Maraknya gelaran konser musik yang so called folk-indie, konon menandakan hipster detected di kawasan terebut. Yaps, hipster menjadi masyarakat sok kece yang banyak digandrungi anak muda era kini.
Nabs, definisi hipster sesungguhnya amat banyak. Urban Dictionary, misalnya, mendefinisikan hipster sebagai “subkultur yang anggotanya berumur 20-an dan 30-an; mengedepankan kebebasan berpikir, kecerdasan, politik progresif, seni indie, kreativitas, dan humor sinis.”
Jadi, jika pemahamanmu tentang hipster hanya mentok di tas tote bag, kemeja flanel dan lagu so called folk-indie belaka, itu tandanya tidurmu kurang pagi. Oke, berikut 5 cara menjadi hipster kaffah atau sekadar menandai orang yang kamu temui itu tergolong hipster atau almost hipster, versi Jurnaba.
1. Selera Musik Eksklusif
Saat banyak orang gandrung pada lagu-lagu dan musisi pop, hipster lebih memilih mendengar lagu dari musisi yang jarang tampil di televisi, namun memiliki banyak penggemar. Tentu berdasar prinsip: enak nggak enak didengar, yang penting nggak banyak yang kenal.
Untuk menjadi anak hipster kaffah pada golongan pertama ini, kamu harus rajin-rajin ngulik dan ndengerin lagu yang tak banyak dikenal orang lain. Agar saat bercerita sama teman-temanmu, kamu tahu tapi temanmu nggak ngerti blas. Jika temanmu masih ngerti, kamu belum kaffah.
2. Berpihak pada Lingkungan
Menjadi hipster tak cukup sekadar suka musik anti-mainstream. Kamu harus punya kepekaan dan keberpihakan pada lingkungan, sehingga ke-hipster-anmu kian kaffah. Ini alasan kenapa anak hipster suka mengayuh sepeda fixie atau menaiki kendaraan umum dibanding mengemudi mobil pribadi.
Tenang, tenang.. Jika kamu tak punya organisasi front pembela lingkungan dan sepeda fixie, kamu akan tetap menjadi hipster dengan caramu sendiri. Yakni dengan membawa asbak portabel kemana-mana. Sehingga meski merokok, kamu tetap terlihat peka pada lingkungan.
3. Menggemari Benda Vintage
Menjadi hipster tanpa kesukaan pada benda vintage serupa makan sayur asem-asem tanpa kuah: kurang substansial dan tidak segar. Karena itu, kesukaan pada benda-benda kuno menjadi pelengkap ke-hipster-anmu.
Mendengar musik lewat iPod dan mengambil foto lewat kamera digital udah ketinggalan jaman. Untuk jadi hipster, kamu harus meninggalkan jaman yang ketinggalan itu ke jaman yang lebih tertinggal lagi. Agar lebih classy dan oldy.
Mendengar lagu favorit melalui kaset lama atau piringan hitam dan memotret menggunakan kamera analog bisa kamu coba untuk memperkuat kesan hipstermu. Sering-sering main ke tempat penjual rombengan juga mampu meningkatkan ke-hipster-anmu.
4. Menggemari Karya Seni
Selain lebih suka pada benda-benda vintage, anak hipster sangat menyukai karya seni. Terlebih karya seni hasil buatan tangan yang punya kesan segmented dibanding yang lain dan tak banyak yang mempunyainya.
Ingat, menyukai karya seni tak harus memiliki pemahaman mendalam di bidang tersebut. Asal cukup sering membahas dan mengulas dan memposting berbagai karya seni segmented di medsosmu, kamu akan terlihat artsy meski tak paham apa-apa.
5. Lebih Tahu soal Musik, Film, dan Seni Kontemporer
Di antara banyak ciri hipster, ini yang paling penting dan sangat menentukan. Yakni, pemahaman dan pengetahuan yang memadai, di dalam bidang yang belum dipahami banyak orang.
Meski rambutmu sudah dipangkas di barbar shop barbershop, tapi jika pemahamanmu tentang musik, film dan seni kontemporer masih itu-itu saja, ke-hipsteran-mu masih dangkal. Karena itu, kamu harus suka membaca untuk nambah wawasan.
Nabs, itu tadi Nabs hehe 5 ciri agar pemahamanmu tentang hipster nggak mentok pada tas tote bag dan musik so called folk indie yang sesungguhnya akan tetap menjadi musik pop pada waktunya itu, tapi juga substansi dan keberpihakannya.