Maula Syekh Abdisalam al-Masyisy (1198-1261 M), merupakan ulama besar sekaligus pemuka sufi yang kerap disebut sebagai Quthbul Aqthab, pemimpin para Wali Quthub pada zamannya. Kemasyhuran ini bukan sekadar klaim golongan, tapi konsensus para sufi dari zaman ke zaman.
Syaikh al-Wali al-’Arif al-Shadiq al-Quthb al-Ghauts Abu Muhammad Sayyid Abdissalam bin Masyisy al-Syarif al-Hasani dikenal dengan Syekh Abdisalam al-Masyisyi atau Ibnu Masyisyi. Beliau Wali besar sekaligus pemuka sufi dzuriyah Nabi Muhammad SAW dari jalur Al Hasani.
Nasab lengkap Ibnu Masyisyi
Abu Muhammad Sayyid Abdussalam bin Masyisyy bin Abu Bakr bin Ali bin Hurmah bin Isa bin Salam bin Mizwar bin Ali bin Muhammad bin Maulana Idris al-Shagir (yang dimakamkan di Fes) bin Maulana Idris al-Kabir (perintis Negara Maroko yang dimakamkan di Zarhun Meknes) bin Maulana Abdullah al-Kamil bin Maulana Hasan Mutsanna bin Maulana Hasan Sabti bin Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah binti Rasulullah Saw.
Penulisan Seri Wali Quthub Dunia ini bertujuan memperkenalkan generasi muda pada figur Wali Quthub yang diakui secara ilmiah dan konsensus dari zaman ke zaman. Sehingga tak mudah terbuai pada kisah-kisah hiperbolis yang sering meng-Quthub-quthubkan tokoh tertentu, hanya karena kebanggaan pribadi.
Baca juga: Biografi Sayyid Ibrahim Dasuqi, Seri Wali Quthub Pendiri Thoriqoh Mu’tabaroh (4)
Syekh Ibnu Masyisy adalah Wali Quthub yang memilih menghindar dari hingar bingar keduniawian. Beliau menjauh dari segala kepopuleran dan hidup di puncak Jabal Alam, sebuah gunung di Maroko.
Ibnu Masyisy memang tak mendirikan Thoriqoh, tapi ajaran-ajarannya terekam dan mempengaruhi Thoriqoh Syadziliah. Ibnu Masyisy adalah guru utama sekaligus sosok yang mempengaruhi Sayyid Hasan asy-Syadzili (pendiri Tarekat Syadziliah).
Sayyid Hasan asy-Syadzili punya jasa besar dalam merekam dan mengawetkan jejak dan ajaran-ajaran Syekh Ibnu Masyisyi. Rekam jejak itu kelak dikisahkan pada muridnya, Syekh Abul Abbas al-Mursyi, yang kemudian ditulis oleh Ibnu Athaillah Sakandari.
Dalam kitab al-Muthrib bi Masyaahiri Ahli Magrib karangan Syeikh Abdullah Ibn Abdul Qadir at-Talidiy, menyebut kedudukan dan kemasyhuran Syekh Abdisalam al-Masyisyi di Maroko menyamai kedudukan Imam Syafi’i di Mesir. Ia juga dikenal sebagai guru para Wali Quthub.
Terlepas dari kemasyhuran dan keluasan “wilayah” yang melekat pada Syekh Ibnu Masyisy, satu hal yang harus dipahami, beliau adalah sosok ulama alim nan intelektual; mengalami proses tarbiyah (pembelajaran), memiliki peninggalan ilmiah, dan memiliki banyak santri-santri ilahiyah.
Guru-guru Syekh Ibnu Masyisy
Syekh Abdissalam Masyisyi sosok pembelajar sejak kecil. Ia hafal Quran beserta tujuh bacaan (Qira’ah Sab’ah) sebelum usia 12 tahun. Ia menghafal Quran pada Sayyid Salim. Dalam ilmu pengetahuan, ia belajar pada Syekh Ahmad Aqtharaan.
Dalam ilmu tasawuf, ia berguru pada Syekh Abdurrahman bin Hasan al-‘Aththar yang dikenal dengan Al-Ziyaat. Tidak hanya itu, Syekh Ibnu Masyisy juga berguru pada Wali Besar Abu Madyan Al Ghauts (Abu Madyan Al Maghrobi).
Sebagaimana penduduk kampung yang lain, Syaikh Ibnu Masyisy bekerja di lahan pertanian, dan tak menggantungkan hidup pada orang lain. Selama hidupnya beliau memiliki kesungguhan dan kemauan yang keras dalam menuntut ilmu, sangat istiqamah dalam menjalankan ibadah, baik salat maupun bacaan aurad (dzikir dan doa), dan tidak pernah menyimpang dari jalan syariat sehelai rambutpun hingga mengantarkannya mencapai derajat
Warisan Syekh Ibnu Masyisyi
Meski tak banyak meninggalkan karangan, warisan berharga beliau adalah teks “Shalawat Masyisyiah”, shalawat keramat yang jika berbaur atau diucap oleh ruh, akan membuat pemilik ruh terasa melayang di udara dari keluhuran dan keindahan alam malakut. Shalawat Masyisiyah memiliki banyak sirr (rahasia) serta mampu memberi pancaran cahaya bagi para pengamalnya.
Murid-murid Syekh Ibnu Masyisyi
Syekh Ibnu Masyisyi dikenal memiliki banyak murid. Di antara murid-murid Ibnu Masyisyi yang kelak dikenal sebagai Wali Quthub adalah; Sayyid Ahmad al-Badawi (pendiri tarekat Badawiyah), Sayyid Abul Hasan as-Syadziliy (pendiri tarekat Syadziliyah), dan Sayyid Ibrahim ad-Dasuqi (pendiri Tarekat Dasuqiyah atau Burhamiyah).