Sayyid Ahmad Zaini Dahlan merupakan Syaikhumasyayikh (guru para guru) dan simpul sanad keilmuan para Ulama Nusantara yang berada di Tanah Hijaz (Makkah-Madinah) pada paruh kedua abad 19 M (1800 M).
Dalam seri Maha Guru Aswaja di Tanah Hijaz ini, Tim Jurnaba menghimpun tulisan berseri tentang para ulama besar dari Tanah Hijaz pada abad 19 dan 20 M yang memiliki pengaruh pada sanad ilmu para ulama Nusantara.
Tujuannya, mempopulerkan kembali para ulama dan sayyid sadah Nabi yang punya pengaruh besar dalam keberislaman masyarakat Indonesia, dan selama ini jarang dibahas dan tak diketahui.
Ada sangat banyak Wangsa Sadah (keturunan Nabi Muhammad SAW) di dunia ini. Mereka fokus pada keilmuan, bersikap tawadhuk, dan tak pernah memamerkan apalagi memanggungkan identitasnya. Mayoritas hanya mau disebut “Syekh” untuk menjaga tawadhu’itas. Sayyidi Syekh Ahmad Zaini Dahlan satu di antaranya.
Sayid Ahmad Zaini Dahlan (1817-1886 M) merupakan ulama besar Makkah, pembela Ahlusunah Waljamaah (Aswaja). Ia mufti terakhir Mekkah-Madinah (Tanah Hijaz) pada zaman Turki Utsmani. Ia juga guru bagi sebagian besar Ulama Nusantara.
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan ulama sadah Al-Jailani. Dzuriyah (keturunan) Nabi Muhammad Saw dari jalur Al-Quthb ar-Rabbani Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Harus diketahui, sampai abad ke-19 (periode 1800 M), banyak sekali keturunan Nabi Muhammad (sayyid) yang hanya menggunakan gelar Syekh. Termasuk Syekh Ahmad Zaini Dahlan.
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan merupakan ulama besar yang juga dzuriyah Nabi Besar Muhammad Saw. Beliau masyhur alim alamah. Kealimannya tak sekadar diddongengkan lewat mitos dan mimpi, tapi terbukti secara empiris melalui banyak peninggalan dan karya.
Sayyid Ahmad Zaini menjadi panutan bagi para Ulama Nusantara. Argumentasinya dalam membela tradisi Aswaja, menjadikan beliau sebagai benteng Aswaja sekaligus sosok ulama paling ditakuti kaum Wahabi.
Beliau dikenal sebagai pembela Aswaja, melalui melalui pelestarian tradisi tawasul, ziarah kubur, yasinan dan tahlilan-nya. Tradisi serta kebiasaan itu, telah menjadi bagian penting dari ekspresi dan ideologi keberislaman masyarakat Indonesia sejak dulu. Menurut beliau, ziarah makam nabi berhukum sunah.
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menghafal Qur’an hingga matang. Kemudian menguasai bermacam kitab dari berbagai cabang keilmuan. Dalam bidang Fikih Syafi’i, beliau hafal nazam Zubad yang berjumlah lebih dari 1000 bait. Dalam bidang Nahwu, beliau hafal Alfiyah Ibnu Malik. Dalam bidang Balaghah, beliau hafal Uqud al-Juman. Dan dalam bidang qiroat, beliau hafal Syatibiyyah.
Intelektualitas itu belum termasuk kemampuan dan keahlian beliau dalam bidang ilmu sejarah, yang bahkan mendapat pengakuan ulama besar di berbagai penjuru dunia islam. Ilmu-ilmu di atas, tak beliau peroleh secara otodidak. Tapi berdasar ilmu yang bersanad.
Guru-guru Sayyid Ahmad Zaini
Sayyid Ahmad Zaini merupakan santri kesayangan Syekh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi (W. 1265 H). Beliau juga belajar pada banyak guru. Di antara gurunya adalah Syekh Amir Al-Kabir (W. 1232 H), hingga Syekh Muhammad Asy-Syanwani (W. 1233 H).
Karya-karya Sayyid Ahmad Zaini
Kitab Taisir al-Uhsul ila Tashil al-Wushul, Mukhtasar Jiddan (Syarah Jurumiyyah), Tarikh Andalusi, Tarikh Jadawil, Tarikh Khulafaur Rasyidin. Beliau juga menulis kitab berjuful Ad-Durar as-Saniyyah — sebuah bantahan untuk kaum Wahabi. Kitab ini sudah banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Santri-santri Sayyid Ahmad Zaini
Murid Sayyid Ahmad Zaini sangat banyak. Di antaranya adalah; Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Abu Bakri Syatha, Syekh Soleh Darat as-Samarani, Syekh Kholil al-Bangkalani, Syekh Khatib al-Minangkabawi dan banyak lagi nama-nama besar yang kelak mewarnai corak keberislaman Nusantara.
Nama-nama di atas, adalah guru bagi mayoritas ulama Aswaja yang berada di Nusantara. Itu artinya, Sayyid Ahmad Zaini Dahlan merupakan Syaikhumasyayikh (guru para guru) dan tali simpul sanad keilmuan para Ulama Nusantara.
Bagaimana cara Sayyid ahmad zaini yang lahir pada tahun 1232 H, belajar kepada syekh Abdullah asy syarqawi yang wafat pada tahun 1227 H, gurunya telah wafat 5 tahun sebelum beliau lahir,,,?
Benar – benar nggak masuk akal.