Kitab maulid merupakan kitab berisikan kisah perjalanan Rasullulah saw, puji-pujian, serta doa-doa. Tak hanya jadi bacaan ketika merayakan hari kelahiran Nabi saw, kitab maulid juga jadi tradisi rutin malam Jumat atau malam Senin oleh mayoritas masyarakat Indonesia, terutama kaum Nahdliyin.
Ada cukup banyak kitab maulid yang sangat populer di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Berikut ini 3 kitab maulid yang sangat familiar dengan masyarakat Indonesia.
1. Maulid Ad-Diba’i
Kitab Maulid Diba’ disusun oleh ulama besar sekaligus Waliyullah bernama Syekh Wajihuddin Abdurrohman Ad-Diba’i alias Imam Ad-Diba’i (1461 -1537 M). Beliau bernama lengkap Sayyid Wajihuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Umar bin Yusuf bin Ahmad bin Umar asy-Syaibani az-Zabidi asy-Syafi’i.
Kitab maulid Diba’ merupakan kitab paling populer bagi masyarakat indonesia. Khususnya masyarakat pesantren dan kaum Nahdliyin. Saking populernya, bahkan proses pembacaannya pun disebut dengan Tradisi Diba’an.
Tradisi Diba’an sudah sangat populer sejak era kemerdekaan Indonesia. Mayoritas Kiai-kiai kampung dan para santri sering melaksanakan giat Tradisi Diba’an saat malam jumat atau malam senin. Acara dilaksanakan di musala atau pesantren.
2. Maulid Al-Barzanji
Kitab Maulid Al Barzanji disusun oleh ulama besar sekaligus Waliyullah asal Tanah Hijaz yang bernama Sayyid Zainal Abidin al Barzanji (1716-1763 M). Beliau memiliki nama lengkap Sayyid Zainal Abidin Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim al-Husaini asy-Syahzuri al-Barzanji.
Kitab Maulid Al Barzanji sangat populer di Nusantara. Tersebar ke pelosok negeri, dari perkampungan hingga perkotaan. Bahkan, saking populernya, sangat banyak para Kiai dan masyarakat awam yang menghafalnya. Di Indonesia, pembacaannya sering disebut dengan Tradisi Berjanjen.
Tradisi Berjanjen sudah sangat populer sejak era kemerdekaan Indonesia. Mayoritas Kiai-kiai kampung dan para santri sering melaksanakan giat Tradisi Berjanjen. Seperti halnya Maulid Diba’, Maulid Barzanji juga sering dibaca saat malam senin atau malam jumat.
Bahkan, Maulid Barzanji juga sering dibaca saat ada masyarakat hajatan.
3. Maulid Simtud Dhuror
Maulid Simtud Dhuror disusun oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi (1839 – 1913 M). Beliau ulama asal Tatim Yaman yang masyhur dikenal dengan nama Al Habib Ali Al-Habsyi atau Habib Ali Sohib Simtud Dhuror. Di Indonesia, Kitab Maulid Simtud Dhuror juga dikenal dengan Maulid Habsyi.
Sekitar tahun 2010, Maulid Habsyi atau Maulid Simtud Dhuror mulai dikenal di Indonesia. Sosok paling berjasa dalam memperkenalkan Maulid Habsyi di Indonesia adalah Habib Syekh dengan grup sholawatnya Ahbabul Mustofa.
Selain Habib Syekh, Habib Ali Zainal Abiddin dengan grup sholawat Az-Zahir juga punya peran besar dalam mempopulerkan Maulid Simtud Dhuror di Indonesia, melalui panggung-panggung sholawat.
Di Indonesia, terutama di kampung-kampung, tiap kali ada acara panggung sholawat, kitab Maulid Simtud Dhuror atau Maulid Habsyi kini sering dibawakan sebagai bagian penting dalam acara.