Menyusun kata melalui rangkaian kalimat adalah pekerjaan keramat. Tak semua orang bisa melakukannya karena godaan yang juga luar biasa.
Pagi, sebenarnya juga tidak pagi-pagi amat. Merawat bukan hanya menyehatkan badan dengan olahraga. Menulis juga menyehatkan, kok. Ya, menyehatkan pikiran. Agar tidak stagnan. Ita-itu saja.
Menulis bisa dikategorikan hal yang remeh. Hanya orang-orang nganggur yang mau menulis. Namun, menyikapi pengguran itu dengan hal yang baik. Mensyukuri nikmat Allah dengan menulis.
Saya berdiskusi bersama sahabat-sahabati. Siang kemudian menghampiri. Diskusi yang berjalan dengan enjoy, dan bisa dinikmati oleh jutaan mata. Hingga mahkluk tak kasat mata. Mereka juga ikut menyaksikan kita semua.
Tiba-tiba, suara dentuman terdengar dari arah sana. “Duor duor duor” kami kaget dan beranjak melihat keluar. Namun, tidak ada apa-apa. Melainkan hanya suara tembakan. Semua seakan-akan lenyap ditelan oleh si penjaga bumi.
Semua tertutup oleh pagar besi. Membuat mata yang semua bisa memandang jauh. Layaknya sniper para tentara. Kini menjadi pendek seperti orang-orang, yang hanya menyimpulkan sebuah kata dengan seenaknya.
Sahabat-sahabat kembali tenang, dan melanjutkan menulis. Sebab, menulis adalah abadi. Tulisan memang benda mati. Namun, ia bisa bersuara. Meskipun yang menulis sudah tiada.
Bapak Revolusioner Indonesia, Tan Malaka mengatakan. Ingatlah, bahwa dari dalam kubur. Suara saya akan lebih kerasa daripada dari atas bumi.
Para tokoh di muka bumi ini. Banyak yang menggeluti dunia tulis menulis. Tidak bisa dipungkiri. Para punggawa Negara dulu juga menulis. Kita tahu perjuangan para pahlawan, juga melalui tulisan-tulisan.
Beliau dikenal melalui tulisan. Karya-karyanya yang hari ini kita baca. Tapi ingat, menulis bukan untuk terkenal. Kalau mau terkenal. Lakukanlah hal yang aneh. Sudah pasti auto viral kamu.
Mengutip dari Mahbub Djunaidi. Aku akan menulis dan akan terus menulis sampai tak mampu lagi untuk menulis.
Menulis bukanlah hal yang wajib. Tidak seperti hukum agama yang mainstream itu. Tetapi, menulis adalah melatih rasa melalui kata-kata. Lakukanlah hal yang positif. Niscaya, prilakumu akan positif
Semua orang tidak bisa dipaksa, lantaran asal kita juga berbeda. Dari reproduksi yang berbeda pula. Terutama keturunan pasti tidaklah sama. Memaksanya boleh, tetapi dalam hal kebajikan.
Terkadang kita mengajak baik, tapi dianggap kurang baik. Janganlah minder, ketika ajakanmu kurang manarik seseorang. Tetap optimis, terus berjuang dan bermimpi.