain poster tersebut, memang mengusung tema potensi lokal desa. Tapi, Andina mampu menangkap celah yang amat sulit. Yakni, mengangkat Tari Rondo Songo sebagai fokus desain. Tari tersebut, merupakan tari khas Desa Ngantru Kecamatan Ngasem.
Tentu itu pilihan yang amat riskan. Sebab, tak banyak masyarakat Bojonegoro tahu tari tradisional tersebut. Mayoritas, yang dipahami masyarakat luas adalah Tari Thengul.
” Ya, awalnya nggak nyangka bisa menang. Awalnya cuma lihat postingan di IG ada lomba desain poster, akhirnya coba,” kata Andina pada Jurnaba.co
Andina mengaku, saat mengikuti lomba desain poster tersebut, dia hanya iseng. Sebab, dari dulu dara 19 tahun itu memang sudah suka sama desain dan gambar-gambar. Dia bersyukur ketika terpilih sebagai pemenang.
Saat ditanya kenapa memilih Tari Rondo Songo sebagai tema poster, dia mengaku jika tari tersebut sangat menarik. Baik dari kisah legenda maupun gaya gerak tariannya. Di lain sisi, tarian tersebut juga kurang terekspos.
Masyarakat Bojonegoro, kata Andina, kurang begitu mengenal Tari Rondo Songo. Dari sana, Andina tertarik sekaligus tertantang untuk lebih mengenalkan Tari Rondo Songo pada masyarakat. Setidaknya agar masyarakat tahu bahwa Bojonegoro punya banyak jenis tari tradisional.
Mahasiswa semester 3 Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut, mengetahui jika Tari Rondo Songo merupakan tarian yang dilatarbelakangi legenda Desa Ngantru Kecamatan Ngasem. Hal itu, tentu bagian dari potensi desa.
Dara asli Kelurahan Klangon Kecamatan Bojonegoro tersebut berharap, masyarakat Bojonegoro, terutama anak-anak muda, bisa lebih produktif, kreatif, dan lebih mencintai sekaligus melestarikan budaya Bojonegoro.
“Agar budaya-budaya lokal yang ada di Bojonegoro ini lebih dikenal masyarakat luar,” ucap Andina.
Nabs, Rondo Songo, jenis tari tradisional yang diangkat Andina menjadi desain poster punya latar belakang kisah legenda. Yakni, hilangnya Rondo Songo (janda sembilan) yang ditelan ular raksasa di sebuah hutan jati di Desa Ngantru, Kecamatan Ngasem.
Dari kisah tersebut, memantik seniman tari asal Bojonegoro, Nika Kusumawati, untuk menciptakan gerakan tari tradisional berlatar kisah tersebut.
Tari Rondo Songo memiliki gerakan rancak. Dengan suasana menyerupai peristiwa yang dialami sembilan janda. Tarian tersebut, diperagakan oleh sembilan penari remaja. Sebagai gambaran Rondo Songo yang dimaksud.
Nabs, apa yang dilakukan Andina Mei Dwi Indayati, merupakan upaya untuk memperkenalkan potensi budaya lokal Bojonegoro melalui wasilah teknologi. Tentu saja, hal ini patut diapresiasi. Sekaligus ditiru melalui bermacam mediasi.