Sebuah laporan tentang manakib yang sederhana tentang Mbah Gunawan Wiradi di Ngaji Esai 5.
Beberapa pekan lalu, Indonesia telah kehilangan Sang Begawan Reforma Agraria. Dalam Ngaji Esai 5 dihelat di Taman Lokomotif pada hari Rabu (2/12), kami sedikit bercerita tentangnya.
Dalam Ngaji Esai, kawan-kawan PMII Punokawan menghelat ngaji yang bukan hanya sekadar ngaji. Ngaji Esai edisi manakib, jadi urutan Ngaji Esai 5 yang pernah kami lakukan.
Acara yang dihelat saban Rabu malam itu, diisi oleh Bung Lukman (FNKSDA Bojonegoro) dan dimoderatori oleh Feri Setiawan (Biro Sosial dan Masyarakat).
Saking antusiasnya peserta Ngaji Esai 5, acara yang dimulai dari ba’da isya’ hingga menjelang dini hari tersebut berlangsung dengan santai, bahagia, dan hidup.
Kepulan asap rokok, lampu taman, dan kursi menjadi saksi bisu acara yang dihelat Biro Jurnalistik saban Rabu malam. Tak lupa, sebelum diskusi dimulai, kami membaca Ummul Qur’an.
Lukman menyampaikan mengenai gambaran biografi Gunawan Wiradi (GWR), beberapa pemikiran Sang Begawan Reforma Agraria, peran pentingnya dalam dunia pergerakan, dan sejumlah karyanya.
Gunawan Wiradi sosok yang sangat penting di dunia reforma agraria. Pengaruhnya sangat besar bagi aktivisme agraria di Indonesia. Meski, ia tak begitu dikenal banyak orang.
Dalam Ngaji Esai 5, kami membahasnya dengan penuh semangat. Tentu sebagai wasilah agar kami bisa belajar banyak dari contoh-contoh positif yang telah diberikan Sang Begawan.
Sayang, dalam tulisan ini, saya gak bisa banyak merangkum kegiatannya. Bukan apa-apa. Ini agar kamu mau ikut Ngaji Esai. Sebab saya meyakini, sesuatu yang baik kalau bisa ikut dirasakan, sehingga tak hanya membaca cerita saja. Hehe