Deglobalisasi Ekonomi merupakan momok menakutkan. Karena itu harus dipahami dan dipelajari.
Deglobalisasi Ekonomi merupakan kondisi di mana ekonomi suatu negara, mulai tidak stabil atau menurun. Hal ini menjadi momok yang menakutkan apabila permasalahan-permasalahan yang berdurasi panjang terus muncul ke khalayak umum atau masyarakat, seperti halnya pandemi covid-19 lalu, serta yang terbaru viral minyak goreng yang harganya sangat mahal.
Pandemi Covid-19 memutus banyak sekali kegiatan masyarakat yang membuat keuangan menjadi porak poranda. Belum tuntas dengan pandemi Covid-19, harga minyak goreng di masyarakat bak emas yang mencekik warga.
Hal tersebut selaras dengan penuturan badan pusat statistik (BPS) pada Desember 2021 mencatat terjadi inflasi sebesar 0,57 persen, dan kelompok makanan/minuman lah yang menyumbang angka inflasi tertinggi. Inflasi ditandai dengan kenaikan beberapa harga pangan, dan saat ini termasuk minyak goreng. Bahkan BPS menyatakan kenaikan harga minyak goreng memiliki presentase sebesar 0,31 persen terhadap kenaikan inflasi sepanjang 2021.
Jika harga minyak goreng yang mahal dan tidak stabil terus berlanjut maka banyak sekali dampak yang dirasakan masyarakat, antara lain.
Pertama<span, matinya sumber perekonomian masyarakat. Banyak sekali masyarakat yang hasil keuangannya atau pekerjaannya berbahan pokok minyak goreng, artinya minyak goreng sangat dibutuhkan dalam pengerjaannya. Seperti penjual gorengan, penjual nasi goreng, pengusaha camilan krispi, dll.
Tentu pekerjaan-pekerjaan tersebut sangat membutuhkan minyak goreng. Apabila harga minyak goreng sangat mahal atau keberadaannya sulit untuk dijangkau ini berlanjut secara lama, maka tidak menutup kemungkinan banyak masyarakat yang gulung tikar atau tidak bisa bekerja seperti sedia kala.
Kedua<span, ketimpangan masyarakat. Apabila banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan nya. Maka mereka akan kesulitan untuk mencukupi kebutuhannya, sehingga banyak yang terpaksa melakukan tindak kejahatan. Seperti mencuri, menjambret, begal, menghipnotis dan tindak kejahatan yang lainnya.
Hal ini sangat merugikan masyarakat dan menjadi PR baru bagi pihak yang berwajib untuk mengusut tuntas tindak kejahatan dan memperbanyak kasus kejahatan di Indonesia.
Ketiga, ketidak harmonisan keluarga. Harga minyak goreng yang mahal tidak menutup kemungkinan dapat mengganggu keharmonisan keluarga. Bagi kalangan menengah ke bawah, harga minyak goreng yang mahal tidak sesuai dengan pemasukan yang ada, sedangkan kebutuhan memasak sangat memerlukan minyak goreng, sehingga mewajibkan untuk membeli minyak goreng. Hal tersebut dapat memicu pertengkaran antara ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai pengatur keuangan rumah tangga.
Beberapa hal di atas adalah problematika yang dirasakan dilingkup masyarakat yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Karena apabila permasalahan tersebut terus berlanjut maka akan terjadi inflasi, perlambatan pertumbuhan produktivitas, dan meningkatnya pengangguran yang akhirnya akan terjadi deglobalisasi ekonomi.
Deglobalisasi ekonomi apabila terjadi di Indonesia, dampaknya sangatlah mengerikan. Mulai dari harga pangan/minuman yang sangat mahal, sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Salah satu contohnya adalah harga minyak goreng yang sangat mahal baru-baru ini.
Jika hal ini dibiarkan, pasti juga dapat menjalar ke produk-produk pangan yang lain. Selain itu, situasi yang membingungkan ini menyebabkan timbulnya perilaku menimbun barang oleh produsen-produsen nakal yang tidak bertanggung jawab.
Menilik fakta yang terjadi dimasyarakat, saat minyak goreng langka lalu ketika pemerintah resmi mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan per 16 Maret 2022. Stok minyak goreng sangat melimpah dan berjejer di rak susun pusat pembelanjaan. Namun disertai dengan harga yang sangat mahal.
Ini menjadi tanda tanya, sebenarnya apa yang terjadi di Indonesia? Siapa yang bermain dengan menaruhkan nyawa orang lain demi keuntungannya? Mirisnya beberapa ibu-ibu ada yang meninggal saat mengantri minyak goreng subsidi dari pemerintah.
Oleh karena itu, pemerintah harus sigap menindak lanjuti penyebab terjadinya harga pangan/minuman yang mahal terutama minyak goreng. Agar dapat memberikan solusi yang tepat dan benar dengan harapan tidak menyengsarakan masyarakat di Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia kembali damai dengan pemerintahan yang sehat.
Penulis adalah Mahasiswi PAI UNUGIRI Bojonegoro.