Henry John Deutschendorf Jr. alias John Denver merupakan salah satu tokoh musik fenomenal di kancah internasional. Lahir pada 31 Desember, Denver mampu mewarnai dunia dengan musik khas yang dia bawa.
Dalam bermusik, Denver tidak hanya membawa identitas kebangsaannya. Namun juga membawa serta musik khas dan lirik tentang negerinya. Tidak hanya bermusik. Denver juga aktif dalam aksi kemanusiaan dan berkontribusi pada perlindungan satwa liar. Betapa lengkap peran Denver.
Denver lahir dan tumbuh di Roswell, New Mexico. Di sana, Denver remaja mendapat kado gitar pertama dari neneknya. Kehidupan Denver di kampung halamannya belum banyak terkait dengan dunia musik. Ia justru belajar di sebuah kampus teknologi, Texas Technological College yang saat ini menjadi Texas Tech University.
Awal 1960-an adalah momentum krusial dalam hidupnya. Pada 1964, dia memutuskan untuk meninggalkan kuliah. Lalu mengembara ke concrete jungle alias hutan beton – kota New York. Nah, dari sini nih Nabs, Denver memulai karir di dunia musik.
Denver mengikuti audisi kelompok musik trio — Chad Mitchel Trio. Ia bertahan dengan kelompok ini hingga 1968. Kemudian memutuskan untuk berkarier secara solo.
Tahun 1970-an menjadi tahun ketika musik-musik John Denver menggema di telinga dunia Internasional. Terutama di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Lirik lagu John Denver laiknya puisi dalam kata dan makna yang dibalut rima.
Lagu pertama yang menjadi tonggak popularitas Denver dalam karier solonya adalah ‘Leaving on a Jet Plane’. Sebuah lagu dengan kisah sederhana. Bercerita tentang seorang kekasih yang berpamitan untuk pergi. Walau untuk membangunkan kekasihnya sebelum mengucapkan selamat tinggal saja ia benci.
Laiknya pesawat jet di tajuk lagu tentang long distance relationship tadi. Nama John Denver juga melesat cepat. Tentunya tanpa mengurangi makna dan syahdu musiknya. Alunan gitar khas musik country-folk mampu membawa kita untuk bertualang.
Hmm, seperti salah satu lagu di album Poems, Prayer, and Promises tahun 1971. Tidak lain adalah Take Me Home, Country Road. Sebuah lagu yang menawarkan imaji petualangan ke pegunungan di West Virginia. Menyusuri sungai berair jernih, diiringi awan yang biru.
Detail tentang rasa dan pengalaman jelajah yang ia tuangkan. Dipadu dengan petikan gitar Denver mengantar kita untuk mengeksplorasi tempat yang terasa asing namun rasa yang dekat.
Menurut saya sih Nabs, ada satu hal yang menjadikan musik Denver adalah berlian. Ia selalu mengguratkan makna kehidupan. Baik dari lagu perjalanan, lagu tentang carut marut dunia, lagu jatuh cinta, bahkan lagu patah hari sekalipun.
Salah satu lagunya yang paling menyayat hati adalah Some Days Are Diamonds. Dia menggambarkan kehampaan hari tanpa sang pujaan hati. Tanpa sedikitpun kesan menye-menye. Dia mengatakan bahwa tanpa sang pujaan, keadaannya baik-baik saja.
Tapi, dia juga memberikan detail tentang momen ia bercermin. Dan menemukan orang asing di pantulannya. Ia juga menggambarkan ketakukan untuk menjadi orang yang tidak ia sukai. Lagu ini adalah kisah tentang betapa ia kehilangan optimisme.
Namun, dengan sederhana ia mengembalikan harapan dengan berpesan “Some days are diamonds, some days are stone”. Ia masih percaya bahwa memang, beberapa waktu akan menjadi sulit. Tapi, hari-hari yang lain akan begitu berharga. Laiknya berlian.
Denver bukan hanya sosok selebritas yang dielu-elukan karena karyanya saja, Nabs. Denver adalah individu yang memiliki idealisme besar. Idealisme itu tidak hanya dituangkan dalam musik. Namun juga dalam aksi kemanusiaan.
Denver berkontribusi pada beberapa organisasi lingkungan, kemanusiaan, dan perlindungan hewan liar. Ia bahkan mendapatkan kepercayaan langsung oleh Presiden Jimmy Carter untuk mengelola komisi World and Domestic Hunger. Ia juga menjadi ketua anggota National UNICEF Day in 1984.
Di tahun 1987, ia mendapatkan penghargaan dari Presiden Ronald Reagan dalam World Without Hunger Award. Ia juga menyusun film documenter tentang spesies hewan yang terancam punah. Tajuk film ini juga masih terkait dengan lagunya loh, Nabs. Yaitu Rocky Mountain Reunion.
Nah, berarti Denver tidak hanya aktivis kemanusiaan. Tapi juga aktivis kehewanan dong, Nabs. Heuheu. Kalau kata orang, jalani kehidupan yang penuh makna. Maka, salah satu orang yang menurut saya menjalani hidup dengan sedalam-dalamnya makna adalah John Denver. Ia tidak hanya menuangkan mimpinya menjadi kenyataan. Namun juga membangun mimpi-mimpi baru bagi orang lain. Tentunya melalui lirik, musik, dan kontribusinya dalam kegiatan sosial.
Hari ini adalah tanggal 31 Desember, momentum hari ulang tahun John Denver. Selamat ulang tahun! Mengutip salah satu lagunya “Today is the first day of the rest of my life, I wake as a child to see the world begin …and look forward to my growing old, to grow is to change, to change is to be new, to be new is to be young again”.
Hari ini adalah hari pertama dalam hidupku. Aku terbangun sebagai seorang anak untuk melihat dunia dimulai. Aku menanti hari ketika aku bertumbuh menjadi tua. Untuk bertumbuh adalah untuk berubah menjadi baru. Untuk menjadi baru adalah menjadi muda kembali. Hmm