Kabar peluncuran dua proyek penelitian LANDMARC dan TPPING+ membawa angin segar bagi sektor lingkungan hidup di Indonesia.
su-re.co (Sustainability and Resilience), organisasi bergerak di ranah lingkungan, secara resmi memperkenalkan dua proyek penelitian energi terbarukan di Indonesia pada publik (16/3).
Melaui Sustainability and Resilience Kick-off Workshop, su-re.co juga hendak menggandeng potensi kolaborasi dengan menyalaraskan proyek dan perencanaan dengan mitra.
Dr. Takeshi Takama, CEO su-re.co membuka workshop dengan ajakan kolaborasi kepada para peserta yang terdiri dari para pemangku kebijakan di tingkat daerah dan nasional, juga para mitra peneliti dan organisasi internasional.
“(Melalui workshop ini), kami beralih ke langkah berikutnya yaitu meningkatkan skala aktivitas dan proyek kami (Dengan Proyek IKI Small Grant), kami bertujuan untuk melakukan carbon offset melalui sistem blockchain. Proyek ini juga berkontribusi bersama dengan proyek TIPPING+ dan LANDMARC. Dengan penyalarasan tiga proyek ini, diharapkan dapat terus berdiskusi bagaimana su-re.co bisa berkontribusi untuk Indonesia, seperti program perencanaan dan kebijakan pembangunan rendah karbon” tegasnya.
Kegiatan workshop berlangsung pada Selasa siang turut dihadiri 73 perwakilan organisasi dari berbagai sektor, seperti industri, pemerintah nasional, pemerintah daerah, LSM dan peneliti berskala internasional.
Pada kegiatan ini hadir para pembicara utama Dr. Takeshi Takama (CEO su-re.co), Eise Spijker (Koordinator Proyek LANDMARC), J. David Tàbara (Koordinator Proyek TIPPING+), Florian Herzog (Koordinator Program IKI Small Grant), Irfan Darliazi Yananto (Perencana Direktorat Lingkungan Hidup, BAPPENAS) dan Trois Dilisusendi (Koordinator Penyiapan Program Bioenergi, Kementrian ESDM).
Para pembicara menjelaskan topik-topik terkait mitigasi penggunaan lahan, transisi energi bersih, dan biogas dengan sistem blockchain. Selain itu para pembicara menyampaikan sambutan baik dan harapannya bagi proyek ini untuk mebantu percepatan energi terbarukan di Indonesia.
Irfan Darliazi selaku perwakilan dari Direktorat Lingkungan Hidup BAPPENAS (Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional) menjelaskan bahwa, “terdapat program dan kegiatan prioritas, dan proyek prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang memasukkan inisiatif pembangunan rendah karbon (LCDI) dan pengurangan risiko bencana dan iklim. Sekarang, kami harus menjaga kebijakan LCDI di jalurnya.”
Pada sesi Accelerating Clean Energy Transition, Dilisusendi selaku Koordinator Penyiapan Program Bioenergi, menegaskan bahwa “Pemerintah berkomitmen untuk mencapai bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sesuai dengan target RUEN 23% di 2025 dengan strategi yang digunakan adalah substitusi energi primer, konversi energi primer dari bahan bakar fosil, penambahan kapasitas PLT EBT, dan pemanfaatan EBT non-listrik lainnya.
Pemerintah sedang menyiapkan Grand Strategy Energi Nasional (GSEN) dengan visi Menciptakan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Untuk berhasil mencapai target nasional bauran EBT, maka diperlukan percepatan transisi menuju energi bersih. Dalam hal ini, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri melainkan butuh kerjasama dan dukungan dari pemangku kepentingan yang terkait.
Adapun beberapa kolaborasi yang bisa dilakukan diantaranya : Pengembangan teknologi EBT skala kecil menengah di daerah terpencil, Pendanaan green financing, dan penguatan capacity building bagi pemerintah daerah dalam mengelola EBT”
Proyek LANDMARC (Land Use Based Mitigation for Resilient Climate Pathways) di Indonesia turut menggandeng para pemangku kepentingan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) untuk mengeksplorasi potensi penyimpanan karbon atau carbon storage melalui biogas dan kompos di Indonesia.
Rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan data, pendekatan ke pemangku kepentingan dan penilaian teknologi mitigasi penggunaan lahan (Land-use Mitigation Technology) akan dilakukan.
“Kick-off Workshop yang diselenggarakan oleh su-re.co adalah titik awal yang baik untuk mulai membangun dampak dan melaksanakan dialog mengenai potensi kolaborasi antara pemangku kepentingan pada tingkat lokal, nasional dan internasional. Workshop seperti ini harus dilanjutkan yang bertujuan tidak hanya untuk memajukan penelitian, tetapi juga memajukan penerapan teknologi dan praktik baru dalam mitigasi Perubahan Iklim” kata Spijker, Koordinator Proyek LANDMARC, pada akhir sesi.