Perjalanan Persibo Bojonegoro di ajang Liga 3 berakhir lebih cepat. Persibo gagal lolos dari babak grup. Kegagalan ini harus jadi bahan evaluasi besar-besaran oleh semua stakeholder Persibo.
Laju Laskar Angling Dharma di Liga 3 Jatim terhenti di babak grup usai bermain imbang tanpa gol melawan PSM Madiun pada Minggu (27/10/2019). Tangis para suporter tak bisa dibendung usai laga tersebut.
Dewi Fortuna nampaknya enggan dekat dengan Persibo. Seperti musim lalu, langkah Persibo kembali terhenti di babak grup. Sebuah akhir yang menyakitkan. Terutama bagi para suporter.
Mungkin tak ada yang menyangka jika Persibo harus terhenti di babak grup Liga 3 Jatim. Pasalnya, dari awal musim, langkah tim yang diasuh oleh Muhammad Nadhief alias Andik Robot ini terlihat mulus.
Di putaran pertama misalnya. Persibo memimpin klasemen dengan torehan 3 kemenangan dan 1 hasil seri. Semua suporter Persibo pun yakin jika tim kesayangan mereka bisa melaju tanpa halangan berarti ke babak selanjutnya.
Sayangnya, petaka menghampiri Persibo di putaran kedua. Di partai perdana putaran kedua, Persibo kalah tipis dari Nganjuk Ladang. Partai yang berakhir dengan kerusuhan tersebut jadi awal kesialan Agus Budi cs.
Setelah laga melawan Nganjuk Ladang, Persibo menjamu Bumi Wali Tuban di kandang sendiri. Di partai tersebut, Persibo harus bersusah payah untuk mengalahkan tim yang merupakan juru kunci grup itu.
Usai laga Bumi Wali, Persibo harus bertandang ke rival utama di grup A yakni Putra Sinar Giri. Lewat kerja keras, Persibo mampu membawa pulang satu poin dari kandang PSG. Ini adalah hasil yang sangat bagus bagi Persibo.
Di partai terakhir grup, Persibo menjamu PSM Madiun yang notabene sudah tidak punya kans untuk lolos. Jika mampu meraih kemenangan di laga melawan PSM, Persibo otomatis jadi juara grup dan lolos ke babak selanjutnya.
Persibo diprediksi mampu mengalahkan PSM Madiun. Namun, sayangnya prediksi tersebut tak jadi kenyataan.
Tanpa diperkuat 3 pemain utama, Persibo sangat kesulitan untuk membobol gawang PSM. Hingga peluit akhir dibunyikan, skor imbang tanpa gol tetap bertahan. Di saat yang bersamaan, Putra Sinar Giri mampu mengalahkan Bumi Wali Tuban.
Hasil imbang dengan PSM Madiun membuat Persibo hanya mampu berada di peringkat ketiga klasemen grup A, di bawah PSG dan Nganjuk Ladang. Pupus sudah harapan Persibo untuk naik kasta.
Suporter pun meradang. Dukungan tak kenal lelah selama 2019 tak berbanding lurus dengan prestasi yang diberikan. Padahal, suporter yakin jika tim Persibo tahun 2019 punya kapabilitas dan kualitas untuk promosi ke Liga 2.
Dibandingkan dengan tim Persibo 2017 dan 2018, skuat Persibo musim 2019 lebih tertata. Tak ada cerita gaji yang telat dibayar. Bonus pun lancar. Namun entah kenapa, Persibo gagal di tengah jalan.
Evaluasi besar dan menyeluruh tentu wajib dilakukan. Ini adalah kegagalan besar. Dengan skuat yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya, Persibo harusnya bisa lolos tanpa kesulitan berarti.
Mimpi untuk promosi ke Liga 2 masih ditambatkan oleh suporter Persibo Bojonegoro. Musim depan, Persibo wajib membenahi segala sektor. Mulai dari internal tim hingga manajerial. Jangan sampai asa naik kasta hanya jadi jargon semata.