Sains dan sastra beririsan di satu wilayah yang sangat penting : story telling. Dengan story tellinglah, kebudayaan dan peradaban ummat manusia bisa tumbuh dan berkembang.
Sains adalah sistem pengetahuan terbuka yang menggabungkan penghormatan tertinggi akal budi pada kenyataan, dengan pengakuan paling rendah hati dari akal budi atas keterbatasannya sendiri.
Sains bisa berkembang karena kenyataan semesta ternyata bisa dipahami secara bertahap oleh akal budi yang dibantu dengan perangkat penyelidikan ilmiah yang dikembangkan semakin hebat.
Sains yang berusaha mencari kebenaran tentang semesta kenyataan itu, tumbuh dari percakapan antara akal budi dan kenyataan semesta. Percakapan yang masih terus berlangsung ini adalah percakapan yang terbuka untuk semua manusia, tanpa memandang latar belakang dan identitas manusia tersebut.
Dari percakapan yang tak selalu berlangsung lancar itu, ummat manusia sudah berhasil mendapatkan banyak pengetahuan yang berguna untuk memperbaiki kehidupan dan martabat umat manusia.
Adalah sains dan teknologi yang membantu manusia memerangi kelaparan dan penyakit, memperpanjang harapan hidup dan mengikis kemiskinan di berbagai penjuru.
Meskipun manfaat sains dan teknologi demikian nyata, namun pengembangan sains dan teknologi di negeri kita masih kerap tersendat. Pemerintah tampak belum sungguh-sungguh mendorong pengembangan dan penguasaan sains yang sangat berpengaruh pada kedaulatan dan masa depan sebuah bangsa.
Masyarakat luas pun belum benar-benar memahami cara kerja dari sains dan belum tergerak untuk ikut menumbuhkan perangai ilmiah (scientific temper) yang sangat penting bagi peningkatan kekuatan masyarakat dan republik.
Masyarakat Indonesia sebenarnya punya kemampuan berpikir yang menakjubkan. Peninggalan sejarah yang memukau mulai dari monumen fisik seperti Candi Borobudur hingga monumen kognitif seperti Epik I La Galigo adalah bukti bahwa masyarakat Indonesia sesungguhnya memiliki kemampuan akal budi yang luar biasa.
Keadaanlah yang agaknya membuat kemampuan akal budi yang hebat itu tak berkembang menjadi budaya ilmiah.
Beberapa hal yang tersebut di atas hanya sebagian kecil dari masalah yang tengah kita hadapi, yang memanggil kita untuk berjejaring dan bergerak bersama.
Amukan wabah global Covid-19 ini adalah momentum untuk menata langkah bersama buat pemajuan sains di tanah air dan untuk memperbesar sumbangan kita dalam pengembangan pengetahuan ilmiah dunia yang merupakan khazanah paling berharga yang dibangun ummat manusia.
Karena itu, kami mengundang kawan-kawan untuk membincangkan situasi mutakhir sains dan budaya kontemporer kita, dan menjajaki pembentukan jaringan “masyarakat sains-sastra indonesia” yang menautkan lembaga-lembaga sains dan kebudayaan milik pemerintah dengan kelompok-kelompok warga yang peduli pada perkembangan sains dan teknologi.
Meskipun kita yang berkumpul dan akan bikin jejaring ini semuanya peduli sains dan pemikiran kritis, namun tak semua kita bekerja sebagai saintis. Tapi kita semua punya apresiasi pada sastra, dan bekerja dengan tulisan.
Dan karena sastra lebih dikenal masyarakat luas: untuk membangun watak ilmiah di kalangan yang luas, kita jelas perlu bantuan sastra. Lagi pula sains dan sastra itu beririsan di satu wilayah yang sangat penting : story telling. Dengan story tellinglah kebudayaan dan peradaban ummat manusia bisa tumbuh dan berkembang.