Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan, sangat dibutuhkan di masa pandemi. Konsep berpikir Gus Dur amat cocok jadi pegangan generasi milenial.
Indonesia merupakan negara multikultur yang terdiri dari berbagi ras, suku, bangsa, budaya, dan agama. Nabs, kebhinekaan tersebut membuat negara Indonesia kaya dan terkenal di mata dunia, karena warga negara Indonesia dapat saling menghargai satu sama lain antar pemeluk agama.
Seperti semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka tunggal ika. Saat ini negara Indonesia dengan mayoritas penduduk generasi muda dimana seperti yang kita ketahui bahwa generasi muda merupakan generasi penerus bangsa sebagai ujung tombak perjuangan bangsa.
Generasi muda tentunya perlu pendidikan karakter yang tepat dan baik untuk diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena karakter generasi muda memcerminkan masa depan suatu bangsa.
Seperti yang kita ketahui, Nabs. Bahwasannya negara Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Melansir Kompas, lebih dari 270 juta umat muslim tinggal di Indonesia saat ini (Iwan, 2018). Hal tersebut tentunya memperoleh pengaruh para tokoh terdahulu dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Karena banyak tokoh – tokoh Islam yang berpengaruh di negeri ini dan saat ini sangat relevan untuk dijadikan suri tauladan bagi generasi muda dengan semangatnya akan perjuangannya dalam menyebarkan Islam serta membela agama Islam.
Karakter tersebut sangat baik diterapkan oleh pemuda saat ini tentunya dengan semangat jiwa nasionalisme dan patriotisme. (Andi, 2018).
Salah satu tokoh Islam yang paling terkenal serta dapat dijadikan suri tauladan bagi generasi millennial saat ini adalah K.H. Abdurrahaman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur yang merupakan mantan presiden RI periode tahun 1999-2001.
Gus Dur sangat dikenal sebagai bapak pluralisme yaitu orang yang sangat menghargai perbedaan serta menghormati keanekaragaman yang ada di negara Indonesia. Sebagi tokoh islam Gus Dur sangat menghargai pemeluk agama lain.
Salah satu hal yang pernah ia lakukan yaitu Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur nasional. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kecintaan Gus Dur terhadap bangsa Indonesia dengan menghargai berbagai agama yang ada di Indonesia.
Figur Gus Dur sangat baik jika diaaktualisasikan oleh genersai muda saat ini untuk meningkatkan persatuan Indonesia saat ini. (Putra, 2017)
Namun seiring dengan berkembangnya zaman generasi muda saat ini mulai kehilangan sosok figur yang menjadi panutan dan suri tauladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena saat ini generasi millenial di mudahkan dengan teknologi dan informasi yang dapat dijangkau dan dikonsumsi sehari–hari.
Hal tersebut membuat generasi muda saat ini mudah terbawa arus perkembangan zaman padahal hal tersebut jika diterapkan belum tentu relevan dengan karakter bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui saat ini negara Indonesia sedang menghadapi Pandemi Covid -19 dimana pandemi ini merambah semua sektor tidak hanya sisi kesehatan saja melainkan ekonomi, sosial, politik, dan lain sebagainya.
Negara Indonesia saat ini membutuhkan tangan-tangan pemuda yang peduli terhadap lingkungan dan peka terhadap keadaan indonesia saat ini.
Indonesia membutuhkan pemuda yang mau beraksi, berkolaborasi dan saling bahu membahu untuk membatu sesama untuk membangun bangsa.
Sejarah telah banyak memberikan pelajaran dan tauladan bagi kita semua terkhusus generasi muda, salah satunya Gus Dur.
Dimana saat ini pemuda sangat perlu meneladani sikap dan perilaku Gus Dur untuk dijadikan suri tauladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Konsep pluralisme yang di ajarkan oleh Gus Dur sangat baik untuk diterapakan oleh generasi muda saat pandemi ini. Karena dengan konsep tersebut generasi muda akan menghargai satu sama lain, saling menghormati, dan membantu satu sama lain sehingga akan menambah semangat nasionalisme plus patriotisme saat pandemi Covid 19 berlangsung.
Sehingga pandemi ini cepat teratasi dan cepat berlalu dengan semangat solidaritas dan soliter serta kontribusi generasi muda saat ini dengan menjadikan suri tauladan karakter tokoh Gus Dur.
Penulis yakin dan optimis jika karakter tokoh Gus Dur dapat diaktualisasikan dengan maksimal oleh generasi muda maka akan terwujudnya semangat persatuan pada generasi muda dan menumbukan rasa toleransi saat pandemi.
Sehingga terciptanya negara yang kuat dengan semangat jiwa nasionalisme dan patriotisme dalam mengahadapi Pandemi Covid -19.
Referensi
Andi. (2018). Gus Dur Suri Tauladan . Jakarta: Retrieved From https://www.merdeka.com/abdurrahman-wahid/profil/.Diakses tanggal 24 Agustus 2020
Iwan. (2018). Agama di Indonesia. Jakarta: Retrieved From https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/item69? Diakses tanggal 24 Agustus 2020
Putra, R. O. (2017). Mengikuti Suri Tauladan Gus Dur. Palembang : Retrieved https://sumsel.tribunnews.com/2014/01/24/ali-masykur-mengikuti- suri-tauladan-gus-dur. Di akses tanggal 24 Agustus 2020