Di episode Jurnaletika yang ke-dua ini, bersama Kurniawan Tri Asmara. Mahasiswa teknik yang bukan hanya sekadar ngutak-ngatik mesin. Siapa sesungguhnya dia, Nabs? Cekidot.
Saban fakultas di Universitas Bojonegoro memiliki karakteristik. Mulai dari bendera dan logo fakultas yang berbeda, dan orang-orang yang menjadi ciri khas saban fakultas. Hal tersebut yang membuat kampus kuning di kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi indah, berwarna-warni.
Salah satu di antaranya fakultas dengan logo dan bendera berwarna biru telur asin aka Fakultas Saintek. Selain terkenal dengan pesawat tanpa awak ‘Arya Jipang’ yang pernah mewakili Bojonegoro di Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI), Fakultas Saintek Unigoro juga membuka beberapa program studi (prodi). Antara lain ilmu lingkungan, teknik industri, teknik sipil, dan kimia.
Beberapa pekan yang lalu, saya berjurnalektika bersama Kurniawan Tri Asmara atau yang akrab dipanggil Asmara. Sebelum berjurnalektika, saya mengatur jadwal terlebih dahulu. Karena Asmara bukan hanya sekadar mahasiswa teknik yang ngutak-ngatik mesin, melainkan juga suka berorganisasi, diskusi, dan ngopi. Sesekali juga mengutak-ngatik hati do’i, wqwqwq.
Menemui Asmara, ada mudah dan susahnya. Mudah apabila secara sengaja maupun tidak, bertemu di warung kopi ataupun warung makan yang tersebar di kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi, dimana lagi kalau bukan di Bojonegoro.
Susahnya, emm, gak susah-susah amat sih, Nabs. Harus menyesuaikan jadwalnya, karena Asmara bukan mahasiswa kupu-kupu atau kuliah pulang, kuliah pulang. Melainkan kura-kura, kuliah rapat, kuliah rapat. Tetapi tidak monoton kuliah rapat, ada ngopi, mengerjakan tugas, kunjungan industri, dan lain sebagainya.
Jurnalektika bersama mahasiswa teknik industri Universitas Bojonegoro tersebut, berlangsung pada malam hari di sekitar Fakultas Saintek Unigoro. Di tengah padatnya jadwal Asmara, ia bersedia meluangkan waktu sejenak untuk berjurnalektika.
Suara jangkrik di areal persawahan, gedung kuning, dan cahaya lampu menjadi saksi bisu jurnalektika. Pria bertubuh gempal dengan kemeja hitam keluar dari ruang kerja, kemudian duduk di kursi putih, dan jurnalektika terjadi.
Mahasiswa yang terkadang mengucapkan harta, tahta, dan hima tersebut bercerita panjang ihwal kegiatan di kampus. Wabilkhusus tentang Himpunan Mahasiwa Teknik Industri Unigoro. Bicara soal himpunan mahasiswa (hima), ia memberikan penjelasan yang mantap.
Mulai dari sejarah himpunan mahasiswa, beberapa kegiatan yang telah dilakukan, dan program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. Dengan semangat dan optimisme, Asmara memberikan penjelasan dan patut diacungi jempol. Ia menjawab dengan santai beberapa pertanyaan yang saya berikan.
Saking asyiknya berjunalektika, tak terasa malam semakin larut. Jurnalektika pada malam itu, juga ditemani beberapa kawan dari teknik industri. Ke depannya, Asmara berharap semoga mampu mengharumkan nama Universitas Bojonegoro, baik di kancah lokal, nasional, maupun internasional. Dan khususnya, semoga prodi teknik industri semakin berjaya di darat, laut, dan udara.