Tiap pekan sekali, Gaby bakal ngobrol dan membahas perihal milenial di kanal Jurnaba. Mulai soal motivasi hingga perspektif positif dari bermacam fenomena.
Gabriella Putri Dinanta percaya jika hidup, harus mempunyai goal. Tanpa sebuah goal, kaki akan tetap bergerak, namun hanya menghasilkan gerakan yang tidak efektif. Karena itu, goal menjadi amat penting.
Dara 24 tahun yang akrab disapa Gaby itu memaknai goal bukan sekadar mimpi atau impian, tapi juga sebagai penuntun arah jalan. Ia tak secara otomatis ada begitu saja. Tapi dibikin dan dihadirkan sendiri.
Gaby tumbuh dan besar di Bojonegoro. Dia mengaku, sejak remaja membiasakan diri memiliki goal hidup. Bahkan selalu bikin goal. Meski mimpi tak terlalu besar dan tak terwujudkan, setidaknya harus ada goal.
“Untuk jadi orang yang punya progres, itu karena ada gol tiap tahun.” Kata Gaby.
Nabs, selain ada visi besar, kata Gaby, dalam hidup juga harus memiliki misi yang jelas. Dari sanalah goal-goal itu diciptakan. Goal pun, kata dia, tak bisa langsung besar begitu saja. Tapi ditata tiap hari, tiap tahun.
Gaby mengaku, sejak kecil sudah diajarkan orang tuanya untuk bisa membikin goal. Namun, dia amat rajin memetakan goal dan tujuan hidup saat menginjak bangku SMA. Baginya, goal tak melulu soal prestasi. Namun pengalaman dan jejaring juga merupakan sebuah goal.
“Kalau goal tercapai, goal dinaikkin. Meski, tak serta merta urusan akademik. Ikut lomba-lomba, yang penting golnya nyata,”
Alumni Teknik Fisika Institut Sepuluh November Surabaya (ITS) itu menjelaskan, saat goal tercapai, ia serupa jejak kaki. Meninggalkan bekas yang sangat berguna bagi laju kehidupan. Meski, dalam prosesnya, ada pula kegagalan.
Memperbanyak keikutsertaan dalam lomba, misalnya, menurut Gaby, juga termasuk proses pencarian goal. Asal, lomba yang diikuti sesuai dengan apa yang dituju. Dan punya dampak terhadap tujuan itu.
Selama ini, Gaby berkecimpung dan terlibat organisasi internasional, juga dia niati sebagai bagian dari proses pendaekatan goal. Karena itu, saat mahasiswa, dia sering sekali ikut lomba. Nggak semuanya menang tapi yang penting ikut. Sebab, tujuannya bisa dapat trophy. Sehingga CV kian banyak.
“Ikut organisasi bersifat internasional. Ngejar pepper, bikin jurnal, konferensi internasional. Itu bikin wawasan dan jejaring juga luas,” imbuhnya.
Bahkan, saat mahasiswa, dia sempat mendapat awardee master scholarship dan student exchange ke Eropa, juga karena aktivitas dan keikutsertaannya pada organisasi-organisasi bersifat internasional. Sebab, CV secara otomatis berkecimpung di dunia internasional.
“Hingga saat lulus, bisa apply di perusahaan internasional yang cukup oke,” imbuhnya.
Kabar baiknya nih, Nabs. Tiap pekan sekali, Gaby bakal ngobrol dan memberi masukan atau guidance terkait perihal milenial di kanal Jurnaba. Tak hanya itu, dia juga bakal ngobrol banyak topik. Dari soal motivasi hingga perspektif positif dari bermacam hal.