Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

Biografi Singkat KH Moh. Ridwan: Pejuang Dakwah Tak Kenal Lelah

Akhmad Yazid Fathoni by Akhmad Yazid Fathoni
25/12/2024
in Figur
Biografi Singkat KH Moh. Ridwan: Pejuang Dakwah Tak Kenal Lelah

Meneruskan perjuangan sang ayah dengan dakwah tak kenal lelah.

Di setiap generasi, akan selalu ada sosok-sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk kemaslahatan umat. Mereka adalah para pejuang yang tak kenal lelah, yang terus berupaya menerangi jalan kebaikan bagi masyarakat di sekitarnya.

Di Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, nama KH Moh. Ridwan adalah sebuah nama yang tak asing lagi di telinga masyarakat. Beliau adalah penerus estafet perjuangan dakwah dan pendidikan dari sang ayah, KH Muchsin, pendiri Pondok Pesantren Hidayatul Akbar. Jika KH Muchsin diibaratkan sebagai sang perintis, maka KH Moh. Ridwan adalah sang penerus yang mengembangkan dan memperluas jangkauan dakwah serta pendidikan Islam di wilayah tersebut.

KH Moh. Ridwan bukanlah sekadar pengasuh pondok pesantren biasa. Beliau adalah sosok ulama yang visioner, yang mampu melihat tantangan zaman dan beradaptasi dengan perubahan tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur agama. Di tangannya, Pondok Pesantren Hidayatul Akbar berkembang pesat, tidak hanya dalam bidang pengajaran kitab kuning, tetapi juga dalam pendidikan formal.

Beliau sadar betul bahwa umat Islam harus cerdas secara spiritual dan juga intelektual agar mampu bersaing di era yang semakin kompetitif. Lantas, seperti apa perjalanan hidup KH Moh. Ridwan dalam meneruskan perjuangan sang ayah? Bagaimana beliau memadukan antara tradisi pesantren dengan tuntutan zaman modern?

Mari kita selami kisah inspiratif dari sosok yang menjadi pilar pendidikan dan dakwah di Kedungpring ini. Peran besarnya dalam membangun pendidikan dan memperjuangkan dakwah Islam menjadikannya sosok yang disegani dan dicintai.

KH Moh. Ridwan lahir pada tanggal 5 Mei 1945, dari pasangan KH Muchsin dan Nyai Hindun. Sebagai putra seorang kiai, beliau sudah akrab dengan kehidupan pesantren sejak kecil. Setelah menempuh pendidikan dasar, beliau melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, sebuah pesantren yang memiliki ikatan historis kuat dengan keluarganya. Di Langitan, KH Moh. Ridwan tidak hanya belajar, tetapi juga mengabdikan diri sebagai pengajar.

Baca Juga: Biografi Singkat KH. Muchsin: Pilar Cahaya Ilmu di Bumi Kedungpring

Kecerdasan dan ketekunannya membuat beliau dipercaya untuk mengajar para santri. Uniknya, seringkali ketika beliau mengajar tanpa membawa kitab. Ini menunjukkan bahwa beliau sudah hafal dan menguasai betul semua materi yang diajarkan. Di antara murid-murid yang pernah beliau ajar di Langitan adalah KH Maftuhin, KH Masbuhin, dan KH Ihya Ulumuddin, yang kelak menjadi ulama-ulama berpengaruh.

Tak cukup hanya menimba ilmu di Langitan, KH Moh. Ridwan juga pernah tabarrukan (mencari berkah) di Senori, Banyuwangi, dan di Pondok Pesantren asuhan Kiai Hamid di Pasuruan. Pengembaraan intelektual dan spiritual ini semakin memperkaya wawasan dan memperkuat keilmuan beliau.

Pada tahun 1983, KH Moh. Ridwan menikah dengan Nyai Marfu’ah dan kemudian menetap di Kauman, Kedungpring, untuk membantu sang ayah mengelola Pondok Pesantren Hidayatul Akbar. Kehadiran beliau membawa angin segar bagi perkembangan pesantren. Beliau turut andil dalam mengembangkan sistem pendidikan dan memperluas jangkauan dakwah pesantren.

Pada tahun 1987, KH Muchsin wafat, meninggalkan amanah besar di pundak KH Moh. Ridwan. Beliau resmi menjadi pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Akbar, meneruskan kepemimpinan sang ayah. Di bawah kepemimpinan beliau, pesantren mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

KH Moh. Ridwan tidak hanya fokus pada pengajaran kitab kuning, tetapi juga merintis berdirinya lembaga pendidikan formal, mulai dari SD Islam hingga MTs dan SMA 45 Kedungpring. Beliau menyadari bahwa pendidikan formal sangat penting untuk membekali para santri agar mampu bersaing di era modern.

Selain aktif di dunia pendidikan, KH Moh. Ridwan juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kondisi sosial politik masyarakat. Meskipun tidak terjun langsung dalam politik praktis, beliau memiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan masyarakat Kedungpring. Beliau pernah ditawari untuk menjadi anggota dewan, namun beliau menolaknya dengan halus.

Pada masa Orde Baru, di mana Golkar menjadi partai penguasa dan NU dan kegiatan kegiatan keagamaan seringkali dimarjinalkan, KH Moh. Ridwan awalnya berjuang melalui Masyumi NU. Namun, demi kelancaran dakwah dan agar penyampaian ajaran agama tidak terhambat oleh pemerintah, beliau kemudian memilih untuk bergabung dengan Golkar. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang matang, semata-mata demi kemaslahatan umat.

Ketika era Reformasi bergulir dan keran demokrasi dibuka lebar, KH Moh. Ridwan kembali ke pangkuan Nahdlatul Ulama dan aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sesuai dengan instruksi dari KH Abdullah Faqih, Langitan. Beliau juga aktif sebagai pengurus di Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kedungpring, menunjukkan komitmennya yang kuat dalam memperjuangkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah.

KH Moh. Ridwan adalah sosok ulama yang lengkap. Beliau tidak hanya mumpuni dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki wawasan yang luas dan kepedulian yang tinggi terhadap kondisi umat. Beliau adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar agama.

Dedikasi beliau dalam mengembangkan pendidikan Islam di Kedungpring, baik melalui jalur pesantren maupun pendidikan formal, patut diacungi jempol. Beliau telah berhasil mencetak generasi-generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.

Kisah hidup KH Moh. Ridwan mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, antara tradisi dan modernitas. Beliau juga mengajarkan kita tentang pentingnya keikhlasan dan keluwesan dalam berdakwah, serta pentingnya berjuang demi kemaslahatan umat. Semangat dan dedikasi KH Moh. Ridwan akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi mendatang.

Semoga kita semua dapat meneladani jejak langkah beliau dalam mengarungi kehidupan ini, menjadi pribadi yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Warisan ilmu, keteladanan, dan semangat juang beliau akan terus hidup dan menjadi cahaya penerang bagi umat di masa yang akan datang.

Tags: BiografiKH Moh RidwanUlama Kedungpring
Previous Post

UKM Penalaran dan Penulisan Griya Cendekia Unugiri Gelar Penerimaan Anggota Baru

Next Post

Tentang Mbah Jatmiko: Penasihat Spiritual Gus Dur dari Mojokerto (1)

BERITA MENARIK LAINNYA

Dony Hendrocahyono: Data Lapangan dan Kondusivitas Ruangan
Figur

Dony Hendrocahyono: Data Lapangan dan Kondusivitas Ruangan

15/06/2025
Kiai Nur Ngali Pagerwesi, Jejak Kebesaran Islam Bengawan
Figur

Kiai Nur Ngali Pagerwesi, Jejak Kebesaran Islam Bengawan

14/05/2025
Rahmah El Yunusiyah: Kartini yang Mendahului Zaman
Figur

Rahmah El Yunusiyah: Kartini yang Mendahului Zaman

22/04/2025

Anyar Nabs

Diskusi Multipihak: Bahas Renstra Ekologi Perangkat Daerah

Diskusi Multipihak: Bahas Renstra Ekologi Perangkat Daerah

17/06/2025
Wastra Batik Bojonegoro Tercatat Sejak Seribu Tahun Lalu

Wastra Batik Bojonegoro Tercatat Sejak Seribu Tahun Lalu

17/06/2025
Zai TikTok: Pendakwah Muda dari Tasikmalaya yang Merangkul Gen Z Lewat Konten Digital

Zai TikTok: Pendakwah Muda dari Tasikmalaya yang Merangkul Gen Z Lewat Konten Digital

17/06/2025
Bersinergi Wujudkan Lingkungan Lestari 

Bersinergi Wujudkan Lingkungan Lestari 

16/06/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Penerbit Jurnaba
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • PUBLIKASI
  • JURNAKOLOGI

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: